Selamat hari Kamis, semangat besok mulai masuk weekend ❤
Cerita ini dibuat untuk hiburan pribadi jadi jika ada yang tidak berkenan mohon putar balik aja yaa
Happy reading
.
.
.
.
.Pagi ini Giselle dan Ningning ada jadwal solo, tersisa Winter dan Karina di dorm. Winter berkali-kali menelpon beberapa temannya agar mau menjemputnya keluar dorm karena jujur ia masih merasa canggung jika harus berduaan dengan leadernya tersebut.
"Sibuk banget Minjeong? Ada janji?" Tanya Karina yang melihat Winter gelisah.
"Oh, engga cuman mau main keluar."
"Sama siapa?"
"Belum tau." Jawab Winter sambil tersenyum.
"Jangan menghindar Minjeong, janji kita semalam ingat kan? Tidak ada yang berubah." Karina mendekat dan mengelus lengan Winter.
Winter menarik nafas pelan dan menghembuskannya.
"Aku cuma butuh waktu unnie, tidak semudah itu untuk aku bisa bersikap biasa aja."
"Aku tau, tapi kalau kamu terus menghindar bagaimana bisa jadi biasa?"
Winter diam. Tidak, bukan karena setuju hanya saja ia merasa percuma menjelaskan pada Karina tentang perasaannya, karena bagi Winter Karina tidak akan pernah paham.
"Aku ke kamar ya unnie, ada yang harus dikerjain." Pamit Winter akhirnya.
"Aku mau masak, nanti kalau udah beres aku panggil ya." Ucap Karina, Winter tidak menjawab hanya mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya.
Karina menghela nafasnya, Karina mengerti apa yang Winter rasakan namun ia tidak mau terus memberikan harapan yang tidak ada ujungnya pada Winter, jadi baginya ini adalah salah satu cara agar Winter bisa segera membaik.
Winter membuka ponselnya, melihat berbagai macam berita yang lewat berandanya, banyak macam berita yang berseliweran membuat hatinya panas dan juga kesal.
"Heran kenapa sih mereka nyalahin Jimin unnie." Monolog Winter.
Akhirnya Winter membuka aplikasi gelembung, mencoba menyapa beberapa penggemar, menceritakan hal - hal random yang ia alami. Ia berusaha agar penggemarnya tidak terlalu bersedih dengan ada berita yang menimpa grupnya dan juga agar fokus para haters teralihkan.
Suara pintu diketuk, suara Karina memanggil Winter.
"Makan Jeong, sudah sore." Ajak Karina.
Winter keluar kamar mengikuti Karina di belakangnya.
"Jeong menurut kamu idol boleh dating ga?" Tanya Karina tiba-tiba.
Winter melirik sekilas leadernya itu."Kenapa unnie tiba-tiba nanya gitu?" Tanya Winter sambil menyuap nasi pertamanya.
"Kayaknya aku dating ini salah banget deh." Karina mengaduk nasinya tanpa selera.
"Ga pernah ada yang salah dari cinta kan kata unnie kemarin."
"Tapi kayaknya aku selalu salah ya Jeong, dari awal aku debut kayaknya aku udah salah."
"Unnie ngomong apa sih, unnie ga pernah salah."
"Aku bahkan udah nyakitin kamu dengan sikap ga jelas aku." Karina tertawa sumbang.
"Unnie, dari awal kita sama-sama tau kan kalau hubungan kita selalu nemu jalan buntu."
"Tapi mungkin harusnya aku bisa bikin jalan baru buat kita."
Winter diam."Aku sayang kamu Jeong, tapi aku juga ga bisa apa-apa." Suara Karina mulai bergetar.
"Unnie kenapa jadi gini? Unnie kan yang mau ambil jalan ini?"
"Aku jadi ngerasa jahat banget sama semuanya."
Winter berdiri, berjalan mendekati sang leader.
"Unnie bilang lakuin ini karena ga ada pilihan lain kan?" Dan Karina mengangguk."Unnie sayang sama lelaki itu?"
Karina menggigit bibirnya, "aku... Aku.. Kamu tau kan aku selalu senang berteman dan saat sama dia ya aku nyaman."
Winter mengangguk mengerti walau hatinya terasa perih.
"Aku udah bilang, sekarang unnie belajar tanggung jawab atas apa yang unnie mulai." Winter mengelus punggung unnienya.
Karina menghadap Winter dan memeluknya, "aku sayang kamu Jeong, sayang kamu." Air mata Karina mulai jatuh membasahi baju Winter. Winter tau ini tidak akan pernah mudah bagi mereka, ia tau bahkan sejak awal mereka memutuskan untuk saling jujur dulu.
"Aku juga sayang kamu Jimin." Balas Winter memeluk Karina.
"Aku ingin menjadi lebih berani, berani melawan semuanya. Beri aku waktu ya untuk menjadi lebih kuat melawan semuanya demi kita." Ucap Karina di tengah isakannya.
Winter melepas pelukannya, "unnie tidak perlu berani dan kuat untuk melawan semuanya, unnie tidak perlu melawan siapa-siapa. Saat sudah siap kita lawan semuanya berdua unnie." Winter menghapus air mata leadernya.
"Kamu mau menunggu?" Dan Winter tersenyum.
"Aku ga tau unnie, aku selalu takut jika berbicara tentang waktu. Tapi unnie perlu tau kalau aku sebisa mungkin tidak akan pernah pergi dari samping unnie." Jawab Winter meyakinkan.
Karina menghapus air matanya, berbicara dengan Winter selalu membuat perasaannya jauh lebih nyaman.
"Lebih baik unnie istirahat dulu dari media sosial, jangan dulu melihat apapun di luar sana. Aku ga mau unnie sedih." Winter mengelus pipi Karina lembut.
"Gimana kalau mereka malah bilang aku cuek? Ga peduli?" Tanya Karina was-was.
"Jangan dengerin apa yang ga perlu unnie dengerin. Cukup unnie liat orang-orang yang selalu dukung unnie."
"Makasih Minjeong, makasih." Lagi Karina memeluk Winter erat.
"Unnie tenang ya, aku, giselle unnie, sama Ning pasti selalu melindungi dan mendukung keputusan unnie. Kita keluarga kan? Keluarga akan selalu melindungi." Balas Winter.
"Makasih Jeong, makasih untuk selalu ada dan tidak pernah pergi."
"Jika unnie lelah dan tidak tau harus kemana, pulanglah padaku. Akan aku sediakan rumah nyaman untukmu."
***
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, seperti yang oppa lihat." Winter memeluk tubuhnya sendiri karena angin malam ini begitu dingin baginya.
"Lalu hatimu bagaimana?"
"Apa yang oppa ingin dengar? Kejujuranku atau kebohongan?"
"Pasti sulit bagimu."
"Tidak ada yang sulit untuk mencintai seorang Yu Jimin oppa."
"Ya kamu benar, dia begitu mudah untuk dicintai."
"Aku hanya tidak menyangka akan secepat ini."
"Apanya?"
"Semuanya."
"Kamu kuat Jeong, kamu hebat."
"Kenapa ya oppa rasanya harus sesakit ini."
"Sini, menangislah jika kamu sudah tidak kuat."
Winter mendekat, memeluk lelaki di sampingnya dan mulai terisak, rasanya semua yang ia tahan dari kemarin pecah hari ini.
"Kamu hebat sudah bertahan sejauh ini, kamu hebat." Ucap lelaki itu sambil mengusap punggung Winter dan membiarkan Winter menangis dengan pilu malam itu.
"Jika boleh biarkan aku saja yang merasakan semua sakitmu Minjeong."
Tbc.
Untuk menambah semangat vote dan comment yuuuk, ayo kita ngobrol!
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama
FanfictionJika bisa Winter ingin merubah jalan ceritanya. Bagi Winter, Karina bukan hanya sekedar kakak atau leader grupnya, lebih dari itu Karina adalah pengisi kepingan puzzle hatinya. Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagia Tapi kita dalam diorama...