6. Sosok yang Selalu Ada

30 1 0
                                    

Haruna berencana baru akan muncul di kampus satu pekan ke depan. Dia sudah mempertimbangkannya dari berbagai aspek. Tidak masalah satu pekan ini dia hanya bisa menyimak mata kuliah dari catatan teman sekelasnya. Haruna hanya perlu memastikan selama satu minggu itu tidak ada kuis mendadak yang diselenggarakan dosen mata kuliah.

Akan tetapi, rencana tinggallah rencana, di hari ketiga Haruna menyembunyikan dirinya, dia mendapat telepon beruntun dari Paras. Di dering pertama ponselnya berbunyi Haruna sedang berada di dapur, sehingga dia tidak tahu kalau cowok itu menghubunginya. Biasanya Paras tidak pernah meneleponnya hingga berkali-kali jika tidak ada hal yang mendesak.

Ketika Haruna berniat untuk menghubungi Paras, ponselnya berbunyi. Paras kembali menelepon dan apa yang cowok itu sampaikan adalah hal terakhir yang ingin dia dengar. Sebenarnya Paras tidak memberitahu apa yang terjadi, tapi bagaimana Paras mendesaknya untuk segera datang ke kampus, membuat Haruna berpikir bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi. Dan otomatis saja, dia langsung mengaitkan hal itu dengan Adrian.

Dengan jantung yang terus berdegup sepanjang perjalanan, Haruna akhirnya sampai di kampus. Tidak ada yang janggal ketika dia sampai di parkiran fakultasnya. Haruna melepas helm dan mulai berjalan memasuki gedung fakultasnya dengan langkah buru-buru, seolah tidak ingin gerak-geriknya terjaga dalam pantauan seseorang. Dia pikir, sebaiknya menghubungi Paras ketika sudah sampai di gedung fakultasnya saja.

Kondisi gedung tidak terlalu ramai, tapi tidak juga bisa disebut sepi karena di spot-spot tertentu gedung itu, tampak sejumlah mahasiswa sedang nongkrong.

Haruna merasa kejanggalan mulai terjadi, ketika flatshoes hitamnya menginjak lantai gedung fakultas semakin jauh. Tidak hanya sekali dia mendapati tatapan-tatapan intens terjurus kepadanya. Padahal di hari-hari normal biasanya dia tidak pernah merasa diperhatikan seperti menyiratkan sesuatu. Entahlah ini hanya kecemasannya saja atau memang sesuatu telah terjadi. Haruna mempercepat langkahnya menuju toilet, dan langsung menghubungi Paras setibanya di tempat itu.

Sambungannya diterima sesaat setelah dering pertama berbunyi. Haruna menduga di gedung fakultasnya atau entah di mana, Paras pasti sudah menunggu teleponnya sejak tadi. Hal pertama yang diucapkan Paras adalah menanyakan keberadaannya. Haruna langsung memberitahu posisinya dan tak lama setelah sambungan diputus, Paras muncul di depan pintu toilet.

Cowok itu menatapnya agak lama sebelum menyerahkan selembar kertas pada Haruna.

Degup jantung Haruna yang semula sedikit bisa dikendalikan, kembali berdetak cepat. Ada keengganan yang mungkin saja terlihat jelas di wajahnya ketika menatap kertas itu. Haruna benar-benar tidak siap menghadapi apa pun mimpi buruk yang samar-samar terlihat dari tempatnya berdiri.

Selama dua tahun ini, Haruna begitu menikmati hidupnya. Walaupun itu didapatkannya dari upaya pelarian, kenyataan itu tidak mengubah bahwa di masa kuliah, hidupnya terasa lebih baik daripada saat di SMA.

Dari kertas tatapan Haruna naik ke wajah serius Paras yang dinaungi dua netra pekat. Cowok itu tengah memperhatikannya. Lama tatapan mereka saling terkait, hingga akhirnya dari sana Haruna menemukan keyakinan yang membuatnya memiliki keberanian mengambil kertas itu. Ketika akhirnya melihat gambar yang ada di kertas, keberaniannya seketika menguap digantikan keterperangahan.

"Gambar ini tertempel di kantin, papan pengumuman utama kampus dan beberapa spot terbuka lainnya," ujar Paras. "Lo tahu siapa yang melakukan itu," Haruna mendengar pertanyaan itu, tapi Haruna terlalu terkejut sehingga tidak merespons selain menatap dirinya sendiri di dalam gambar tersebut.

Meskipun kertas itu hanya salinan fotokopi sebuah foto, hanya memiliki warna hitam yang dominan, tapi Haruna masih bisa melihat gadis di gambar itu adalah dirinya. Bahkan Paras pun mengenali wajahnya. Dan mungkin teman-teman kuliah juga mengenalinya. Sekejap Haruna langsung mengerti mengapa orang-orang tadi menatapnya.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang