"Adek tadi gimana sekolahnya, sayang?"
"Bosen, Mae. Gurunya pada ngga masuk kelas."
"Bohong tuh, Mae! Dia aja yang bolos."
"Maee!! Kak Dery mulai nih!"
Ten menggelengkan kepalanya saat melihat kedua anaknya mulai gaduh dan beradu debat. Ten mengalihkan fokusnya kembali untuk menyetir. Sesuai janjinya, ia akan mengajak Haechan dan Hendery memakan ramyeon, tetapi mungkin lebih dari itu karena Ten juga mengajak anak sulung, calon menantunya serta Johnny, suaminya.
"Mae, biar Dery aja yang nyetir. Kalau Dad tau ntar Dery kena marah."
Ten terkekeh mendengar penuturan putra tengahnya itu. Ia mengangguk mengerti lalu melihat kaca spion untuk menepi. Setelah menepi, Ten bergeser ke kursi penumpang depan dan Hendery mengambil alih posisi kemudi sedangkan si bungsu tetap di kursi belakang . Ten dan Hendery memasang seatbelt lalu kembali melanjutkan perjalanan.
Ini sebuah kebiasaan jika Johnny tidak bersama mereka. Johnny meminta ketiga putranya untuk mengambil alih dalam kemudi saat bersama Ten. Mengapa demikian? Johnny masih khawatir akan kejadian beberapa tahun silam. Dimana saat Ten sedang mengandung Hendery. Ten mengemudikan mobil untuk menjemput putra sulungnya sekaligus menghantarkan makan siang untuk Johnny.
Namun sayangnya dalam perjalanan menuju kantor Johnny, Ten tertabrak oleh truck yang melaju dari arah kanan: menerjang lampu lalu lintas. Hal itu membuat Ten terluka parah daripada San. Johnny tidak ingin kejadian itu terulang kembali. Johnny awalnya sudah berniat mempekerjakan sopir, namun kedua putranya menolak. Dan pada keputusan akhir, Johnny menyewa pelatih mengemudi professional untuk San dan Hendery. Haechan juga kini sedang dalam tahap belajar mengemudi.
***
"Kak Uyong!!!""Halo adek sayangg! Gimana tadi sekolahnya hm?"
"Banyak jamkos! Tapi seru bisa main!"
Wooyoung tersenyum lalu mengusak gemas rambut calon adik iparnya itu. Haechan memeluk tunangan kakak sulungnya itu dengan erat lalu menarik tangan lelaki manis itu untuk duduk di sampingnya. Johnny, Ten dan kedua putra lainnya mengambil posisi duduk. Johnny memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran grill yang pastinya Haechan tetap bisa memakan ramyeon untuk makanan penutupnya.
Haechan tidak berhentinya mengoceh dan menceritakan kejadian yang sudah terjadi. Terlebih lagi kejadian dimana Hendery menangis karena tidak mau lepas dari San. Wooyoung dengan senang hati menanggapi ocehan calon adik iparnya itu dengan senang hati. Wooyoung sangat senang jika bertemu dengan Haechan, ia meraa energinya kembali terisi hanya melihat wajah manis serta sikap periangnya itu.
Johnny Ten memesan menu untuk 6 orang dan tentu saja semua itu Johnny's all payment. Sembari menunggu menu yang di pesan datang, Johnny membuka pembicaraan meja bundar siang menjelang sore hari itu. Mengerti gelagat serius sang Ayah, San berdeham membuat semua bungkam termasuk adik bungsunya, Haechan.
"Jadi, selain makan bersama siang ini Dad cuma mau tau aja. Gimana rencana Kak San sama Wooyoung untuk pernikahannya. Apa ada yang kurang atau udah beres semua?"
"Woo sama aku udah selesai buat wedding tuxedonya. Tinggal tahap finishing aja, sayang." Timpal Ten.
"Terus masalah WO udah, Kak? Kakak jadi ambil yang apa kemarin?" Tanya Johnny.
"Kakak kemarin ambil yang paket lengkap jadi udah beres semua. Mobil udah ada, rumah San juga sudah di hias kemarin dikit dikit." Timpal San.
Obrolan perencanaan pernikahan San dan Wooyoung terus berlanjut hingga menu yang dipesan datang. Sepanjang pembicaraan, Hendery dan Haechan hanya diam cenderung bermain sendiri. Mereka bermain berhitung jari tetapi tetap memasang telinga untuk mendengar Johnny dan yang lainnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/338179650-288-k152712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungsu Sulung (Johnten)
FantasiaKisah kehidupan Haechan Seo, sebagai putra bungsu dari pasangan Johnny Seo dan Ten Seo. Daily life seorang Haechan Seo membuat orang tua serta kakak keduanya darah tinggi akan kelakukannya. Tapi, bukan berarti Haechan tidak mempunyai seseorang yang...