"Tanpa arah"

911 30 0
                                    

Tahun ini telah tiba di bulan September di mana cuaca sedang ekstrem2 nya perubahan cuaca sangat tidak menentu tiba2 panas dan tiba2 hujan ...

Untung saja saat ini aerin sudah memiliki sebuah mobil yah walaupun mobil kecil itu adalah jerih payahnya selama ini .aerin memang benar2 wanita berani dan mandiri pergi sendiridari desa untuk mencari nafkah melatih dia mnjadi wanita kuat tanpa bantuan siapapun .

Pagi itu cuaca nampak lumayan cerah ,sebelum pergi ke kantor aerin mampir di salah satu minimarket untuk mencari cemilan.

"Mba aerin...wahh iya mba aerin gimna kabar nya" tanya laki2 cukup tegap namun tidak terlalu tinggi , aerin ingat laki2 itu adalah Rajif salah satu sekpri pak parbowo yg dia kenal.

"Eh iya mas rajif,gimna mas kabar nya"aerin menyambut jabat tangan yg di ulurkan rajif.

"Baik mba ,wahh mba hebat ya sekarang jadi pembawa berita,keren mba"

"Ah mas bisa aja ..biasa aja kok"

"Penampilan mba sekarang beda juga lebih cantik pasti pak mayor bahagia punya kekasih seperti mba aerin"gurau rajif kepada aerin..

"Hehe mas apaan bisa aja buat orang ke GE ER an, mas lagi nyari apa?" Tanya aerin ramah

"Oh enggak ini mba saya selesai tugas dari rumah bapak kok ngantuk mau nyari minuman kopi lah biar melek dikit"

"Loh masih lagi kok udh selesai tugas mas"

"Iya mba saya izin pulan hari ini karna ada urusan keluarga,ya udh saya dluan ya mba"

"Oh iya mas hati2" jawab aerin dengan senyuman ramah ..

. . . . . . . . . . . . .

Cuaca pagi itu tiba2 berubah hujan yg begitu deras tiba2 saja turun ,aerin sedikit kaget saat keluar dari minimarket melihat rajif sedang berdiri sambil melihat jam tangan nya .

"Loh mas masih di sini?"

"Eh iya mba malah hujan saya ga bawa mobil jadi lagi nunggu go car tapi kok lama banget ya"

"Oalah mau sekalian bareng saja aja? Kantor saya juga kan searah sama rumah mas"

"Gak mba ga usah takut ngerepotin"

"Ahh udh biasa aja kaya lagi sama sapa aja" jawab aerjn yg begitu ramah menandakan dia sama sekali tak keberatan .

. . . . .. . . . . . . . ( Di dalam mobil ). . .

"Mba ini beneran saya nya ga ngerpotin" tanya rajif memastikan.

"Enggak mas tenang aja kita searah ini "

"Wahh maksih loh mba udh di kasih tumpangan ,mba sudah cantik , pintar baik pulak pasti mayor bangga punya pacar spertj mba aerin."

"Paan si mas bikin saya jadi mau terbang aja " candaan mreka memecah kecanggungan mreka di dalam mobil saat itu.

"Oya mas rajif memang kalau sekolah militer tu sibuk sekali ya"tanya aerin penasaran .

"Ya tentu dong mba nama nya juga sekolah militer gak boleh main2 hatus fokus,kenapa emang mba?"

"Ohh gituu mungkin itu alasan mayor tidak sempat ngasih kabar ke saya ya mas"

"Bisa jadi mba emang kapan terakhir mayor kasih kabar mba?"

"Udh lama bnget si mas ,kalau sama kalian rekan krja nya gmna dia sering kasih kabar ga?"

"Kalau ke saya sih enggak mba ,tapi kalau ke bang rizky sering sih saya dengan mereka telfonan karna kan mreka berdua memang dekat sewaktu kerja dengan bapak"

"Ohh gitu yaaa..."

"Udh mba berhenti di sini saja biar saya jalan sendiri ke depan dari pada mba harus belok2"pinta rajif

"Ya ya mas ok!"

"Mba saya boleh minta kontak nya siapa tau lain kali saya bisa balas tumpangan mba ini"

"Hehe boleh2 mas "aerin menyebut satu persatu angka no hp nya.

"Sekali lagi makasih ya mba"

"Sama2 mas " aerin berpamitan pada rajif

. . . . . . . . . . . .

Mendengar cerita rajif tadi aerin berniat menelfon rizky ,dia ingin tau bagaimana kabar pacar nya itu kenapa dia menghilang tak menghubungi nya sama sekali.

Namun niat itu dia tahan mengingat saat ini dia sedang terburu-buru untuk pergi kerja .
.

Bersambung. . . . . .

Setia menunggu sang MayorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang