Bintan tinggal bersama keluarga ibu nya hingga ia naik ke kelas 3 SMA.
Tidak mudah juga bagi Bintan kembali masuk ke dalam lingkungan keluarga ibu setelah sekian lama.
Ada rasa takut di dalam hati Bintan akan mengecewakan mereka semua lagi.
Bintan benar-benar tidak ingin salah langkah.
Bude memberikan wejangan kepada Bintan saat mereka duduk di sofa depan tv.
"Nak, jangan sampai masuk ke lubang yang sama dua kali. Kalau sampai masuk berkali-kali itu namanya bodoh"ucap Bude kepada Bintan.
Gadis itu mengerti maksud bude.
Maksudnya adalah jangan sampai Bintan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang.
Bintan sudah akan mulai beranjak dari remaja menuju dewasa.
Sudut pandangnya kini tidak hanya satu saja.
Ia harus benar-benar belajar agar tidak salah lagi.
Walaupun kesalahan akan tetap ada dalam setiap perjalanan kehidupan, namun kesalahan ada untuk dijadikan pelajaran agar lebih baik kedepannya.
Sama hal nya seperti kehidupan Bintan saat ini.
Bintan kini tidak lagi berangkat sekolah menggunakan busway.
Ia di antar jemput oleh ojek yang di bayar bude.
Bude sangat marah ketika mengetahui dari SMP hingga SMA Bintan dibiarkan berjalan jalan kaki dan naik busway dengan jarak sekolah yang sangat jauh.
Bintan menjadi semakin fokus saat di sekolah karena energi nya tidak habis di jalan seperti dahulu lagi.
Saat Bintan sampai di sekolah ia pun berjalan santai menuju kelas.
Tiba-tiba ia di sapa oleh seseorang yang sudah lama notifikasi nya tidak muncul di handphone Bintan.
"Halo bin"sapa lelaki yang akrab di panggil Ahmad.
"Eh iya"ucap Bintan antara kaget dan salah tingkah.
"Cie-cie Ahmad..ini ya cewe yang deket sama kau waktu itu"ucap teman laki-laki Ahmad.
Bagaimana Bintan tidak salah tingkah. Ia di sapa oleh Ahmad yang sedang berkumpul bersama teman-teman nya.Bintan sangat malu.
Bintan pun langsung pergi tanpa berkata sesuatu kepada Ahmad.
Namun ia mengirimkan pesan ke Ahmad.
"Jangan gitu lagi,aku malu di depan teman mu"
Setelah mengirimkan pesan itu, bukannya lega.Bintan malah jadi galau karena dua minggu kemudian Ahmad benar-benar tidak melihat ataupun menyapanya.
Rasanya sedih padahal cuma teman .
"Woi bin,kenapa si beberapa hari ini murung aja"ucap Rara menepuk pundak Bintan.
"Iya bin kenapa sih"tanya Fifah.
"Aku tau,pasti Bintan galau karena di ghosting sama Ahmad"ucap Kinan yang langsung mendapatkan tatapan tajam Bintan.
"OALAH BIN BIN"ucap Rara dan Fifah serentak.
Tidak lama setelah itu Ahmad nampak berjalan sendiri melewati kelas Bintan.
Bintan langsung menatap tajam temannya dengan isyarat diam saja kalau Ahmad lewat.
Namun sudah pasti Rara akan berbuat usil.
"Woi Ahmad! Ah sombong kali loh gak mau main sini lagi"ucap Rara membuat Bintan mendengus kesal.
Dahulu saat masih dekat di kelas 2,Ahmad memang sering main ke kelas karena ia juga memiliki teman di kelas itu.Ya sekalian modus juga ngobrol dengan Bintan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menangis saja!
Não FicçãoMenangis selalu mendapat stigma negatif bahwa orang yang menangis berarti mentalnya lemah. Hal tersebut yang terkadang membuat sebagian orang takut untuk mengekspresikan emosinya. Padahal menangis dapat membantu mengurangi stres dan memberikan energ...