Will Ceres 🍧

105 11 9
                                    

"Panggil aku kakak!"

"Hal bodoh apa itu."

"Jika kamu memanggilku kakak kamu akan kuberikan keberuntungan."

"Tak akan!!"

"Hoo, jadi lebih memilih terus punya nasib buruk."

"Dasar bajingan yang hanya tau membuli orang yang jauh lebih lemah darimu."

"Darimana kamu belajar kata-kata kasar seperti itu?"

"Dari seorang bayi yang terus merengek minta es krim!"

"Lihat, kamulah yang memulainya lebih dulu!"

"Itu pertukaran setara!!"

"Omong kosong apa itu. Aku terus membantumu dan kamu hanya memberikan es krim palsu?"

"Uuh, belum sekarang, tapi sebentar lagi aku akan membantumu menyerap artefak itu!"

"Dan sekarang yang kuminta bahkan sangat sederhana, panggil aku kakak."

"Kamu kembali lagi pada topik itu?!"

"Ha! Lihatlah usahamu menghindari hal itu. Ini bahkan tak bisa disebut pertukaran setara mengingat bayarannya merupakan keberuntungan dimana nasibmu selalu buruk!"

Gerhman tak bisa lagi berkata-kata.

Leonard dan Audrey yang menyaksikan kejadian itu ikut diam tak tau harus berkomentar apa.

Mereka datang jauh lebih dulu dibandingkan yang lain karena tak bisa menahan diri.

Leonard yang sudah lama tak bertemu dengan sahabatnya dan Audrey yang berpikir ini adalah kesempatan bagus untuk semakin mengenal Mr. World!

Didekat mereka Azik Eggers dengan santai meminum secangkir teh dan beberapa camilan sambil membaca koran.

Setelah memberikan salam singkat, Audrey dan Leonard tak bisa menahan diri untuk bertanya siapa anak itu.

"Kalian bisa bertanya langsung padanya." Azik menjawab dengan ramah.

"Huh, seolah-olah aku akan menjawabnya."

Anak berambut putih itu tertawa mengejek dan penuh kemenangan sambil mengacak-acak rambut Gerhman yang duduk didepannya dengan wajah berkerut.

"Lepaskan aku," keluh Gerhman lelah dengan pertikaian. Mau lewat manapun ia selalu dikalahkan Will.

Usia Will kini 10 tahun, 3 tahun lebih tua darinya. Adu fisik jelas Gerhman kalah telak, adu mulut Will selalu mengingatkan betapa berjasanya ia dulu, terakhir Will merupakan beyonder berurutan tinggi sedangkan Gerhman manusia biasa!

Apalagi Will berasal dari jalur takdir, little Gerhman curiga Will memanipulasi nasibnya sejak tadi!

"Ternyata ini sedikit menyenangkan." Will terus mengacak-acak rambut Gerhman.

"Uuh, kamu membuatnya kusut!" Gerhman mengangkat tangannya ke atas rambut berharap bisa melindungi sedikit kerapian rambutnya.

Tentu saja itu hal yang sia-sia.

"Kamu?!" Will sengaja meninggikan suaranya. "Kubilang kakak!"

Menggertakkan giginya, Gerhman berbalik dengan senyuman yang dipaksakan tulus ia berkata, "kakak tolong lepaskan aku."

Will melebarkan matanya. Ia menatap Gerhman dengan tak percaya.

Ia tertawa mengejek. "Ternyata kamu bisa bersikap imut."

Senyuman langsung hilang digantikan pipi yang menggelembung. "Aku sama sekali tidak imut."

Azik, Leonard, dan Audrey sama sekali tak mengedipkan mata mereka agar tak melewatkan momen yang luar biasa itu.

Mr. WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang