Chapter 01

11 2 0
                                    

"Lady Rosetta, anda tidak harus melakukan itu." Seru Lilith, — sang kepala pelayan istana barat, dengan suara tertahan.

Segera saja wanita paruh baya tersebut tampak terpogoh-pogoh menghampiri Rosetta guna meraih ketel yang ada di tangan gadis itu.

Dengan terpaksa Rosetta membiarkan Lilith mengambil alih pekerjaan yang sebelumnya ingin ia lakukan, menyiram tanaman. Namun begitu, gadis itu dengan setia mengekori Lilith. Memperhatikan apa saja yang tengah Lilith lakukan.

Lilith menarik napasnya panjang sebelum kembali membuka suara, "sudah lama sekali dari terakhir kali anda datang ke istana ini, Lady. Tetapi setiap kali anda datang, selalu ada saja yang anda lakukan." Rosetta hanya tersenyum mendengar omelan Lilith padanya.

"Saya sudah menyiapkan kamar anda, Lady. Mungkin anda bisa menghabiskan waktu untuk beristirahat sembari menunggu waktu makan malam tiba." Loren, — pelayan pribadinya sedari kecil,  memberi saran yang seketika membuat Rosetta merengut. Sungguh, hari masih begitu pagi untuknya beristirahat hingga makan malam tiba.

Gadis itu sedikit mengangkat gaunnya dan duduk di sebuah kursi panjang yang menghadap langsung taman istana barat dengan wajah tertekuk. Tampak sekali tidak menyukai apa yang disarankan oleh Loren padanya.

"Waktu istirahatku sudah cukup, Bibi. Jadi biarkan aku melakukan sesuatu, yang setidaknya dapat meringankan pekerjaanmu dan yang lain." Balas Rosetta meninggalkan bahasa formalnya.

Terkadang, hal seperti ini membuat Rosetta tidak begitu betah untuk tinggal di istana barat dalam waktu yang lama. Sebab ia merasa, segala sesuatunya sudah disiapkan oleh para pelayan kerajaan yang memang dipekerjakan untuknya dan merawat istana barat ini. Namun begitu ia sedikit merasa terkekang dan mudah bosan karena tidak ada yang dapat ia lakukan selain bersantai.

Seperti bukan Rosetta sekali.

Loren menarik napasnya lagi sembari menggeleng, wanita itu mendekat pada Rosetta dan membenarkan tatanan gaun gadis itu yang sedikit tersingkap, "anda bisa mengunjungi Ratu Helia jika merasa bosan." Ucapnya mengundang helaan napas panjang milik sang Nona.

"Selalu seperti ini." Loren berusaha menahan tawanya begitu mendengar gerutuan Rosetta.

Bukannya Rosetta tidak ingin mengunjungi Ratu Helia. Hanya saja... Ia ingin melakukan kegiatan yang jauh lebih berarti di istana barat ini, selain menemani Ratu Helia bersantai sembari meminum teh di rumah kaca milik sang Ratu.

Mungkin jika berada di kediamannya sendiri, Rosetta masih dapat membantah dan berlaku sesuka hati. Namun, tidak jika sudah berada di istana ini. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain pasrah dan tidak membantah, sebab para pekerja istana jauh lebih tegas daripada Loren, pelayan pribadinya.

Merasa sia-sia berdebat dengan Loren dan pelayan kerajaan yang lain, akhirnya Rosetta pun memilih diam dan mengamati Lilith yang kini tengah sibuk memetik daun-daun kering sebelum membuangnya.

Yang dilakukan Rosetta benar-benar hanya diam memperhatikan Lilith yang sibuk ke sana dan kemari untuk menjaga taman belakang istana barat agar tetap terlihat cantik. Satu-satunya tempat yang Rosetta sukai di istana ini. Ia dapat menghabiskan waktunya berjam-jam hanya berdiam diri seperti ini sembari memandangi keindahan taman.

"Lilith." Sebuah suara berhasil memecah keheningan juga membuyarkan pikiran Rosetta yang sempat berkelana. Dilihatnya sang Ratu tampak berdiri dengan anggun di ambang pintu yang menghubungkan antara taman dengan pintu samping istana barat.

"Yang Mulia." Hormat Rosetta menarik atensi sang Ratu yang tampak terkejut akan kehadirannya.

Namun raut terkejut tersebut milik Ratu Helia dengan cepat berganti menjadi sebuah senyuman menghampiri Rosetta, menarik tubuh ramping gadis itu ke dalam pelukannya, "kenapa tidak ada yang memberitauku bahwa kau sudah tiba?" Pertanyaan Ratu Helia membuat Rosetta dan Loren diliputi rasa bersalah.

The Prince With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang