2.75

221 34 21
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Gu Wei tidak berani membiarkan Xiao Sa berkeliling di rumah sakit sendirian. Dia takut jika lelaki manis itu akan diculik. Dengan begitu, dia mengurungnya di dalam ruangan, tidak peduli dengan kebosanan yang melanda. Xiao Sa bertingkah sebagai pasien, tidur sepanjang waktu di ranjang, berselimut dan menghadap ke dinding. Siapa pun yang masuk tidak akan tahu bahwa itu adalah sosok yang sehat. Semua pasien yang datang berpikir bahwa sosok yang sedang terbaring adalah pasien lemah yang membutuhkan banyak istirahat. Namun, hanya satu orang yang dapat mengetahui dengan baik siapa sosok tersebut.

Tidak lama kemudian, senyum hangat menyapa pandangan Gu Wei, beserta beberapa tangkai bunga mawar putih yang cantik. Sudah menjadi kebiasaan bagi Chen Yu untuk mengganti bunga dalam vas di ruangan milik sang kekasih setiap tiga hari sekali. Hari ini merupakan jadwal dia datang untuk mengganti bunga, sekaligus menikmati makan siang buatan kekasih tercintanya.

Chen Yu terkejut hingga bola matanya melotot ketika melihat sang adik tertidur seperti mayat, tak bergerak, bahkan tak bersuara. Dia segera menghampiri dan melihat wajah yang tertidur itu cukup berbeda dari biasanya, terlihat ada banyak aura kelelahan. Dia yang ingin mengerjai pun mengurungkan niat, tidak ingin mengganggu tidur lelap Xiao Sa.

Kemudian, Chen Yu kembali berjalan menuju ke arah Gu Wei, melabuhkan kecupan hangat di telinga lelaki manis itu sebelum berbisik, "Apakah dia sakit?"

Gu Wei tidak dapat menjawab dengan baik sebab saat ini telinganya sedang dijilat dengan ganas. Dia takut ketika dia membuka bibir, suara-suara sensual akan keluar tanpa bisa ditahan. Dengan demikian, dia menyumpal bibir ranum dengan tangan sembari tiada henti menghindar.

Ketika tidak lagi dapat menahan diri dari perlakuan nakal sang kekasih, Gu Wei memukul lengan Chen Yu seiring menyalurkan kata, "Hentikan atau kamu akan menyesalinya?"

Ancaman yang pasti tidak jauh-jauh dari jatah bercinta. Pasti Gu Wei bermaksud untuk menolak setiap ajakan bercinta Chen Yu, atau yang paling buruk adalah lelaki manis itu akan membicarakan tentang perubahan posisi lagi. Akhir-akhir ini, dia sudah terbiasa menjadi pihak bawah. Ketika akan bercinta, dia secara otomatis berbaring dan melebarkan kakinya. Namun, dia akan kembali membicarakan posisi setiap kali Chen Yu berulah. Demi menghindari hal tersebut terjadi, lebih baik berhenti tepat waktu.

Chen Yu segera mengubah topik pembicaraan mengenai hal yang setiap hari dia tanyakan ketika datang ke ruangan Gu Wei, "Apa menu makan siang hari ini?"

Tidak langsung menjawab, Gu Wei meringis untuk sesaat. Kemudian, dia menggeleng dengan berat hati yang segera disambut oleh wajah Chen Yu yang teracuni kekecewaan. Namun, tidak berlangsung lama, wajah lelaki tampan itu berubah dalam sekejap, tersenyum untuk menghibur jiwa Gu Wei yang tampak disinggahi rasa bersalah mendalam. "Tidak perlu dipikirkan, kita bisa makan siang bersama di kantin."

Lagi-lagi, kekecewaan menembus dinding hati Chen Yu ketika mendapatkan gelengan untuk yang kedua kalinya. Gu Wei sudah lebih dulu membuat janji dengan Xiao Sa sehingga harus mendahulukan lelaki manis itu. Namun, Chen Yu sama sekali tidak mau mengalah. Pertengkaran kecil terjadi hingga berhasil mengusik tidur lelap Xiao Sa.

Mata Xiao Sa perlahan terbuka seiring indra pendengaran mulai menajam. Dia menyipitkan mata kala mendengar nada ketus Chen Yu yang memperdebatkan dengan siapa Gu Wei akan makan siang. Kakaknya berkata, "Aku bahkan belum makan sejak kemarin demi kamu dan sekarang kamu menolak makan denganku?"

Cepat-cepat, Gu Wei menjawab, "Tidak seperti itu. Aku sudah berjanji akan makan siang dengan Xiao Sa."

Suara Chen Yu kembali menyambar dengan sangat mengerikan. "Jadi, siapa yang kamu pilih? Aku atau Xiao Sa?!"

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang