Zhio baru sadarkan diri setelah dua jam berlalu. Vèro duduk di sampingnya, menatap sengit pada Hades setelah mendapati ada bekas merah melingkari leher Zhio.
"Jika kau mau membunuhnya, serahkam saja padaku," gugat Vèro dengan suara batinnya.
Hades hanya menatap datar. Berdiri sambil bersendekap di bingkai pintu balkon. Sedangkan Zhio tidak mau membalas tatapan itu. Sibuk meremas selimut di dada seraya menatap jari-jari kakinya yang mengintip di bawah sana.
Helaan napas Hades terhela panjang. Setelah puas menatap datar ke arah Zhio, ia pergi. Sebelumnya ia sempat menepuk bahu Vèro seraya berkata;
"Temani dia. Ada yang harus kulakukan."
Ingin sekali Vèro hantam si kepala platinum itu dengan bantal jika saja ia tidak ingat dirinya membutuhkan tempat tinggal sementara karena sungguh ia sangat malas bertemu Zeus saat ini. Apa gunanya ia ada di Olimpus jika ia tidak boleh melakukan apapun? Itu menyebalkan dan Vèro tidak suka.
Setelah kepergian Hades dari ruangan, Vèro yang semula menyorotnya dengan tatapan dingin kini berubah mengumbar senyum pada seorang anak manusia di depannya.
"Kau baik-baik saja, kan?" tanyanya ragu.
Zhio menanggapinya dengan bibir cemberut. Bolehkah menyalahkan Vèro atas apa yang sudah terjadi padanya? Atau haruskah ia berterimakasih untuk itu?
Sepertinya Vèro cukup peka terhadap alasan Zhio berekspresi demikian. Dengan senyum canggung yang merekah di bibir tebalnya, ia menggenggam tangan Zhio.
"Baiklah, ini salahku."
"Memang." Zhio mendengus kesal. Membuang pandang.
"Maaf."
Zhio mengendik bahu. "Toh aku juga menginginkannya. Kurasa itu bukan sepenuhnya salahmu. Anggap saja ini pembayaran atas kebaikannya karena sudah menolongku."
"Kalian... Sungguh melakukannya?" Hades mendua dari cintanya adalah mustahil. Tidak heran jika Vèro masih sempat bertanda tanya setelah melihat kondisi Zhio yang berantakan. Selain rambut kusut, bibir terluka dan bengkak, di lehernya juga terdapat warna merah bekas tangan yang melingkar.
"Padahal aku sudah meminta dia melakukannya pelan-pelan, tapi dia malah mencekikku saat menjemput klimaksnya. Sekarang aku menyesal."
Vèro menatap miris sepasang iris puppy yang nanar. Ia memang sudah mengira Hades mencekik Zhio tetapi ia tidak pernah menyangka tangan besar pria itu melingkar di leher putih Zhio karena sebuah gairah, bukan kemarahan.
"Tadinya kupikir dia marah karena kau menolak berhubungan intim dengannya."
Zhio menggeleng. "Tidak pernah. Justru aku yang meminta. Mungkin karena itulah dia marah."
Benar juga. Hades pernah berkata bahwa Zhio adalah sosok yang pertama kali menawarkan seks padanya tetapi Hades tolak mentah-mentah. Sekarang Vèro baru berani menyimpulkan bahwa Hades itu lebih mirip iblis daripada dewa. Setelah menolak submisif semanis ini lalu berubah pikiran seenaknya sendiri bagaimana bisa ia justru menyiksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN || CHANBAEK BL
FanfictionKetika memilih menyelamatkan Zhio dari kematian alih-alih membiarkannya mati, Hades hanya berniat untuk sekedar bermain-main dengannya. Tetapi siapa sangka jika seiring berjalannya waktu, takdir justru mengungkap jati diri Zhio yang sebenarnya. Dan...