07

4.1K 364 18
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mulut Lion terbuka ketika Ryu meninggalkannya sendirian didepan tenda bertuliskan kedua orang yang amat ingin ia hindari, bukankah seharusnya satu tenda berisi lima orang? dan dari sekian banyak orang kenapa harus Nathan dan Arthur?

"Menyingkir dari sana."

Badan Lion tersentak kaget karena suara berat yang tiba tiba muncul dibelakang, dengan cepat Lion bergeser kesamping dan karena tidak mempersilahkan Nathan untuk masuk kedalam tenda.

"Anying bisa kaga gua balik duluan sekarang?." Lion bergumam dalam hati sambil menyeret tas ransel disebelah kiri dan totebag berisi makanan dikanan, tapi tak lama tas ransel itu direbut oleh seseorang yang ternyata itu adalah Arthur.

"Eh thanks thur." Lion tersenyum manis kearah Arthur dan dibalas anggukan oleh sang empu.

Lion mengikuti langkah Arthur kedalam tenda dan bisa ia lihat Nathan sedang duduk memperhatikannya diatas sleepingbag dibagian paling ujung.

"Kau ditengah."

"Hah?"

Nathan menghela nafas ketika mendapat respon dari Lion.

"Kau tidur ditengah bocah." Bukan Nathan yang berbicara kali ini tapi Arthur yang sudah menyimpan ransel miliknya berserta milik Lion disebelah ransel milik Arthur.

Lion melotot kearah Arthur tapi sang empu bahkan menatapnya acuh tak acuh lalu duduk diatas sleeping bag diujung kanan, Lion menghela nafas kembali mencoba menerima nasib.

Baru saja Lion akan duduk diatas sleeping bag nya tiba tiba terdengar bunyi sirine pertanda semua murid kelas X harus berkumpul, dengan gerakan tergesa gesa Lion langsung berdiri melupakan fakta ia masih berada didalam tenda yang mengakibatkan kepalanya menyuntuh atas tenda dan menyebabkan badannya limbung kedepan karena kehilanban keseimbangan.

Lion menutup mata siap menerima benturan keras yang akan ia terima diwajah tampannya ketika ia mencium bagian bawah tenda, sebelum hal itu terjadi Lion bisa merasakan kedua lengan bagian atasnya dicengkram cukup kuat.

Lion membuka matanya lalu menoleh kekiri dan kanan, ternyata Arthur dan Nathan yang mencengkram masing-masing lengannya tapi bukan itu yang menarik perhatian Lion melainkan wajah panik yang keduanya pasang.

"Ugh bisa lepas ini sakit."

Cengkraman dilengannya seketika terlepas.

"Bisakah jangan ceroboh? Kau hampir melukai dirimu lagi." Nathan mengacak rambutnya prutasi mengingat Lion yang ceroboh.

"Apa yang kau harapkan dari bocah seperti Alion, roguel?." Arthur berkata sambil berjalan keluar tenda.

"Siapa yang berbicara padamu Raiger." Nathan menatap punggung Arthur dengan tajam, dan ketika Arthur berbalik membalas tatapan tajam Nathan bisa Lion bayangkan ada percikan api tak kasat mata keluar dari masing masing mata mereka.

Aksi tatap tatapan mata tersebut akhirnya berakhir ketika suara sirine kembali terdengar, Lion panik segera keluar dengan cara merangkak meninggalkan Nathan yang masih berada didalam tenda lalu memakai sepatu menabrak Arthur yang mematung didepan tenda.

"Oke kalian kalo masih mau tatap tatapan terusin ae, gua mau pergi duluan thanks udah bantuin gua."

Lion berkata sambil berlari kearah lapangan yaa biarkan saja dua kutub itu yang menjadi prioritasnya adalah kelapangan secepatnya sebelum sirine ketiga terdengar.

Alion Az De EarlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang