Setelah lebih dari satu hari terjatuh dalam keadaan tidak sadar, akhirnya mata indah milik Avira kembali terbuka.
Seorang gadis cantik dengan rambut hitam pekat dan mata berwarna hitam yang memukau menatapnya dengan penuh perhatian, "Kau sudah bangun, Avira?" tanyanya dengan lembut.
Yunia, yang merasa ragu dan takut salah mengidentifikasi orang, menjawab dengan bingung, "Kau? Queen?" Perempuan yang dipanggil Queen itu tampak kebingungan dan menjawab, "Ya, ini aku. Lalu siapa lagi kalau bukan aku?" Mendengar jawaban itu, Yunia terdiam, dan tiba-tiba sosok perempuan cantik namun ceria muncul di ambang pintu.
"Unie, kamu sudah bangun!" seru Liberal dengan semangat. "Ya, aku sudah bangun," jawab Yunia, merasa canggung.
Meskipun jiwa aslinya sangat dekat dengan anggota filie lainnya, saat ini, ia merasa terasing karena tubuhnya yang berbeda.
"Ada apa? Kenapa kamu terlihat tidak nyaman?" tanya Queen, menunjukkan kepedulian yang mendalam.
"Ah, tidak, aku hanya sedikit pusing," jawab Yunia berusaha mencari alasan yang tampak masuk akal. Namun, Queen dan Liberal menjadi khawatir mendengar pernyataannya itu.
"Panggil dokter," perintah Queen kepada Liberal. "Baik," jawab Liberal cepat-cepat pergi mencari dokter.
Kecemasan melanda Yunia saat melihat mereka, meski ia tidak tahu pasti mengapa.
Tak lama kemudian, seorang dokter wanita, Dr. Fina, datang bersama Liberal. "Apa keluhan Anda?" tanya Dr. Fina. "Kepalanya sakit," jawab Queen, melihat Yunia yang justru terdiam. Dr. Fina terlihat bingung dengan situasi ini, tetapi mulai memeriksa keadaan Yunia, yang kini dikenal sebagai Avira.
"Nona Avira baik-baik saja, tetapi ada sedikit keanehan di otaknya. Mungkin beberapa kenangan telah hilang karena benturan," ungkap Dr. Fina. "Oh begitu," jawab Queen sambil mengangguk, begitu pula Liberal.
Setelah memeriksa, Dr. Fina kembali ke ruang kerjanya untuk menangani pasien lain. Yunia terdiam, dan sikapnya yang berbeda membuat Queen dan Liberal bingung.
"Emm, kau terlihat berubah. Sepertinya kata dokter benar, beberapa ingatanmu mungkin hilang," komentar Liberal santai. "Seperti itulah," jawab Yunia dengan canggung. Ketiganya kemudian sibuk dengan aktivitas masing-masing; Queen asyik dengan ponselnya, Liberal menonton televisi, sementara Yunia melamun dengan pandangan kosong ke arah kaca.
"Unie, Avira terlihat sangat berbeda," bisik Liberal kepada Queen. "Ya, dia memang terlihat berbeda," balas Queen, sambil berbisik mengenai Yunia yang kini sadar bahwa dirinya menjadi bahan perbincangan.
"Aku tahu kalian sedang membicarakanku," kata Yunia dengan nada serius, membuat Queen dan Liberal tersenyum lebar tanpa dosa.
"Hehe, maaf, Uni," ujar Liberal. Yunia hanya menghela napas mendengar hal itu.
"Apa aku banyak berubah?" tanyanya ragu. "Ya, kau banyak berubah. Dulu kau tidak pendiam, kau seperti barongsai yang tak pernah berhenti bergerak," jawab Queen blak-blakan, membuat Yunia terdiam.
"Barongsai? Bukankah dalam video Avira terlihat sangat anggun?" gumam Yunia, merenungkan kata-kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
pemalas jadi idola (Sudah Revisi)
Short StoryBaca aja langsung lagi masa revisi