Gereja The Fool

82 12 6
                                    

Ini adalah pagi hari yang cerah.

Little World sudah punya rencana untuk hari ini.

Kemarin Kakak Will bilang bahwa ia akan datang setiap hari untuk memberikan keberuntungan pada Mingrui yang selalu dilanda kesialan.

Hanya dengan membayangkan bertemu setiap hari saja sudah membuat Mingrui lelah.

Karena itu putra angkat Azik telah memutuskan "hari ini aku mau ke gereja."

Hening sejenak, namun untunglah Azik segera merespon.

"Oke, aku akan mengantarmu nanti."

Sejujurnya Mingrui masih belum terbiasa menjadi anak kecil, tapi sebagai (mantan) beyonder jalur Seer ia sepenuhnya sadar butuh bantuan orang dewasa agar bisa dihargai terutama karena kondisi tubuhnya saat ini.

Lagipula yang terpenting adalah keselamatannya!

Dengan penampilan sederhana namun berkelas dan sebagai anak kecil dengan tubuh lemah sepertinya bisa saja ia diculik untuk dimintai uang tebusan atau lebih buruk lagi dijual!

Tentu saja Mingrui tak meragukan sumber daya maupun kekuatan Mr. Azik.

Sekali lagi, keselamatannya adalah yang terpenting!

Eggers kecil terlalu terpaku pada pikirannya sehingga tak menyadari perubahan suasana ayahnya.

Kemarin secara tak sengaja Azik menerima selebaran promosi dari restauran. Azik sama sekali tak kekurangan dana untuk mencoba promosi, ia bahkan bisa membeli restauran itu.

Paket Orang Tua dan Anak!

Bukan hanya menu makan yang dicocokkan dalam paket itu. Bahkan pihak restauran juga akan memberikan barang couple!

Terlalu sayang untuk dilewatkan!

Untunglah event itu berakhir lima hari lagi. Setidaknya Azik masih punya waktu.

Setelah mengatur kesedihannya, Azik melambaikan tangan pada salah satu tengkoraknya. Hal ini membuat putranya kembali sadar dari lamunan.

Awalnya memang aneh namun dengan cepat Mingrui terbiasa melihat interaksi Azik dan tengkorak tanpa perlu sepatah kata pun.

'Punya pembantu seperti mereka memang menyenangkan,' diam-diam Mingrui teringat seseorang dari jalur Hunter tertentu.

Perhatiannya langsung kembali saat Azik menyodorkan peluit tembaga dan harmonika yang sangat si kecil kenal.

Secara tak sadar Mingrui langsung mendongak dan bertemu tatap pada walinya.

"Kemarin aku memesannya agar kau bisa memanggil bantuan disaat diperlukan."

Mungkinkah saat kemarin Azik pergi dengan alasan mengantar Will? Bukan hanya dibuat dengan cepat tapi juga disesuaikan agar pas ditangan kecilnya. 

Bibir kecil Mingrui mengulum senyum kecil namun dipenuhi kebahagiaan murni yang bisa membuat siapapun yang melihat akan ikut merasakan bahagianya.

Azik membatu oleh panah imaginasi atas senyuman putranya.

Mati sekarangpun Azik rela, tapi bohong.

Ia masih harus hidup bersama Mingrui dengan damai.






---



Mr. WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang