Gladysa Breena, atau lebih dikenal dengan nama panngilannya, adys. Dia adalah anak yang periang, ia kenal dengan hampir semua orang di sekolah, namu dia tidak termasuk anak yang populer, mungkin karena penampilannya yang standar, dia tidak terlalu cantik namun tidak jelek juga, matanya coklat, rambutnya hitam pekat, kulitnya sedikit putih, ia juga tidak terlalu tinggi.
hari ini, Ada pelajaran matematika, sehari sebelumnya, Pak andrew sudah mengingatkan para murid-murid kalau besok harus mengumpulkan tugas, yang berarti tugasnya dikumpulkan hari ini, setelah istirahat lebih tepatnya, karena itu, Adys pergi menuju kelas A yang berisi murid-murid unggulan agar soalnya dikoreksi terlebuh dahulu oleh mereka. dari kelasnya menuju kelas A harus melewati tiga ruangan kelas, yaitu kelas B,C, dan kelas D, Adys berjalan melewati D, Kemudian kelas C, ia melihat ada seorang gadis yang dikerubungi oleh beberapa gadis-gadis yang terkenal kenakalannya di sekolah, meraka adalah Thea, via, dan Esra, mereka adalah trio gadis yang sering dijauhi karena kenakalan mereka. Melihat itu, adys langsung berteriak, "Kalau kalian gangguin dia terus, Aku laporkan ke pak guru lho!"
"HAA!? GAUSA IKUT CAMPUR!!! INI BUKAN LO" teriak Esra, dia memang terkenal suka membentak orang.
"INI URUSANKU DONG!!" balas Adys nggak mau kalah, dia berjalan mendekati mereka. Wajahnya tampak sangat marah "Aku nggak bakal biarin ada ketidak adilan di hadapanku,".
"Nggak usah sok pahlawan deh," celetuk Thea, pemimpin kelompok itu, dia selalu merasa yang paling berkuasa karena dia dekat dengan banyak kaka kelas yang jago bertarung, ada rumor yang beredar kalau ada orang yang mancari masalah dengan Thea bisa-bisa babak belur dihajar sama kakak tingkat.
'Tapi Aku nggak takut...,' batin Adys, dia masih terus mendekat.
"WOI! lo dengerin orang ngomong nggak sih!?" seru si Via sambil melangkah maju menghalangi Adys dan hendak menampar pipinya, namun Adys mendorong siku Via yang masih mengayun keatas sehingga tamparan Via meleset.
"Mending kalian pergi kalau nggak mau berhadapan sama aku" ucap Adys mengancam.
"Nggak asyik ah...," gerutu Thea sembari melengos pergi "Cewek-cewek, ayo cabut,"
bersamaan dengan Thea, Via dan Esra juga pergi, namun pandangan mata mereka masih tertuju kearah Adys, pandangan tang tajam disertai seringai jahat.
"Siap-siap aja lo," ucap Thea sebelum pergi.
"Hidup lo nggak bakal tenang," Timpal Via, nada bicaranya masih kesal.
Trio itu pergi menuju lantai atas, meninggalkan mereka disana. Adys memapah Ani, gadis yang dibuli tadi, Ani berdiri namun ia tak bisa berdiri dengan benar karena luka di lututnya, mungkin karena terbentur lantai saat ia didorong oleh trio itu tadi, Adys merasa prihatin, kemudian bertanya "Ayo kita ke UKS,".
"Gapapa Dis...," balas Ani, ia menyeka bibirnya kemudian tersenyum kepada Adys "Gue bakal pergi ke UKS sendiri"
"Tapi-" ucap Adys terhenti karena sanggahan Ani.
"Kalau lo dekat-dekat ama gue nanti lo ikut diganggu sama mereka," ucapnya "Karena itu... tinggalin gue disini aja."
Adys cuma bisa diam menyaksikan Ani yang pergi menjauh dengan langkahnya yang terseok-seok, ia masih merasa kasihan kepada Ani, 'Masih sepagi ini tapi ia sudah digangguin, aku merasa kasihan padanya'.
Setelah itu Adys langsung kembali ke kelas, ia duduk di kursinya kemudian meletakkan buku catatan matematikanya di meja "Tunggu!? buku matematika!?'
Matanya terbelalak hebat, ia langsung bangkit dari tempat duduknya namun pak Andrew sudah sampai di ambang pintu dan menyapa "Selamat siang Anak-anak, Bagaimana PR kalian?"
Adys langsung duduk lemas di kursinya, ia lupa kalau ia harus mengoreksi jawabannya ke kelas A, ia malah langsung kembali ke kelas setelah dari tangga, ia merasa tidak percaya diri dengan jawaban dia Sendiri, karena itu...
'Aku khawatir dengan nilaiku...'
0
0
0
KRIIIIIIING!!!----
Bel berdering tanda waktu pulang sekolah telah tiba, siswa-siswi lansung berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing, memenuhi lorong kemudian beramai-ramai keluar dari gedung sekolah menuju halaman sekolah, disana ada yang berbincang sambil duduk di taman sekolah menunggu jemputan mereka, ada juga yang langsung menuju parkiran motor untuk pulang dengan motor mereka, ada yang jalan bersamaan sambil berbincang, dan ada juga yang jalan sediri, Adys adalah salah satunya.
Adys berjalan sambil merenung tentang pelajaran matematika tadi siang, ia tak menyangka kalau nilai prnya jauh lebih tinggi dari yang ia bayangkan, ia senyam-senyum sendiri, ia membatin 'jangan-jangan aku itu sebenarnya jenius matematika'.
Ia berjalan dengan santai, saat ini ia sendirian di jalan itu, namun ia merasa aneh, ia melirik kesana-kemari sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan gelisah, 'aku merasa diikuti'
Dan benar saja, ada beberapa orang muncul dari gang depan, mereka memakai seragam yang sama dengan Adys, namun gaya berpakaian mereka tidak rapi dan berkesan berandalan. Adys membuang semua prasangkanya dan melewati mereka sambil menghilangkan keberadaan mereka dari dalam pikirannya, namun tiba-tiba...
"Hei, itu bocahnya baru aja lewat kan?" ucap salah satu dari mereka sembari menunjuk Adys. pandangan yang lain langsung mengikuti, mereka kemudian menyeringai, dan mengirim Voice message "Bos, bocahnya udah ketemu,"
Adys tanpa pikir panjang lagi langsung lari meninggalkan mereka dengan kecepatan penuh, mereka berlima langsung bangkit dan mengejar Adys, "WOI! JANGAN LARI!!"
Mereka berteriak sembari mengejar Adys, salah satu dari mereka larinya lebih cepat dari yang lain dan hampir menyusul Adys dan menerjangnya, Adys menyadari itu ia berkelit dari terjangan orang itu dan berguling di tanah untuk meminimalisir dampak dari jatuhan, membuat orang itu menangkap angin kemudian tersungkur, kemudian ia langsung bangkit dan langsung lanjut berlari kearah orang yang tersungkur itu, saat orang itu mencoba bangkit, Adys menyabetkan kakinya seperti pecut ke kepala orang itu, orang itu pingsan di tempat, kawan-kawannya langsung berhenti untuk menolong orang yang pingsan itu, tiba-tiba salah satu dari mereka berseru "WOE, NGAPAIN LO PADA BERHENTI! BURU KEJAR JALANG ITU!!"
Tiga dari empat orang itu langsung berlari mengejar Adys, "KALO DIA LOLOS MAMPUS KALIAN SEMUA SAMA RENDI!".
Seperti didukung oleh semesta, mereka semua langsung mengerahkan seluruh tenaganya seperti sedang dikejar oleh hewan buas dan tidak boleh berhenti, mereka berteriak memanggil-manggil Adys sembari melontarkan cacian dan ancaman, namun itu tak cukup untuk menghentikan langkah Adys.
Beberapa menit berlalu, Stamina Adys sudah hampir mencapai batasnya, mereka kejar-kejaran mengelilingi kompleks itu, kecepatan Adys berkurang drastis, mereka bertiga mulai menyusul kecepatannya, Adys membatin'kalau gini terus aku bakal ketangkep, aku harus melakukan sesuatu'.
Disisi lain, ada seorang remaja sedang makan di kaki lima yang menjual nasi goreng, ia sedang makan dengan lahap, ia sangat menikmati waktu makannya, tapi sedari tadi ia dipertontonkan sesuatu yang menarik, ia melihat seorang gadis yang 'bermain kejar-kejaran dengan tiga orang lelaki' yang dimata dia itu sedikit lucu.
padahal yang sebenarnya adalah sesuatu yang gawat, namun ia belum mengetahuinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destined Fate
RomanceTak peduli sejauh apapun jarak yang kita miliki, seberat apapun masalah yang kita hadapi, kau dan aku akan tetap bersatu kembali. Karena kita adalah dua insan yang telah ditakdirkan untuk bersama dan terikat satu sama lain.