- hari keempat -
"Oper, Bay, oper!"
Dimas melambaikan tangannya, meminta Bayu agar mengoper bola kearahnya.
Bayu pun langsung memberikan bola yang tengah digiringnya kearah Dimas. Dimas tersenyum, dengan cepat ia pun langsung menggiring bola itu untuk pergi mencetak gol.
Dimas mengambil ancang-ancang dan langsung menendang bola dengan kencangnya.
prangg!
"Anjir!"
"Goblok!"
Dimas meringis begitu melihat bola yang ditendangnya itu malah salah sasaran dan membuat salah satu vas bunga pecah.
"Liat-liat dong, Dim, kalau nendang," ucap Raya yang tengah berada di dalam kolam renang bersama Nesya.
"Ganti rugi lo," timpal Yola.
"Kotor kan jadinya," Kinan berdecak. "Bersihin gak lo?!"
"Masa gue sih yang bersihin?"
"Ya iyalah elo," ucap Juna. "Kan yang mecahinnya juga elo."
"Gak ada yang mau bantuin gue kah?"
"Gak."
Juna, Bayu, Malik, Raden dan Edgar langsung pergi untuk menghampiri teman-teman perempuannya yang ada di kolam.
"Anjing emang ya lo pada!" umpat Dimas kesal.
Malik menyenggol lengan Juna lalu menaik-turunkan alisnya seakan memberi kode seraya melirik kearah Bayu yang ada di depan mereka.
Juna yang menangkap maksud dari Malik itu pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Keduanya lalu langsung mengangkat tubuh Bayu dan membawanya ke tepi kolam.
"ANJING! GUE GAK MAU NYEBUR MONYE—"
byurr!
Gelak tawa langsung menggema begitu melihat Bayu yang dilempar ke dalam kolam oleh Malik dan Juna.
"BANGSAT YA LO BERDUA!" Bayu menatap Malik dan Juna penuh dendam.
Ketika tengah menertawakan Bayu sontak Malik pun memekik ketika ada yang menarik kakinya hingga ia jatuh ke dalam kolam.
"Mampus!" seru Bayu bahagia. "Karmanya langsung dibayar tunai anjing ahahahaha!!"
Malik menyugar rambutnya yang basah. "Anjir siapa yang narik kaki gue?!"
"Apa sih cok?" Kinan menatap Malik bingung. "Siapa yang narik lo?"
"Tadi ada yang narik kaki gue anjir, jelas banget."
"Gak ada yang deket sama lo posisinya," ucap Chalisa. "Gimana mau narik lo coba? Aneh banget."
Malik menatap sekitar, benar, tidak ada yang dekat dengannya. Ada Raya yang cukup dekat posisinya tapi tidak mungkin gadis itu yang menarik kakinya.
"Juna kali yang dorong," ucap Edgar.
"Enggak anjir!" sanggah Juna.
"Gue jelas-jelas ngerasa ada yang narik kaki gue kok," ucap Malik. "Bukan Juna yang dorong."
"Ya tapi siapa?" tanya Nesya. "Perasaan lo aja kali."
Malik mengerutkan dahinya. Ia jelas merasa ada sebuah tangan yang menarik kakinya tadi.
"Woy ini apaan?"
Semuanya langsung menoleh kearah Dimas.
Dimas menunjukkan kotak kecil yang ia temukan terkubur di dalam vas yang pecah tadi.