Lanjutt?
Jarum jam bergerak memutar kearah waktu yang telah ditentukan, tapi lihatlah satu pemuda ini belum juga bangun dari mimpinya.
Entahlah apa yang ia impikan, sampai ia tertidur pulas dan tak ingat waktu makan, padahal yang lain, sudah menunggu nya di meja makan, tapi ia masih saja tertidur.
"Widih makanan nya enak bener" ucap Arga, dengan pandangan mata yang tak lepas dari makanan.
Wah bocah satu ini, selain cerewet ternyata juga doyan makan, wkwk.
Dengan tak sabarnya Arga mengambil satu paha ayam, yang menurut nya lumayan besar.
"Ini enak nih" batin Arga, dengan mata berbinar.
PLAKK...
"Kok digeplak sih ma, tangan Arga" ucap Arga, sambil mengelus elus tangan nya, geplakan dari mamanya tadi sungguh tidak main main, alias lumayan sakit.
"Panggil adik kamu dulu, sana" ucap sang Mama
"Ga usah dipanggil, nanti juga turun sendiri" jawab Arga, ngapain juga di panggil, biasanya anak itu juga turun sendiri.
Udah gede kudu mandiri, pikirnya.
"Mau makan atau tidak" ucap sang Mama, dengan nada yang lembut disertai senyuman ke arah Arga.
"I-iiyaa ma, Arga panggil" cicit Arga, sungguh bagi Arga, senyuman mama nya itu pertanda tidak baik.
Sang kepala keluarga yang melihat hal itu hanya menggeleng kan kepala, anak dan istri nya itu, kerap sekali ribut hanya karena hal kecil.
Setelah keributan kecil itu, Arga bergegas memanggil sang adik, ya walaupun hati mungil nya ikhlas tak ikhlas.
Tiba di depan kamar adiknya, atau lebih tepatnya kamar Saga, Arga menggedor pintu dengan tidak santai nya.
Duk..Duk..Duk..Duk..
"Woii Saga bangun gak lo"
"Jangan mati dulu, lo belum makan" teriak Arga, dengan posisi yang masih sama, yaiku menggedor gedor pintu.Apalah dia apalah....
Aru atau sekarang dikenal sebagai Saga, lantas terbangun mendengar keributan brutal itu.
"Siapa sih, ganggu mulu" ucap nya
Dengan wajah bantalnya ia berjalan gontai kearah pintu..
Ceklek....
"Monyet lepas dari mana ini" ucap Aru, sambil menguap.
"Hoaahmm""Ck. monyet lepas gundul mu" ucap Arga, dengan tatapan tak suka kepada Aru, weee enak saja dibilang monyet lepas, padahal kan ganteng.
"Cepetan mau bilang apa"
"Gue mau lanjut tidur" ujar AruAru berniat menutup pintu nya kembali, sampai...
"Kebawah makan, udah ditunggu Mama sama Papa" ucap Arga.
"Bentar gue mau cuci muka dulu" ucap Aru.
"Jangan kelamaan, gue laper" ucap Arga dengan nada yang sedikit ngegas, sungguh ia merasa lapar, apalagi tadi makanan nya enak enak, kan jadi tergiur.
"Iya iya drakula" ucap Aru, sambil menatap malas orang didepannya ini.
"Woii, gue bukan drakula, gue itu ganteng tingkat de...
Sebelum Arga menyelesaikan kan ucapan nya, Aru lebih dahulu menutup pintu nya.
"Dasar adik kurang ajar" ucap Arga, setelah itu ia kembali ke bawah.
"Mana adikmu?" tanya Sang Papa.
"Katanya mau cuci muka dulu" jawab Arga seadanya.
"Hmm"
Sang Papa hanya berdehem, hal itu membuat Arga kesal setengah mati.
Punya Adik kurang ajar, punya Papa sok cool, pikirnya.
Kembali ke Aru, setelah acara ributnya tadi, kini ia bergegas untuk mencuci muka.
"Enak enak tidur eh dibangunin" monolog nya.
Tidak sadarkah, kalau ia tertidur cukup lama, dan sudah waktunya untuk makan malam.
Heii kau tak melihat diluar sudah gelap kah, dasar kebo...
Tapi ia juga berterima kasih kepada Arga, karena sungguh perut Aru merasa lapar, anak anak nya pasti minta makan.
Setelah mencuci muka, Aru mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana pendek selutut.
Yakali ia tetap memakai seragam sekolah terus, yang ada nanti kena omel...
Sekarang yang ada dipikiran Aru, siapa Saga? dan siapa orang orang itu tadi?
"Gue masih bingung dengan keadaan ini" batin Aru.
Lantas ia berjalan kearah cermin, dan .....
"Oh jadi Transmigrasi ya?" tanya nya entah kepada siapa.
"Ga masalah selagi kaya" imbuhnya.
Jadi ia mengalami perpindahan jiwa, pantas orang orang memanggil nya Saga, dan mungkin orang orang itu tadi keluarga pemilik tubuh ini.
Ia terus mengamati penampilan baru nya di cermin..
"Oke, nama gue sekarang Saga"
"Lumayan ganteng, ga malu malu in" gumamnya.Kalian kira ia akan panik?, mana ada ia panik, Aru atau sekarang dipanggil Saga, malah berfikir ini lah saat yang tepat untuk berpetualang, ia yakin kalau suatu saat nanti, ia akan kembali kalau sudah waktunya.
Kita lihat nanti saja yaa.....
Setelah mengetahui hal itu, Saga ( sekarang kita panggil Aru dengan nama Saga ya ), bergegas menuju ke bawah untuk makan.
Sampai dibawah...
"Ck. lama" ketus Arga.
"Yee jadi orang ga sabaran" ucap Saga, ia heran kenapa orang ini ga sabaran banget.
"Sudah sudah, Saga sekarang duduk, kita makan" ucap Sang mama.
"Lain kali jangan diulangi lagi Saga" imbuhnya.
"Iyaa ma" jawab saga, ia juga merasa bersalah telah membuat semua orang menunggu.
"Berdo'a, makan" perintah Sang kepala keluarga.
"Jangan ada yang berbicara saat makan" ucapnya lagi, sambil menatap tajam kearah kedua putranya.
Ia tau kalau kedua putranya sedari tadi melayangkan aura permusuhan satu sama lain.
"Baik Pa" ucap Saga dan Arga secara serempak.
"Lo ngikutin gue ya" ucap Arga, ia merasa tak terima.
"Enak aja, lo tuh yang ngikutin gue" kini Saga yang angkat bicara.
"Lo"
"Lo"
"Lo yaa monyet lepas"
"Ck.. elo sialan"
BRAKK...
"Diam" bentak sang Papa, ia sudah mencoba sabar dari tadi, tapi lihatlah dua anaknya ini malah menguji kesabarannya.
"Sekarang cepat makan" ucap nya lagi dengan tegas.
Baik Saga maupun Arga, mereka berdua tak ada yang menjawab, karena mereka merasa takut akan wajah Papanya yang seram itu.
Lebih baik mereka makan dengan tenang daripada kena omel, pikir keduanya.
Maaf ya ketemu sama Arunya baru sekarang, hehe maklum yang nulis sok" an repot si:v
Oh, yaa terimakasih yang sudah mau baca, maaf kalau ceritanya ga asik atau mungkin masih banyak kekurangan.
Btw jangan lupa beri vote🌟🌟
+commentTBC...