04 -Dusk Dawn

657 106 45
                                    

•••>>> Happy Reading <<<•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••>>> Happy Reading <<<•••

Sudah sejak sore Hades begini. Merebah di atas ranjang seraya menatap langit-langit kamar. Sementara tangan kanan kirinya terulur memberikan tumpangan Zhio untuk tidur. Hingga pagi menjelang. Bukan karena suka, ia melakukannya. Tetapi karena mata sabit Zhio terus saja memancarkan sendu yang mendalam. Dan itu karena dirinya.

Begitu takutnya kah Zhio dibenci olehnya? Hades terus aja memikirkan hal itu.

Sebagai seorang dewa, Hades tidak benar-benar tahu rasanya putus asa selain saat ia kehilangan sang kekasih. Ia tidak mengerti seperti apa perasaan Zhio saat ini. Saat Zhio tidak memiliki siapapun yang bisa ia percayai.

Tubuh kecil dalam pelukannya itu menggeliat. Bibir ranumnya menyuarakan parau khas bangun tidur. Tetapi tidak ada tanda-tanda lelaki kecil itu akan bangun. Justru, pelukannya semakin mengerat saja. Membuat dahi Hades mengerut samar.

Dan sebelum pria kecil itu benar-benar bangun, Hades memilih untuk beranjak pergi diam-diam. Bergerak pelan meninggalkan ranjang tanpa lupa menyelimuti tubuh Zhio.

Dan siapa sangka begitu keluar dari ruangan berbasis luxury itu Hades dikepung tatapan tajam dari Vèro. Berdiri seraya bersendekap.

"Kukira kau sudah kembali ke Olimpus," ucap Hades sambil lalu.

Vèro mengikuti langkahnya. Mengekorinya kemanapun seperti anak anjing. Mengamatinya merenggangkan otot sebelum membuka kemeja.

"Uh... So sexy," goda Vèro seraya menggigit bibir sensualnya.

Alih-alih terganggu, Hades tidak menanggapinya sama sekali. Dengan ringan mengganti kemeja hitamnya yang sudah kusut akibat dijadikan bantal oleh Zhio dengan kemeja lain berwarna lebih terang.

"Ada apa lagi?" Hades menuntut penjelasan. Pasalnya, tidak biasanya Vèro sering berkeliaran di sekitarnya. Jangan bilang ia benar-benar ingin mengambil nyawa Zhio. Jangan dulu.

Vèro menghela napas. Duduk di kursi kerja Hades dan meletakkan kedua kakinya di atas meja. Sedangkan pemiliknya tidak mau ambil pusing. Memilih duduk di sofa panjang seraya melipat kaki. Mengambil sebatang cerutu dan menyulutnya santai.

"Zeus benar-benar menghukumku. Aku tidak punya tujuan sekarang."

"Lalu kekasihmu?"

Vèro menghela napas panjang. Memang, ia bisa saja memilih menemui kekasihnya daripada Hades yang tidak memiliki nurani -siapa yang tidak tahu itu. Sayangnya justru di sana letak masalah Vèro saat ini.

"Zeus tidak percaya saat kubilang kau mengganggu pekerjaanku. Dia terus menuduhku abai karena sibuk dengan Poseidon. Sekarang Zeus melarangku menemuinya sebagai hukuman. Bukankah itu bagus?" Vèro menyindir di akhir kalimatnya.

Hades menggumam di balik kepulan asap cerutu mahalnya. "Bagus sekali."

"Yak!!" Vèro menyalak keras bersama melayangnya sebuah asbak ke arah Hades. Kesal setengah mati. Tetapi Hades berhasil menangkapnya dalam sekali gerakan. Bahkan mengucapkan terima kasih, membuat Vèro semakin darah tinggi.

SOVEREIGN || CHANBAEK BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang