Hades menepati ucapannya yang berarti mematahkan hati Zhio.
Mengantarkannya pulang ke keluarganya.
Tidak ada yang bisa Zhio lakukan selain pasrah. Diam menahan semua gejolak dalam hati yang membaur menjadi satu hingga ia tidak bisa berpikir jernih. Ia takut. Ia tidak siap kembali ke rumahnya dan kembali berhadapan dengan kehidupan nyata. Bernaung di bawah perlindungan Hades merupakan mimpi indah yang tidak mau ia tinggalkan begitu saja.
Di sepanjang perjalanan, ia terdiam menatap jendela mobil yang dipenuhi embun dan remang cahaya fajar dari ufuk timur. Ia menghela napas lelah. Hari masih begitu pagi tetapi ia sudah sampai di sini. Di Seoul. Tempatnya tumbuh dalam lingkup perceraian orang tua dan keluarga yang tidak ia kenal sebelumnya.
"Dimana tepatnya rumahmu?" tanya Hades di belakang kemudi.
"Tidak penting," jawab Zhio malas.
"Bukan Seoul?"
Zhio menarik napas dalam-dalam. Enggan menjawab Hades meski ia sendiri pun heran kenapa Hades bisa seyakin itu Zhio berasal dari Seoul. Sedangkan identitasnya tidak ada dimanapun saat Hades menemukannya. Dan lebih herannya lagi... Jadi selama ini Zhio berada di Seoul? Bagaimana bisa? Bagaimana Hades bisa membawa tubuh penuh luka itu dari Tiongkok dalam waktu singkat ke Seoul dan menyembuhkannya dengan begitu cepat? Lagi-lagi, Hades semisterius itu dan Zhio kesulitan mencernanya.
Hades melirik Zhio sebentar. Seolah bisa mendengar kata hati Zhio, ia membelok ke kanan. Tepatnya ke arah Namsan tower yang tak lepas dari tatapan Zhio sedari tadi.
"Marryvonne House nomor 203. Baiklah."
Tetap saat Hades bersuara, secepat kilat Zhio menoleh padanya, menatapnya tajam.
"Bagaimana kau tahu?" selidiknya.
"Kau yang mengatakannya."
Tidak. Zhio yakin ia tidak membuka mulutnya sedikitpun. Yang ia lakukan hanyalah menatap nyalang Namsan tower di depan sana. Teringat bahwa itu adalah bangunan terakhir yang ia tatap sebelum hari itu tiba. Sesaat sebelum tangan Reo membingkai pinggang sempitnya, mengecup pucuk telinganya lalu berbisik; "aku mencintaimu."
Tubuh Zhio seketika merinding. Suara dalam Reo membuatnya kembali dalam mimpi buruk itu. Bahkan ketika ia menatap binar netra kelam Hades, tidak ada lagi ketenangan yang bisa ia rasakan. Toh, pria ini lah yang membuatnya datang kemari setelah ia tolak berkali-kali.
"Mungkin sejak awal aku memang ditakdirkan mati," keluhnya dalam hati seraya membuang muka.
Tanpa diduga-duga, Hades menggenggam lembut tangannya. Membuat Zhio terkejut bukan kepalang dengan berkata; "bersamaku juga tidak berarti kau bisa benar-benar selamat. Aku akan mengawasimu. Setidaknya dengan begini aku tidak bisa menyakitimu."
"Mungkinkah..." Lidah Zhio kelu. "Kau bisa mendengar suara hatiku?"
Hades mengendik bahu acuh tak acuh tanpa mau menjawab pertanyaan Zhio. Hingga tanpa sadar mereka telah sampai di depan gerbang rumah besar bertuliskan Marryvonne 203.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN || CHANBAEK BL
FanfictionKetika memilih menyelamatkan Zhio dari kematian alih-alih membiarkannya mati, Hades hanya berniat untuk sekedar bermain-main dengannya. Tetapi siapa sangka jika seiring berjalannya waktu, takdir justru mengungkap jati diri Zhio yang sebenarnya. Dan...