Koin

114 12 11
                                    

Hari senin, hari yang sangat ditunggu anggota klub tarot.

Tepat pukul tiga sore delapan anggota klub tarot berkumpul disana dengan Mingrui sebagai pusatnya.

"Selamat siang Mr. World~" Miss Justice memimpin seperti biasa.

Sungguh hari-hari yang sangat biasa dirindukan!

Anggota yang lain mengikuti Miss Justice dengan memberikan salam pada The World.

The World mengangguk sebagai balasan.

"Aku mendengar beberapa hal tentang Minor Arcana," The World sengaja menggantung kalimatnya untuk meminta kejelasan anggotanya, bukan berarti dia menyalahkan mereka yang membuat cabang tanpa persetujuannya.

Awalnya memang canggung hingga tak lama kemudian percakapan berjalan lancar.

Di pertukaran bebas The Stars bertanya ada The World, "jadi kapan kau akan kembali? Kamu tau, Mr. Azik (dan kami) sedang menunggumu."

The World tersenyum kaku mengingat Mr. Azik. "Aku akan kembali tapi tidak dalam waktu dekat."

"Mengapa?" Tanya Leonard otomatis.

"Ingat seseorang yang menjemputku?"

Bukan hanya penyair, yang lain pun mengingat 'blessed' lain selain The World. Kedelapan orang itu mengangguk bersamaan.

"Dia sedang menjalankan mis baru. Jadi aku disini mengawasinya. Namun aku akan menemui Mr. Azik sesekali."

Nighthawk mengangguk lemah. Apakah sahabatnya ini tak mau mengnjuginya?

"Jika boleh tau misi apa itu Mr. World?" Miss Justice bertanya dengan nada lembut dan keingintahuan polos yang menghipnotis seseorang untuk menjawab. 

The World tentu saja tidak terpengaruh namun ia tetap memberitahu mereka.

"Mencari tau sumber kehancuran dunia lain."

Suasana tiba-tiba menjadi berat. Apakah seharusnya World tidak mengatakan apapun?

"Ini..." Judgement hendak berkomentar namun segera menutup mulutnya.

The Star, The Hermit, dan Justice terkejut sama sekali tak menyangka.

The Magician tiba-tiba memikirkan seperti apa dunia lain itu.

The Hanged Man dan The Sun nampak senang untuk alasan tertentu.

Saat itu tiba-tiba Dwayne Dantes muncul disamping kursi The World, tentu saja tertutup kabut abu-abu tebal sehingga sulit dilihat.. Namun sepertinya tak ada yang menyadarinya hingga Dwayne membuka suaranya.

"Apaka kalian tertarik?" 

Mingrui kecil yang sudah terkejut makin dibuat terkejut. "Tunggu dulu, kita tak pernah membicarakan ini."

"Aku tau, tapi sangat membosankan melihat kalian asyik didepanku tanpa diriku." 

Itu adalah naluri Marauder yang ingin memicu adrenalin.

"Aku setuju," Klein ikut bersuara. Ia duduk dihadapan Dwayne dengan tertutup tirai tipis dan kabut tebal.

Dwayne tertawa, "Dua banding satu."

Mingrui mendengus kesal.

"Apa kalian tertarik?" Dwayne bertanya sekali lagi.

Kali ini Alger yang menjawab. Bagaimanapun, dia adalah yang paling sering memberi saran.

"Tolong beritahu kami."

Yang lain mengangguk degan gugup.

"Pfft-" bukannya menjawab Dwayne malah tertawa geli, begitupun Klein. "Kalian sungguh."

Mr. WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang