Part 9: Selfie

1.1K 20 0
                                    

SEBELUM BACA DI VOTE DULU YAA!!😊

JANGAN LUPA KOMEN JUGA!!!🙏🏻

Nasayu, dengan piyama tidurnya, duduk terpekur di atas kasur. Kedua matanya menyipit menyorot pada selembar kartu terbuat dari plastik yang ia letakkan di atas sprei. Yang sejak beberapa jam lalu setelah menerimanya belum berani ia selipkan ke dalam dompetnya. Gadis itu merasa kalau sudah berada di dalam dompet, berarti ia sudah menerima dijadikan pacarnya.

Pacar?

Ha!

Ha ha ha ha!

Lucu sekali.

Pacar dari Ancol?

Mau dipikir sampai isi kepalanya njebluk pun, Nasayu tidak bisa paham kenapa sebegitu mudahnya Baskara memberikannya kartu ATM ini. Pria itu menyerahkannya mirip seperti meminta untuk dibelikan rokok di warung jadi sekalian deh sana boleh jajan bakso!

100 Milyar?!

Lalu apa itu si boss bilang apa tadi? Kalau tidak salah bilang seperti ini: "Isinya mungkin ada sekitar 100 Milyar saat ini. Jadi mungkin cukup kalau hanya untuk sementara."

Sementara katanya?

Nasayu hanya bisa tertawa terbahak-bahak! Sementara buat Baskara tapi bagi orang seperti Nasayu, uang segitu bisa sampai mati juga masih tersisa banyak!

Memang di luar nurul bagaimana cara konglomerat ini hidup. Uang apa daun sih ini?

Tapi bukannya Nasayu harusnya sudah paham? Ia sudah berkali-kali melihat bagaimana cara atasannya menggunakan uangnya. Bahkan sudah berkali-kali juga Nasayu mendengarkan pembicaraan Baskara di kantornya di telepon atau dengan koleganya saat gadis itu juga sedang berada di ruangan yang sama. Bahkan ia pernah mendengarkan pembicaraan satu arah Baskara dengan Ibunya yang sepertinya sedang marah, dan diakhiri dengan Baskara mengucapkan kalimat saktinya berupa, "Aku sudah kirim 70 Milyar ke Mama. Terserah mau dipakai apapun selama Mama di sana."

Nasayu masih ingat betul bagaimana Baskara membuatnya cengo di tempat dan lupa mau memintanya untuk memeriksa laporan yang baru saja diserahkan oleh Pak Bobby. Kalau bukan suara Baskara yang memanggil namanya, entah kapan Nasayu kembali sadar setelah mendengarkan pembicaraan mahkluk beda kasta di depannya tersebut.

Lalu sekarang ia sendiri yang diberikan ucapan sakti tersebut. Ini sudah berjam-jam berlalu, lho. Tapi masih belum bisa ia percayai indera pendengarannya yang seharusnya masih normal ini.

Lamunannya terganggu oleh suara WA masuk ke dalam ponselnya. Nasayu mengambil gawainya dan melihat nama Baskara di layar. Segera ia buka dan menemukan sebuah pesan yang membuatnya tersentak, lalu merona dengan jantung yang tiba-tiba berdebar kencang.

Sayang, minta poto selfie kamu.

Nasayu menelan ludahnya kesusahan. Susah payah ia mencerna isi pesan yang dikirimkan Baskara.

"Ini si Bapak minta poto selfie gue beneran? Buat apaaaannn?" Nasayu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sembari mengetikkan sesuatu di hapenya.

'Untuk apa ya, Pak?'

Untuk Saya kalau kangen jadi tinggal lihat poto kamu.

"Haisshh, sialan nih duda!" Umpat Nasayu salah tingkah. Gadis itu turun dari tempat tidurnya dan langsung menuju kaca di meja tempat biasanya dirinya make up. Rambutnya yang ikal dan panjang sedikit berantakan, ia sisir dengan jemarinya lalu ia pakaikan sedikit lipbalm dan sedikit perona pipi agar terlihat lebih segar. Wajahnya tanpa make up apapun sangatlah pucat dan Nasayu tidak ingin memperlihatkan warna pucat di dalam potonya.

Baskara & NasayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang