Kisah kehidupan Haechan Seo, sebagai putra bungsu dari pasangan Johnny Seo dan Ten Seo. Daily life seorang Haechan Seo membuat orang tua serta kakak keduanya darah tinggi akan kelakukannya. Tapi, bukan berarti Haechan tidak mempunyai seseorang yang...
Ini adalah hari terakhir Haechan dan Hendery merasakan nyamannya tidur siang. Ya, karena besok adalah hari dimana seluruh siswa dan siswi masuk sekolah seperti sedia kala, di penuhi dengan tugas, tugas kelompok, test tengah semester hingga akhir semester. Namun bagi Haechan itu dirinya masih murid baru tidak mungkin memikirkan beban seberat itu, berbeda dengan Hendery yang sebentar lagi akan lulus dari bangku menengah atasnya. Tugas harian, evaluasi harian, bimbingan belajar, memikirkannya saja sudah membuat kepala pusing, bagaimana jika sudah dilakukan? Ah tentu saja pingsan.
Biasanya, hari terakhir liburan bagi anak anak lain akan menjadi membosankan dan dipenuhi gerutuan karena sudah memasuki hari terakhir mereka untuk bersantai dan bangun siang tanpa ada gangguan alarm. Tetapi tidak bagi Haechan dan Hendery, mengapa demikian?
Kedua bocah SMA itu senang karena di hari terakhir libur mereka kakak sulungnya, San mengajak mereka mengunjungi stationary untuk membeli keperluan sekolah sepuasnya, ya benar sepuasnya. Haechan dan Hendery di beri kesempatan emas oleh San untuk membeli apapun yang mereka inginkan untuk keperluan sekolah.
Tentu saja kesempatan tersebut tidak boleh di lewatkan sama sekali! Karena hal ini hanya terjadi setiap 2 kali dalam setahun. Karena terlalu senang dengan tawaran tersebut, Haechan yang biasanya tidak pernah bangun pagi, kini sudah bangun lebih awal dari jam bangun tidurnya.
Pria manis itu kini tengah sibuk memilih outfit yang akan ia kenakan untuk pergi membeli stationary yang selalu di idam-idamkan. Matanya fokus memilih deretan kaos oversize miliknya, namun pikirannya sudah melayang membayangkan bagaimana bahagianya dirinya mengambil apapun yang dia mau tanpa memikirkan harga.
Meskipun Haechan terlahir di keluarga berada, Ten dan Johnny tidak pernah membiasakan ketiga putranya hidup dalam kesenangan akan uang. Ten selalu mengatur keuangan untuk ketiga putranya sedari kecil. Lelaki manis itu selalu melarang ketiga putranya untuk membeli barang yang sekiranya tidak terlalu berguna. Ten selalu menerapkan sistem 2 permintaan untuk acara besar, seperti chrismast dan juga tahun baru.
Haechan menarik perlahan kaos oversize hitam miliknya tersebut dan juga celana jeans longgar berwarna hitam. Remaja manis itu dengan cepat mengenakan setelan tersebut. Ia menatap dirinya yang sudah berpakaian lengkap di depan cermin besarnya. Beruang manis itu tampak berpikir saat melihat penampilannya, ia memutar tubuhnya berulang kali hingga dirinya beranjak dari tempatnya untuk membuka lemari khusus mantel dan juga jaket tebalnya.
Matanya mulai melihat deretan gantungan serta tumpukan mantelnya yang tersusun rapi didalam lemari tersebut. Tangannya terulur untuk mengecek satu satu model jaket miliknya yang menggantung sesuai dengan warnanya. Hingga tangannya berhenti pada jaket tebal berwarna hitam yang memiliki pasangan bucket hitam untuk dikenakan.
Haechan melepaskan hanger emas yang masih menyatu dengan jaket tebal tersebut lalu meletakannya kembali pada gantungan. Remaja manis itu langsung memakai jaket hitam tebalnya sembari berjalan menuju cermin untuk melihat bagaimana penampilannya kali ini, tak lupa ia mengenakan bucket hat miliknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.