Dua

190 21 3
                                    

Tw/mention bullying! Bisa skip kalau merasa tidak nyaman.






"Appa..... jebal eummm..." Kyungsoo memelas pada sang ayah yang sekarang sedang sibuk membaca laporan perusahaannya. "Nilaimu?" Jawaban singkat ayahnya itu mampu membungkam Kyungsoo seketika, padahal ia tengah memikirkan cara ampuh untuk kembali memelas.

Kyungsoo diam memikirkan.

"Janji janji janjiiiii, Kyungsoo akan lebih giat belajar. Tapi Kyungsoo mohon.. turuti Kyungsoo kali ini saja," ucapnya setelah berdiam diri cukup lama. "Kali ini saja?" Ucap tuan Doh sambil membenarkan posisi kacamatanya. "Bukannya sering ya?" Lanjutnya lagi dengan kalimat yang menohok relung hati Kyungsoo.

"Aku kan anak appa." Kyungsoo merengut kesal, lalu ia menghentakkan kakinya keluar ruangan sang ayah. Ditengah perjalanan menuju kamarnya sendiri tak sengaja ia bertemu sang ibu yang terlihat sangat sibuk dengan beberapa kertas di tangannya. "Semuanya sibuk," lirihnya pelan sedikit sedih.

Kyungsoo berbaring diatas ranjang menatap langit-langit kamarnya. Kembali mengingat perkataan Sehun tempo hari. 'Apa bener kali ini usaha gue akan gagal? Padahal selama ini kan gak ada siapapun yang mampu menolak pesona gue..huh' monolognya kesal.

Ia mengambil ponsel pintar yang berada diatas nakas miliknya, lalu mulai menjelajahi berbagai fitur aplikasi yang ada disana.

Tak!

"Huh, males banget... kenapaa gak ada yang menarik sedikitpun sih!" Gerutunya kesal dengan kaki yang menendang-nendang udara.



Cklekk!

"Belum tidur?" Kyungsoo menghentikan aktivitasnya lantas menoleh ke suara yang berasal dari pintu kamarnya. "Belum," jawabnya cuek. Tanpa disuruh orang itu masuk kedalam kamar Kyungsoo dan mendudukkan diri disebelah anaknya. "Memang kenapa Kyungsoo ingin tinggal di apartement itu? Kalau appa pikir-pikir jaraknya lumayan jauh dari sekolah loh." Orang itu adalah ayah Kyungsoo yakni tuan Doh. Selepas Kyungsoo pergi dari ruang kerjanya, ia mulai menyesali dan berpikir mungkin kata-kata yang dia lontarkan cukup keras kepada anak semata wayangnya itu.

"Gaada alesan khusus," balas Kyungsoo masih tetap cuek membuat ayahnya hanya bisa menggelengkan kepala maklum. Kyungsoo pasti sedang merajuk sekarang. "Padahal baru saja Appa menyuruh tuan Kim untuk mengecek, ternyata disana masih ada yang menghuni, emmm.... bagaimana kalau tempat lain saja?" pinta tuan Doh berusaha membujuk anak manjanya itu.

"Gak mau." Kyungsoo masih bersikeras bahkan ia menjawab tanpa melihat sang ayah.

"Terus mau bagaimana?"

"Usir penghuni itu," jawabnya enteng membuat tuan Doh menepuk kening tak percaya. Kenapa bisa putranya ini begitu mirip dengan dirinya dahulu? "Appa akan usahakan." Mendengar itu Kyungsoo lantas saja berdiri untuk memastikan ucapan ayahnya, ia menatap pria paruh baya itu sangat dalam.

"Appa berjanji," ucapan final tuan Doh membuat Kyungsoo senang bukan main hingga tanpa disadari ia melompat-lompat layaknya seorang anak kecil yang mendapat permen. "Terimakasih banyak Appa." Kyungsoo sedikit berteriak riang.

Kyungsoo memang selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya, sedari kecil ia selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan tanpa terkecuali. Hal itu disebabkan karna tuan dan nyonya Doh sangat menyayangi Kyungsoo yang hadir dalam keluarga saat usia pernikahan keduanya memasuki 4 tahun. Mereka sangat bersusah payah untuk mendapatkan Kyungsoo, hingga dengan begitu nyonya dan tuan Doh memperlakukan Kyungsoo layaknya sebuah barang yang sangat berharga. Pernah suatu hari ketika Kyungsoo jatuh sakit, orangtuanya tak segan untuk membersihkan seluruh cafetaria sekolah agar steril. Alasan kenapa mereka bisa melakukan itu karena ayah Kyungsoo adalah donatur tetap sekolah tempat dimana anaknya belajar dan hal itu juga merupakan salah satu alasan akan sikap sombong Kyungsoo.



>>


Awalnya Kyungsoo sangat tidak mood untuk pergi sekolah, tapi kini moodnya berubah menjadi lebih baik karna baru saja ia menapakkan kaki, Tanpa sengaja netranya menangkap keberadaaan Chanyeol yang sekarang sedang memakirkan motor besar miliknya itu.

"CHANYEOOLLLLLL!" Panggil Kyungsoo membuat sang empu reflek menoleh. Namun bukannya menghapiri, Chanyeol justru mengabaikan Kyungsoo dan melangkahkan kakinya untuk segera pergi darisana.

"Brengsek!" Umpat Kyungsoo tak terima, sungguh dia merasa sangat terhina sekarang.

Kyungsoo segera mengejar Chanyeol, ia berjalan sangat cepat hingga membuat beberapa siswa mengalah guna menghindari tabrakan dengannya.

"Apa?" Chanyeol tiba-tiba membalikkan badan membuat Kyungsoo yang sedang berjalan cepat berhenti mendadak dan menabrak dada bidangnya. "Aw." Pekik Kyungsoo kaget.

Chanyeol mundur satu langkah, memberi jarak antara keduanya. Sedangkan Kyungsoo mendongak melihat pria itu, lalu ia tersenyum sangat manis.

"Gue suka sama lo." Ucap Kyungsoo secara gamblang. "Gue enggak." Chanyeol menjawab spontan tanpa ragu.

"Kalo gitu, gue bakal bikin lo suka sama gue." Chanyeol tak menghiraukan, ia berbalik arah meninggalkan Kyungsoo yang masih berusaha mencerna keadaan.

'Gue ditolak? Hah?? Shit' monolognya dalam hati.

Kyungsoo belum pernah diperlakukan seperti ini, dia tidak pernah mendapatkan penolakan dalam hal apapun. Tapi kini? Penolakan Chanyeol membuat harga diri Kyungsoo sangat terluka.
"Arrrgh shiballlll" Kyungsoo memutar arah, ia mengabil ponsel dari sakunya guna menghubungi Baekhyun. "Cepattt bawakan 'mainan' gue!" Setelah mengucapkan itu Kyungsoo segera menutup telpon sepihak tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya.

Kini Kyungsoo berada di rooftop tempat dia melampiaskan amarahnya. Baekhyun dan Sehun juga ikut hadir. Kyungsoo melihat satu persatu anak-anak yang dapat bersekolah disini karna beasiswa. Kyungsoo kemudianmeneliti satu persatu anak yang menurutnya sangat pantas untuk dijadikan mainan. "Kenapa sekolah kita banyak sekali sampah seperti mereka sih!" Kyungsoo berucap sombong dengan merendahkan mereka semua.

"Cepet pilih, jangan lama lama. Gue gerah!" Baekhyun menimpali karna ia merasa tak tahan dengan sampah-sampah yang Kyungsoo maksud.

"Lo." Kyungsoo menunjuk seorang pria mungil yang memiliki tinggi hampir sama dengan dirinya. Terkesan jahat tapi semua kecuali pria mungil itu merasa sangat lega. "Yang tidak dipilih silakan bubar," perintah Sehun yang langsung dituruti oleh mereka semua.

Kyungsoo mendekat kearah pria berkacamata bulat itu. "Nama?" Tanyanya tanpa basa basi, padahal ia bisa saja langsung mengetahuinya jika membaca name tag pria tersebut. "Lee Jihoon." Jawab pria itu sembari menunduk takut.

"Oke mulai hari ini lo adalah mainan gue."

Plak!

Tiba-tiba saja Kyungsoo menamparnya membuat Jihoon terhuyung limbung. Ia terjatuh, namun itu tak membuat Kyungsoo berhenti karna disini ia justru kembali menyakitinya lagi dengan cara menginjak telapak tangan Jihoon yang sedang ia gunakan sebagai tumpuannya.

"Salam kenal, Jihoon-ah." Kyungsoo mendekat ketelinga Jihoon membisikkan sesuatu yang membuatnya sangat ketakutan. Nerakanya dimulai hari ini. Setelah itu Kyungsoo pergi begitu saja disusul oleh Sehun dan Baekhyun meninggalkan Jihoon yang masih bersimpuh dilantai.

Hiks. Tanpa disadari air matanya terjatuh.

"Apa salahku? Siapa juga yang ingin terlahir miskin? Kenapa dunia begitu tidak adil??" Jihoon meraung-raung membayangkan apa yang akan menimpa dirinya beberapa waktu kedepan.

"Hoon-ah." Ia menoleh ketika mendengar suara sang sahabat yang sepertinya berlari dengan sangat tergesa.

"Chanyeol?" Ujar Jihoon dengan suara paraunya.

Chanyeol sahabatnya itu langsung memeluk tubuh Jihoon yang bergetar hebat, sudah pasti ia merasa sangat ketakutan.

"Tidak apa-apa, aku ada disini." Ucap Chanyeol berusaha menenangkan.

"Bagaimana kau tau aku ada disini? Hiks."

"Yonpil yang memberitahu." Sebenarnya Chanyeol sedikit geram, terbukti saat ini ia sedang mengepalkan tangannya kuat. Ingin saja ia mendatangi Kyungsoo ke kelasnya dan memaki pria jahat itu. Namun langkahnya ia urungkan, sebab yang terpenting baginya saat ini adalah keadaan Lee Jihoon.


-tbc

CRAZY OVER YOU - CHANSOO BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang