004

794 134 19
                                    

Sudah seminggu sejak Jimmy menghilangkan nasib buruk sang putra mahkota, tetapi sampai sekarang sang putra mahkota tidak muncul. Jimmy jadi bertanya-tanya apakah dia salah membaca mantra? Sepertinya Jimmy sama sekali tidak salah deh.

"Kenapa dia tidak datang? Apa dia melupakan aku?" Gumam Jimmy, dia nampak tidak tenang. Padahal sudah seminggu ini Jimmy tidak keluar dari rumah agar Jeremy dapat menemukan dirinya dengan mudah.

"Apakah aku harus memberikan pelet padanya agar dia bisa cepat datang?" Gumam Jimmy.

Kebetulan Jimmy mengambil baju Jeremy yang dia perintahkan untuk dibuang, dalam pikiran Jimmy dia menyiapkan barang itu untuk jaga-jaga sepertinya sekarang akan berguna.

"Salah dirimu sendiri yang tidak menepati janji, jadi aku akan mengirimkan pelet!" Ucap Jimmy.

Dia mulai fokus untuk merapalkan mantra namun, fokusnya buyar saat tiba-tiba seorang pelayan menendang pintunya dengan kasar.

Jimmy mendecih, dia menatap tajam pelayan itu. Selama seminggu tidak ada yang benar-benar menghargai dirinya sebagai majikan mereka. Sungguh menyebalkan, lihat saja saat Jimmy keluar dari rumah ini dia akan memerintahkan para hantu yang berada di rumah ini untuk menakuti mereka semua.

"Ada apa?" Tanya Jimmy.

"Anda diperintahkan untuk segera menemui tuan di ruangannya, dimohon untuk tidak membuat keributan karena tuan sedang ada tamu penting," peringat sang pelayan dengan nada yang sombong.

Jimmy memasang wajah julidnya, sungguh Jimmy sama sekali tidak tahan dengan kegilaan ini. Ingin rasanya Jimmy mengirimkan ilmu hitam ke seluruh orang dirumah ini agar mereka menderita.

"Ya! Ya! Sekarang pergilah sebelum aku mengoyak mulutmu itu," ucap Jimmy, dia menatap tajam pelayan itu sembari memegang pisau ditangannya.

Jimmy benar-benar terlihat seperti psikopat saat ini, hal itu berhasil membuat pelayan itu ketakutan. Sungguh dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Jimmy yang dulunya adalah anak penakut dan lemah berubah menjadi monster kejam. Pelayan itu buru-buru pergi dari ruangan itu, dia masih sayang nyawa.

"Tadi aja gayanya bagai seorang jagoan, diancam dikit langsung lari, lemah! Kau, aku akan memberikan pekerjaan padamu, tolong ganggu dia sampai tidak bisa tidur selama seminggu!" Jimmy memerintahkan hantu wanita dengan wajah yang rusak.

Biasanya hantu memang mengerikan, tetapi saat bulan purnama bersinar terang maka wajah seluruh hantu akan menjadi sangat indah. Kekuatan mereka juga menjadi kuat berkali-kali lipat daripada biasanya, oleh karena itu orang yang melakukan ritual biasanya mengambil malam bulan purnama di mana makhluk-makhluk astral itu menjadi kuat.

Jimmy kini berjalan menuju ruangan ayahnya, sebenarnya pria itu tidak pantas dipanggil sebagai seorang ayah karena dia adalah seorang bajingan.
Mengingat ini saja sudah membuat Jimmy emosi.

Jimmy masuk ke ruangan tersebut dan dia di sambut dengan wajah ayahnya, Amelia yang berbinar melihat putra mahkota sedangkan Jeremy kini sedang asik menatap ke arah dirinya.

Jeremy tersenyum dan bangkit untuk menghampiri Jimmy, kedua bapak dan anak itu langsung ikut berdiri mengikuti pergerakan pangeran. Mereka memasang wajah bodoh saat melihat sang putra mahkota menggenggam tangan Jimmy dan tersenyum senang.

"Maaf sedikit terlambat Jimmy, aku hanya ingin menyiapkan hal yang dapat membantumu!" Ucap Jeremy dengan senyum.

Benar kata Jimmy bahwa setelah ritual itu Jeremy tidak mendapatkan nasib sial sama sekali. Setiap tugas yang dia tanggung semuanya berjalan lancar tanpa kendala sekalipun. Bahkan sang raja yang awalnya menganggap ia tidak berguna kini memuji dirinya. Sungguh keberuntungan bagi Jeremy saat menemukan Jimmy.

"Kakak, Darimana kau kenal yang mulia putra mahkota?" Tanya Amelia dengan wajah yang dirias sebaik mungkin.

"Kami bertemu saat malam festival, nona." Jawab Jeremy, dia tidak ingin Jimmy membuka mulutnya.

"Kenapa kakak tidak mengenalkan putra mahkota kepada aku sih?" Tanya Amelia dengan wajah cemberut.

Jeremy tersenyum, "Kakakmu belum seberani itu untuk mengenalkan kekasihnya, nona!"

"APA?" Teriak Count, Amelia dan Jisung yang ikut kaget.

'Jika Jeremy lahir di masa depan, maka aku yakin dia bisa menjadi aktor terbaik yang mendapatkan piala Oscar!' ucap Jimmy dalam batinnya.

"Kapan kau berpacaran dengan putra mahkota?" Tanya Count menunjuk Jimmy, dia tidak terima bahwa Jimmy memiliki orang kuat di sampingnya. Seharusnya Jeremy itu menyukai Amelia yang cantik.

"Kami bertemu saat festival, kami jatuh cinta pada pandangan pertama setelahnya kami menghabiskan malam bersama, karenanya pada malam itu Jimmy tidak pulang!" Jawab Jeremy lagi.

"Kalian tidak boleh saling menyukai! Bagaimanapun kalian adalah sepasang lelaki!" Ucap Amelia.

Shaman Transmigrated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang