Hei.
Long time no see, tapi kali ini bawa Jiminjeong alias Wintina dulu yaa
Ga suka boleh skipHappy reading
.
.
.
.
.Berkali-kali Winter mengusap wajahnya, berita pagi ini terlalu mendadak dan juga membuat hatinya gusar.
Dari sekian banyak grup kenapa grupnya yang terpilih? Mengapa agensinya memilih grupnya yang harus mengalah? Winter terus membaca berita dan komen yang tersebar di media sosial, membuat hatinya panas.
"Tok tok tok"
Suara pintu diketuk membuat Winter mengalihkan pandangannya pada pintu yang terbuka, Karina muncul dengan senyum tipisnya."Ah sudah pulang unnie?" Tanya Winter pada Karina.
Tadi pagi sekali Karina mendapat panggilan dari perusahaan untuk segera menghadap. Member sudah yakin bahwa ini bukan berita baik karena sang manager sudah mengatakan bahwa akan ada berita mengejutkan.
Saat Karina pergi ke perusahaan dengan manager oppa, manager unnie memberitahu bahwa perusahaan akan mengeluarkan berita Karina dating dengan salah satu aktor terkenal. Member saling memandang dengan bingung,
"Kenapa?" Tanya Giselle.
"Urusan perusahaan unnie tidak tahu." Jawab manager unnie.
"Pengalihan isu?" Tanya Giselle kembali.
"Unnie tidak tahu Aeri, maaf."
"Brengsek." Giselle mengumpat lalu pergi meninggalkan semua yang disana.
Dan benar tidak lama berita tentang leader mereka tersebar, dating dengan salah 1 aktor yang pernah bertemu di Milan. Ningning menghela nafasnya, Giselle melempar bantal sofa dan Winter terpaku menatap layar ponselnya.
"Gila! Sejak kapan Jimin berkencan? Pria itu memang suka kesini?" Emosi Giselle.
"Aeri tenanglah." Manager unnie mencoba menenangkan.
"Awas saja kalau Jimin melakukan ini untuk melindungi sesuatu!"
"Mungkin unnie memang berkencan, beberapa kali dia suka meminta izin keluar kan?" Kata Ningning.
"Kalau dia berkencan dia pasti bilang pada kita, janji kita kan seperti itu!" Emosi Giselle masih belum mereda.
"Lebih baik kita tunggu dia pulang, sedang dalam perjalanan pulang katanya." Manager unnie menenangkan.
"Unnie? Kenapa? Tidak biasanya diam saja." Tanya Ningning pada Winter, yang ditanya hanya tersenyum
"Aku izin ke kamar ya mau lanjut istirahat." Winter bangkit dan segera masuk kamar.
***
"Sudah tau beritanya?" Tanya Karina lembut pada Winter."Sudah, selamat ya. Tega sekali tidak pernah cerita pada kami." Kekeh Winter.
"Maaf, bukan maksud menutupi." Jawab Karina sambil mengelus tangan Winter.
"Sudah berapa lama?"
"Apanya?"
"Dengan pria itu sudah berapa lama, bukankah pernah kerja bareng di Milan?"
"Ah, iya pertama bertemu disana. Jadi baru 1 bulan."
Winter berusaha tersenyum.
"Selamat ya sekali lagi, akhirnya ada yang bisa menjadi support system unnie."
"Kita masih dalam tahap pendekatan Jeong."
"Iya unnie, semoga lancar." Winter tersenyum dan segera bangkit.
"Kemana?" Tanya Karina pada Winter.
"Aku lapar, mau makan."
"Akan unnie masakan untukmu."
"Tidak perlu unnie, mulai sekarang tolong berhenti ya."
"Berhenti apa?" Tanya Karina bingung.
"Berhenti peduli, berhenti seakan-akan unnie mempunyai rasa yang sama denganku." Jawab Winter tanpa menatap Karina.
Karina diam,menggigit bibirnya resah.
Winter berjalan menuju pintu keluar namun ia tersentak karena tiba-tiba ketika ada lengan yang memeluk dari belakang.
"Maaf Jeong, maaf." Lirih Karina tepat ditelinga Winter.
"Aku mengerti, demi perusahaan kan?" Karin mengangguk.
"Seharusnya unnie bisa berdiskusi dahulu denganku."
"Maaf, semua terlalu mendadak dan cepat."
"Unnie tau kan bagaimana perasaanku padamu?" Lagi Karina hanya mengangguk.
"Sekarang belajarlah bertanggung jawab atas apa yang unnie putuskan." Winter melepas pelukan Karina dan membuka pintu kamarnya menuju dapur meninggalkan Karina yang mulai menangis.
Tbc.
Dibuat hanya untuk mengeluarkan emosi - emosi di dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama
FanfictionJika bisa Winter ingin merubah jalan ceritanya. Bagi Winter, Karina bukan hanya sekedar kakak atau leader grupnya, lebih dari itu Karina adalah pengisi kepingan puzzle hatinya. Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagia Tapi kita dalam diorama...