episode enam

163 14 4
                                    

Hati-hati berlalu dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Yuri terbangun di pagi hari; mata cantik itu terbuka perlahan, melihat atap kamar yang terlihat bersih dengan hiasan lampu indah yang akan menyala ketika malam.

"Pagi, dunia tipu-tipuku," ucap Yuri tersenyum lebar. Dirinya tidak sabar untuk melakukan audisi walaupun dia juga gugup, takut tidak melakukan hal yang terbaik.

[Nona, Anda menyapa dunia tapi Anda tidak menyapa saya. Anda sangat jahat kepada sistem lucu imut seperti saya], ucap Lulu dengan nada tersakiti. Yuri hanya memutar mata malas.

"Aku seperti mendengar sesuatu, tapi apa ya?" ucap Yuri, membuat Lulu kesal.

Yuri tidak membuang waktunya hanya untuk bertengkar dengan Lulu. Setelah mandi, Yuri langsung mencari baju yang menurutnya bagus dan alhasil dia memilih baju santai: jaket putih polos dengan rok pendek berwarna biru dan sepatu putih.

Yuri duduk di depan cermin, melihat wajahnya yang lumayan membaik karena dia merawat wajahnya dengan baik, seperti memakai masker secara rutin.

"Buka status," ucap Yuri. Tak lama, layar biru muncul menunjukkan status Yuri yang sedikit lebih baik.

Nama: Prak Yuri

Umur: 19 tahun

Vokal: S-

Tari: A-

Rap: C-

Visual: A-

Seksi: B+

"Sepertinya perjuanganku selama dua hari ini berbuah manis," ucap Yuri tersenyum manis sambil mengoleskan lipstik pink di bibirnya.

Yuri melihat penampilannya di cermin dan mengangguk-angguk ketika melihat penampilannya yang lumayan oke.

"Sudah selesai, waktunya untuk membuat dirimu populer, Yuri," ucap Yuri bersemangat, mengambil ponsel dan juga tas hitam ukuran kecil yang hanya muat ponsel dan uang tanpa dompet.

Yuri menjauh dari gedung apartemen miliknya dan tak lama taksi yang dia panggil sampai. Yuri langsung masuk dan mobil segera berjalan.

Sepanjang jalan, Yuri hanya melihat pemandangan kota yang sibuk. Mobil-mobil terlihat berlalu lalang tanpa henti, suara mesin terdengar. Yuri yang mengalami macet hanya bisa bersabar.

"Kesibukan kota terlihat indah, namun kenapa diri ini terasa hampa?" Senandung merdu Yuri membuat supir taksi meliriknya.

"Ah, ku tahu ini akan terjadi, ku takkan mau mengenalmu. Oh Tuhan, kau tahu betapa cintanya diriku kepadanya, tapi kenapa, dia memilih yang lain~~"

Suara lembut penuh emosional Yuri membuat supir taksi seperti merasakan emosi sedih dari lagu yang Yuri bawakan.

Tak terasa taksi berhenti di gedung besar yang lumayan mewah. Beberapa gadis muda berjalan masuk ke dalam gedung dengan pakaian menarik, begitu juga dengan laki-laki yang tidak mau kalah saing dalam cara penampilan.

Yuri memberikan uang kepada supir taksi, lalu keluar dan berjalan pergi memasuki gedung Lovato yang terlihat ramai karena orang-orang yang mendaftarkan diri tidak tanggung-tanggung.

Yuri bahkan harus bersabar menunggu dua lift yang terlihat sibuk karena banyaknya orang. Mungkin kalau dihitung akan sangat susah.

"Sepertinya akan susah, banyak orang yang mendaftar pasti ada saja yang memiliki bakat yang luar biasa. Ah, apa aku bisa debut?" batin Yuri yang mulai merasa takut jika dirinya tidak bisa debut menjadi idola.

Tepukan di bahu membuat Yuri menoleh. Ternyata seorang gadis cantik, lebih tinggi beberapa cm dari Yuri, tersenyum manis ke arahnya.

"Hai, aku Kim Runa," ucap Runa memperkenalkan dirinya. Yuri hanya mengangguk-angguk.

pemalas jadi idola (Sudah Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang