III

294 33 0
                                    

Lanjutt?

Diperjalanan Aru tampak berfikir keras, siapa siapa Saga?, itu yang dari tadi ia pikirkan, sampai suara seseorang membuyarkan lamunan nya.

"Ngapain lo bengong aja, kaya orang bodoh" sinis, orang yang mengaku sebagai abangnya tadi.

Aru hanya melirik, tanpa membuka mulutnya untuk berbicara, kali ini ia sedang mode malas untuk berbicara.

Tentu sang lawan bicara, nampak geram saat diabaikan.

"Gue nanya dijawab saga"
"Ck. bisu ya lo sekarang"

Aru sungguh malas meladeni orang aneh ini, ia memilih bungkam, dan kembali memejamkan matanya.

Remaja tadi melihat Aru hanya bisa menggelengkan kepala.

Tidur lagi, tidur lagi, pikirannya.

"Dasar kebo", ucapnya disertai kekehan.

Setelah lamanya di perjalanan, akhirnya mereka berdua telah sampai di depan mansion yang nampaknya cukup megah, ah bukan cukup tapi memang megah dan juga mewah pastinya.

Remaja tadi menghela nafas nya, ketika melihat Aru yang nampak tidak terganggu sedikit pun.

"Lo tidur atau latihan mati"
"Bangun bego" ucapnya.

Karena sudah lelah akan sikap adiknya ini yang mungkin bukan lumayan kebo lagi, mungkin adiknya ini jelmaan kebo.

Ya siapa tau....

PLAKK...

Tangan nya dengan sengaja menampar pipi Aru, agar si pemalas ini bangun, tentu hal ini manjur bagi Aru.

"Apa an ganggu mulu" ucap Aru, menatap sengit orang yang telah menamparnya ini.

Enak saja, pipi mulus Aru di gampar, dan itu rasanya lumayan sakit.

Tanpa menggubris ucapan Aru, remaja tadi menggeret tangan Aru, padahal yang diperlakukan seperti itu sudah seperti macan ingin mengamuk.

"Woii, lepasin gue bego"
"Woi, budeg ya lo"
"Ganteng-ganteng kok budeg" ucap Aru, ia kepalang kesal.

BRAKK...

Pintu mansion ditendang dengan tidak elitnya, untung mereka ini orang kaya, kalau tidak ya, sudahlahh....

"Ma, Pa, Saga gila" ucapnya.

"Ada apa ini Arga, dan siapa yang gila?" Sang mama menjawab.

"Ma, otak Saga konslet" ucap remaja tadi yang kerap dipanggil Arga.

"Ck. siapa Saga, dan ya otak gue gak konslet" hardik Aru, enak saja ia dibilang otaknya konslet, padahal waras gini.

"Kalau otak lo gak konslet, kenapa lo ga kenal sama gue"
"Sama nama sendiri juga ga kenal" ucap Arga.

"Benar itu Saga ?" kini sang kepala keluarga ikut berbicara, dengan lirikan tajam nya yang terus mengawasi gerak gerik Aru.

"Jawab Saga" imbuhnya.

Mau tidak mau Aru mengiyakan saja, walaupun ia masih bingung apa yang terjadi sekarang.

"Iya om" ucap Aru sambil menundukkan kepala nya, ia merasa takut sekarang.

"Nah kan apa yang Arga bilang, otaknya konslet" ucap Arga, dengan muka songongnya.

Aru yang melihat itu ingin sekali menonjok muka songongnya itu.
Bisa gitu aja bangga, pikirnya.

Tanpa memperdulikan apa yang Arga bicarakan, Sang kepala keluarga masih senantiasa mengawasi gerak gerik Aru.

"Siapa yang kamu panggil om, Saga? " tanyanya kepada Saga tentunya.

"Anu ituuu, emm"

"Jawab Papa, Saga !" bentaknya.

"Anda om" cicit Saga, dengan kepala nya yang masih menunduk.

"Pergi kekamar mu, mungkin disekolah tadi kamu salah makan"
"Renungi kesalahan mu, sebelum Papa berubah pikiran" perintah nya kepada Aru atau mungkin sekarang berubah nama menjadi Saga.

"Baik om eh Pa" ucap Aru.

Setelah itu Aru pergi kekamarnya, tetapi saat hendak membuka pintu kamarnya,,,,,

"Itu kamar pembantu, kamarmu dilantai atas" ucap sang kepala keluarga, kini ia menatap heran pada anaknya itu.

"Iya Pa, Ar emm Saga maksudnya ke kamar dulu" cicit Aru

Padahal didalam hatinya ia terus memaki, enak saja sekarang kamarnya dilantai atas, padahal dulu sudah enak-enak dibawah tanpa adanya adegan naik turun tangga.

"Huhh, hari yang cukup melelahkan" batinnya.


Jangan lupa beri vote🌟🌟
+Comment



TBC...

Aru or SagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang