Episode 02

181 118 44
                                    

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌

●○●○●○

Setelah pulang sekolah Nara bersantai di dalam kamarnya sembari sibuk menggeser layar handphone. Kemudian dia beralih membuka aplikasi hijau untuk mengecek apakah ada chat masuk atau tidak terutama dari sahabatnya, karena dia sudah merindukan sahabat satu-satunya itu. Dan benar saja, ada chat masuk dari nomor kontak yang disematkannya.

Dharararararari:
Gue udah pulang dari tadi siang. Lo cepetan ke sini! ke rumah! Gue beliin banyak oleh-oleh buat lo.

Setelah membaca chat dari Dhara, dia langsung bangun dari rebahan ternikmatnya. Dengan secepat kilat juga Nara mengganti seragamnya dan segera pergi ke rumah Dhara. Sekitar tiga menit berjalan Nara sampai di depan gerbang rumah Dhara.

"Woy Dhara! Cepet bukain gerbangnya dan serahin oleh-oleh gue!" teriak Nara dari luar gerbang.

"Lo lama-lama makin gak ada akhlak ya. Udah seminggu lebih gak ketemu gue, bukannya temu kangen malah teriak-teriak kayak rentenir lagi nagih hutang," sinis Dhara kesal terhadap sahabat no have akhlaknya itu, setelah dia membuka gerbang.

Tanpa memperdulikan kekesalan Dhara, Nara langsung nyelonong masuk ke dalam rumah Dhara sebelum dipersilahkan oleh tuan rumah.

Rumah Dhara terdiri dari dua lantai dan didominasi warna coklat terang. Di ruang tamu, terdapat jam antik dan sebuah lemari kaca yang di dalamnya terdapat banyak boneka juga beberapa koleksi robot.

"Mamah gue belum pulang, jadi gue sendirian di rumah."

"Jadi tujuan lo nyuruh gue ke sini selain ngasih gue oleh-oleh, lo juga minta gue buat nemenin lo di rumah ini gitu?" tebak Nara tepat sasaran.

"Nah, gitu dong. Jadi sahabat itu peka dikit kayak sekarang ini," puji Dhara memeluk Nara sebentar. Lalu dia menggiring Nara menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Setelah mereka masuk kamar Dhara, mereka langsung disambut oleh wangi lavender dan juga dinding berwarna biru laut khas selera Dhara.

Di kamar itu terdapat satu figura besar yang berada di pojok kamar berisi foto-foto palaroid kenangan Dhara dan Nara dari mereka kecil hingga terakhir liburan mereka di pantai tiga minggu yang lalu.

"Kamar lo berubah ya?" tanya Nara, karena dia merasa sedikit asing dengan kamar Dhara.

"Gak banyak sih, cuma ganti cat dinding sama gue tambahin lampu neon doang," jelas Dhara membernarkan. Karena setahu Nara, dinding kamar Dhara itu perpaduan warna Abu-abu dan hijau tua.

"Padahal baru seminggu gak ke sini, udah makin kece aja kamar lo." Jujur, Nara lebih suka kamar Dhara yang sekarang karena biru juga termasuk warna kesukaan Nara.

"Jadi karena lo udah tau gue di rumah sendirian, nanti malam temenin gue tidur, okey?" pinta Dhara dengan penuh harap.

"Kalau itu mah tanpa lo tawarin gue juga bakal temenin lo. Tapi nanti temenin gue dulu buat minta izin ke bunda sekalian ngambil handphone ya!" tawar Nara.

"Siap nyonya besar." Refleks Dhara berdiri dan memberi hormat layaknya seorang prajurit.

"Sekalian ngambil peralatan sekolah lo juga," lanjut Dhara.

Detik dan DetaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang