Chapter 2

33 19 38
                                    

Happy reading.

••••

Asteria.

Dalam mitologi Yunani, Asteria dikaitkan dengan bintang dan langit. Sekilas nampak indah, namun siapa sangka Asteria tak seindah bintang di langit malam dan siapa sangka Asteria adakah perkumpulan lelaki tampan ternama? Sudah ada sejak mereka berusia 8 Tahun. Ya, selama itu sudah mereka bersama.

Asteria bukan sekumpulan genk motor, bukan genk anak SMA. Mereka hanya perkumpulan lelaki yang sudah berkawan sejak kecil. Namun mereka menjadi perkumpulan terfamous sepanjang sejarah dengan kekuasaannya yang tak terbatas.

Terdiri dari tujuh member yang menakjubkan. Jake Chryses Malvezeus si jago kimia, Jay Jeremi Almahera si jago bela diri, Riki Sianipar si hacker, Ethan Lee si jago matematika, Sunghoon Zaidan Firas si suara merdu, Suno Langitan Hangga si baby face dan Jungwon Sastra Hangga si jago merangkai kata.

Mereka semua ada saling melengkapi kekurangan masing-masing.  Asteria-lah paket komplit sesungguhnya, disegani, ditakuti dan dikagumi.

Kekacauan terjadi, koridor yang awalnya tenang dan senyap mendadak seperti pasar. Hanya karena kehadiran Asteria.

Isris mata setiap kaum hawa tak lepas menatap takjub. Menahan jeritan saat ke tujuh lelaki tampan itu melewati mereka dengan santai. Siapa yang dapat berpaling dan menyia-nyiakan kesempatan menatap member Asteria yang penuh kharisma?

"ANJIR ITU NGAPAIN SI JAKE?!"

"JAKE GUE CEMBURU!"

"ANJIR JAKE DIA PACAR LO?!"

Jeritan tak tertahankan lagi, ketika melihat Jake merangkul seorang gadis yang berjalan di depan mereka.

Bukan hanya penduduk sekolah, bahkan teman pria itu juga bingung atas tindakan Jake.

▪︎▪︎▪︎▪︎

"Jake kemana sih?"

Kini ke enam pria itu tengah berada di kantin. Memperhatikan sekeliling, berharap hidung Jake muncul.

"Pacaran kalik, lagian tuh cewek siapa dia sih?" ucap Langit.

Riki terlihat mengingat sesuatu. "Kaya kenal gak sih? Tapi gue lupa."

"Cewek cantik mana yang gak lo inget?!" ujar Zaidan sensi.

Riki menatap kesal Zaidan, memilih diam dengan terus berpikir keras.

"Apa kita cari Jake?" celetuk Sastra.

Ethan menatap pintu kantin, "Gak perlu, dia udah dateng."

Keadaan kantin yang semula ramai mendadak senyap, akibat aura dari salah satu pria tampan dia tengah-tengah kantin yang tidak bersahabat menatap ke depan memperhatikan Jake yang berjalan ke arahnya.

"Kenapa lo?"

Jay menatap Ethan kemudian beralih menatap Riki, "Gue mau, besok lo sudah tau tentang gadis itu, Riki."

"Ooohhhh." Riki bergumam. "Sirine menyala di kepala gue."

••••

Cerita ini hanya karangan semata, tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata visual!

Cerita ini hanya karangan semata, tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata visual!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fall in BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang