𝟬𝟱. 𝗛𝗘𝗔𝗩𝗬 𝗥𝗘𝗠𝗜𝗡𝗜𝗦𝗖𝗜𝗡𝗚

727 85 9
                                    

𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚, swearing, blood, wound, mild language, suggestive language, fantasizing.
𝗡𝗢𝗧𝗘, another 1.5K words. Anyway buku ini cuma sekitar 7 chapter, so.. we’re close to an end!!^^

Suasana nugas di kafe dengan teman-teman kamu kali ini terasa berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana nugas di kafe dengan teman-teman kamu kali ini terasa berbeda. Gojo yang biasanya banyak omong sekarang cuma scrolling ponsel, Geto yang sedari tadi kayak kelihatan grogi, dan Shoko yang biasanya cuek sekarang udah beberapa kali kepergok memandangi kamu terus.

“Kalian kenapa sih?” Kamu membuka pembicaran, menatapi ketiga teman kamu dengan pandangan yang bingung dan penasaran.

“Hah? Kenapa apanya?” Gojo yang pertama menyahuti, gelagatnya jelas banget lagi menutupi sesuatu.

Geto menambahkan dengan bahu terangkat sekilas. “Emang kenapa nanya gitu?”

Kamu menghela nafas sebelum menutup buku tugas dan memutar mata jengah, kayaknya kamu bisa menebak penyebab gelagat aneh mereka. “Ada yang mau ditanyain atau disampein sama gue?”

Seketika ketiganya duduk menegang di tempat masing-masing dan saling tatap satu sama lain, seperti mengisyaratkan salah satu dari mereka untuk mengungkapkan tapi malah pada diem-dieman.

Sampai akhirnya Shoko membuka suara, “Sebelumnya gue mau klarifikasi dulu, kita gak ada maksud jelek. We were just wondering... lo gak apa-apa? Kalo ada masalah keluarga, kita bisa bantu kok, sekedar dengerin curhatan lo juga, it’s okay.”

Pertanyaan dari Shoko membuat kamu mengerjapkan mata, semakin bingung. Kamu nggak memprediksi mereka bersikap demikian karena mengkhawatirkan kamu akan sesuatu hal, kamu juga gak pernah cerita hal yang terlalu private ke mereka.

“Emangnya gue kenapa?” Celetuk kamu dengan nada heran.

Jeda beberapa detik, Geto memutuskan untuk bicara, “Jadi gini, kemarin kita beneran gak sengaja—”

Belum sempat Geto menyelesaikan kalimat yang udah berusaha dia susun dengan sebaik mungkin supaya nggak menyinggung kamu, Gojo malah memotongnya dengan pekikan tertahan.

“Lo jadi simpenan om-om ‘kan?!” Gojo menuduh sambil menyondongkan tubuhnya ke arah dimana kamu duduk tepat di seberang laki-laki pirang itu.

Kamu membuka mulut dengan maksud untuk meluruskan, tapi kembali Gojo memotong pembicaraan kamu dengan tuduhan lain.

“Gue tau lo emang cakep dan muka lo vibes daddy issues tapi tolong, lo gak cocok kalau harus jadi ani-ani!” Dengan dramatiknya Gojo meraih tangan kamu.

Mendengus kasar, kamu menarik kedua tangan kamu dari cengkraman Gojo, “Apaan sih, Sat. Jangan ngaco deh. Ani-ani apa, gue gak jalan sama om-om!”

Geto yang berusaha melerai kalian berdua, menengahi dengan penjelasan. “Kita kemarin habis kelas nyari dinner, ‘kan. Terus gak sengaja lewat resto, lo lagi makan sama cowok, ya bentukannya om-om gitu lah, kita mana tau.”

𝗗𝗥𝗜𝗩𝗘! zenin toji.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang