21. Perceraian

35 25 4
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Ternyata Leo juga bolos sekolah, entah kenapa seorang Leo bisa bolos dan anehnya kenapa Leo tau keberadaan Fira.

Fira mengabaikan nya, Fira duduk sambil melihat ke arah danau. Leo juga ikutan duduk di sebelah Fira.

"Lo kemarin sama bang Aksel ya? lo beruntung banget dapetin abang gue, malahan gue bersyukur bang Aksel sama lo, dan akhir-akhir ini abang gue sedikit berubah." ucapnya.

Fira menatap sinis ke arah Leo, sebenernya Fira sedang tidak ingin bicara dengan Leo, tetapi saat Leo mengatakan abang nya berubah karena dirinya Fira langsung melotot.

"Berubah gimana?"

"Ya berubah, biasanya bang Aksel jarang ke kampus apalagi ngerjain skripsi, tapi semenjak sama lo dia rajin ke kampus." Leo menatap ke arah Fira dengan tatapan sedih.

"Kenapa lo sedih?" Fira bertanya.

Leo menghembuskan nafasnya prustasi, sebenarnya Leo sedih semenjak ia tahu bahwa orang tuanya akan berpisah setelah Aksel lulus kuliah.

Waktu malam, Leo mendengarkan percakapan kedua orangtuanya saat sedang di dapur, kebetulan Leo ingin minum saat ke dapur Leo melihat kedua orangtuanya berdebat.

"Sebenernya... bokap nyokap gue bakalan pisah." seketika Fira melotot tidak percaya.

"Seriusan? gimana tanggapan abang lo? dia nangis atau apa gitu." ucap Fira.

"Ya kali bang Aksel nangis, malahan dia happy banget waktu tau kalo bunda sama papah mau pisah."

"Kok malah gitu sih." heran Fira.

"Lo gak tau ya? papah gue dari dulu selingkuh, bahkan bunda gue udah tau tapi bunda memilih untuk diam menyibukkan diri." Leo sedikit kesal, jadi ia melemparkan krikil ke danau.

Jadi teringat dengan nasib dirinya, Fira juga kehilangan papah karena lebih memilih perempuan yang lain, Fira dan Aksel senasib mempunyai ayah yang gila dengan perempuan.

Fira jadi takut ia kehilangan orang yang ia cintai, takut berpaling ke orang yang baru.

"Gak mungkin!" batinnya.

Leo melihat Fira yang tiba-tiba terlihat murung, lantas Leo melambaikan tangan nya ke hadapan Fira supaya ia tersadar dengan lamunan nya.

"Lo gak papa kan?" Fira menggelengkan kepalanya, lalu Fira beranjak dari duduknya.

"Mau kemana? gue anterin." ucap Leo.

"Gak usah, gue bisa sendiri." sanggah nya.

"Tapi---"

"Gue udah punya pacar!" seketika Leo terdiam, begitu menyakitkan baginya sehingga Leo terdiam.

Fira males jika sudah dekat atau mengobrol dengan Leo, ujung-ujung nya Leo merasa bahwa dirinya dekat dengan Fira.

Leo melihat punggung Fira yang semakin sini semakin tidak terlihat di hadapannya, memang sudah tidak ada waktu untuk memilikinya lagi.

Enemy Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang