Utopia

87 8 8
                                    

Disebuah ruangan sedang terdapat meja bundar dan lima kursi. Dua kursi sudah diduduki.

"Hallo little German," Merlyn tertawa tak jelas apakah mengejek atau tidak. Hanya saja menurutnya ini lucu.

Disisi lain Dwayne Dantes memberi salam dengan sopan dan senyuman ramah.

Dengan wajah kesal Mingrui asal duduk tanpa membalas sapaan Merlyn namun sedikit mengangguk pada Dwayne.

"Hanya tersisa satu orang," ucap Sherlock sambil menghela nafas.

"Sambil menunggunya kita bisa berbagi cerita kan?" Merlyn mengajukan saran yang langsung disetujui Dwayne dan Sherlock.

Lagipula tak ada yang akan mereka lakukan.

"Kalau begitu mulai dari yang paling tua," Merlyn menoleh pada Dwayne.

Secara identitas Dwayne adalah yang tertua.

Dwayne tertawa, "oke."

Setelah menata alur ceritanya, ia mulai berbicara.

"Aku bangun di hotel Kota Bayam. Kurasa bersangkutan dengan kematian kita disana."

"Sebagai Dwayne?" Mingrui otomatis bertanya.

Dwayne mengangguk, "tentu saja. Aku sudah dalam penampilan Dwayne Dantes"

Sherlock dan Mingrui menatap Dwayne disertai sedikit permusuhan.

Mereka berdua benar-benar tak menyukai taipan itu karena gaya hidupnya yang boros.

"Tanpa mencuri pikiran kalian kurasa aku tau apa yang kalian pikirkan." Taipan itu asal berkomentar saat melihat ekspresi dua identitas lainnya.

"Mencuri?"

"Yah, aku tak bisa mengakses kabut abu-abu, jalurku juga bukan Fool melainkan Error."

Mingrui mengerutkan kening. "Bagaimana itu mungkin?"

"Mungkin karena aku yang ada di jalur Fool." Merlyn yang menjawab.

"Jadi keistimewaan kalian berbeda-beda?" Mingrui bertanya saat melihat Sherlock.

Detektif swasta mengangguk membenarkan.

"Aku sendiri bukanlah beyonder tapi aku bisa dengan bebas menembus dunia roh, menggunakan barang-barang di kabut kelabu, dan bisa memakai Blashpemy Card."

Mingrui melihat mereka bertiga bergantian. "Bukankah ini curang? Kenapa hanya aku yang menjadi anak kecil dan tak punya kekuatan apapun!"

"Kamu salah," suara lain yang menginterupsi.

Dia adalah anggota terakhir, Klein Moretti.

"Aku punya otoritas Door," ucapnya saat ia duduk di kursi terakhir. "Merlyn punya otoritas Fool, Dwayne punya otoritas Error. Kami semua sequnce 1."

"Tapi kami punya satu persamaan." Sherlock meneruskan ucapan Klein.

Namun tak jelas apa yang ia maksud.

Beberapa detik kemudian Mingrui menyadari sesuatu.

"Kabut abu-abu, Kastil Sefirah," gumamnya dan langsung diangguki semua orang.

"Dan anehnya aku tak bisa menghubungimu. Karena itulah Dwayne yang seharusnya dekat denganmu tak menjemputmu."

Merlyn angkat suara sedangkan yang lain diam.

"Dengan kemampuan Miracle Invonker aku ingin kita bisa berkomunikasi dan itu berhasil bahkan pada Klein yang ada di Forsaken Land."

Mingrui mengangguk. Berharap Merlyn melanjutkan lebih banyak.

Mr. WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang