𝗜𝗜. 𝗣𝗥𝗢𝗟𝗢𝗚

1K 97 11
                                    

𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚, mild swearing.
𝗡𝗢𝗧𝗘, setelah 6 bulan bersemayam di draft, akhirnya toji debut juga, dengan tema yang selalu sangat canggung dan tabu because that’s the shits i enjoy (with a sparkle of guilt) ANYWAY— can’t wait for the smut, haha XD

𝗡𝗢𝗧𝗘, setelah 6 bulan bersemayam di draft, akhirnya toji debut juga, dengan tema yang selalu sangat canggung dan tabu because that’s the shits i enjoy (with a sparkle of guilt) ANYWAY— can’t wait for the smut, haha XD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mau rest sampai kapan?”

Pertanyaan Shiu menarik perhatian Toji, keduanya masing-masing memegang satu cup kopi, duduk di bangku coffee shop dan menikmati suasana di tengah kota yang semakin membaik dengan adanya sistem penghijauan di antara gedung-gedung pencakar langit.

“Gak tau juga.” Toji kemudian menyahut singkat, mengangkat bahunya pelan setelah menyeruput kopinya.

Setelah hampir 20 tahun lamanya Toji bekerja di bidang militer, laki-laki di ujung kepala tiga itu memutuskan untuk lepas tugas dari pangkat Kapten. Sementara itu Shiu berada di backstage sebagai salah satu anggota intel. Keduanya bertemu di sebuah misi gabungan belasan tahun lalu, dan koneksi tersebut berlanjut sampai sekarang.

Shiu menaikkan sebelah alisnya, lalu menukas dengan tawaran, “Gue ada kerjaan kalau lo mau.”

Ada jeda beberapa detik diisi dengan keheningan, sebelum Toji akhirnya menoleh dan mengerutkan keningnya. “Bukan yang aneh-aneh ‘kan?”

Alasan pertama, dia baru satu bulan bebas tugas militer, waktu istirahatnya yang cukup lama itu membuat dia mempertimbangkan peluang lain untuk bekerja. Tapi alasan kedua dia mempertanyakan hal itu adalah; biasanya kerjaan dari mantan detektif kayak Shiu ini agak diluar nalar.

“Aneh gimana dah.” Shiu menyahut sambil membuang cup miliknya ke tempat sampah, memperbaiki posisi duduknya.

“Kerjaan yang lo tawarin aneh-aneh, bangsat.” Omel laki-laki dengan bekas luka vertikal di ujung kanan bibirnya, lalu melanjutkan,  “Kemaren gue liat Kusakabe lagi jinakkin ular piton di pinggir kali.”

Shiu mendengus tertawa mendengar kesaksian Toji, lantas berkilah,  “Itu kebetulan aja lagi kerja sama damkar, Ji. Kalau yang ini, mantan atasan gue lagi nyari bodyguard, makanya cuma lo yang gue tawarin.”

Toji mengangguk pelan sebagai tanggapan sambil bergumam, sebelum menanyakan, “bodyguard buat siapa?”

“Buat anaknya.” Sahut laki-laki dengan darah Korea tersebut, kemudian menyalakan sebatang rokok dan dia tawarkan ke Toji.

Toji menggelengkan kepala, jelas menolaknya karena bukan hanya tentang kesehatan, tapi dia terbiasa hidup tanpa perusak paru-parunya. “Emang anaknya kenapa?”

“Anaknya perempuan cuma satu.” Ujar Shiu, yang dengan satu kalimat itu aja udah cukup untuk membuat Toji memahami alasan dibalik kebutuhan bodyguard.

Laki-laki tinggi itu cuma mengangguk samar, kebanyakan dari mantan atasan Shiu adalah antara konglomerat atau petinggi militer. Nggak aneh kalau salah satu dari mereka cukup peduli sama keselamatan anak cucunya karena titel yang mereka punya.

“Mulainya Jumat depan,” Shiu lanjut untuk menjelaskan, “di salah satu kompleks mansion daerah Amarta.”

“Ini asli ‘kan gak aneh-aneh? Cuma jagain anak orang? Nggak ngurusin segala macemnya?” Toji menatap dengan skeptis, menunggu kepastian.

Shiu memutar matanya jengah dengan nada skeptis dari sohibnya itu, “Anaknya juga udah gede Ji, udah kuliah. Gak usah ngurus apa-apa.”

Kini giliran kedua alis Toji yang terangkat setelah mendengar fakta tersebut. “Oh?”

 “Oh?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗔/𝗡.
alright, let me know how much you droll over this man from the scale 1 to obsessed, because i’m sure as hell obsessed with the bulky man lol

𝗗𝗥𝗜𝗩𝗘! zenin toji.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang