07. Fevers, or...

6K 544 74
                                    


JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN YA!!

HAPPY READING^^

•••

Tanpa disengaja saat sedang berjalan santai menuju lapangan basket, pupil Felix menangkap sesosok mungil yang terlihat sedang terengah-engah.

Rasa penasaran menyerogoti tubuh kekarnya, dengan langkah panjang Felix berjalan mendekat.

Betapa lucunya anak ini ketika dia sedang berkutat dengan pikirannya sampai-sampai anak itu tidak menyadari kehadirannya.

Dengan rasa penasaran yang besar, Felix menempatkan wajahnya tepat di sebelah wajah anak kecil itu untuk mendengar gumam'annya lebih jelas lagi. Jika saja Felix mau, dia bisa saja mengecup pipi bulat yang seperti bakpao itu.

Tapi dia tidak mau membuat kelinci kecil itu terkejut, jadi yang bisa ia lakukan adalah menahan mati-matian bibirnya agar tidak menempel di pipi gembul itu.

"Wahh, haha. Hampir aja tadi tuh!" Lega si kecil mengusap peluhnya yang keluar akibat berlari dengan tenaga penuh dan semangat. "Untung aja tadi dia ga ngejar, kalo ngejar-"

"Kalo ngejar kenapa emang?" serobotnya dengan semangat, tentu dengan serengaian puas saat melihat respon menggemaskan dari anak kecil itu.

"WAAH, SIALANN!!" Teriaknya, teriakan nyelengking itu bisa saja memekakkan telinganya jika dia berteriak tepat di telinganya. Yah, lagi pula Felix tidak terlalu perduli tentang itu.

Jika kamu ingin tau, saat ini Felix agak syok dengan teriakan nyaring seorang Feronio. Bagaimana tidak syok coba? Anak polos, lembut dan menggemaskan itu dapat mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya keluar dari mulut seksi itu. Felix, jadi sedikit tidak terima dengan kenyataan pahit itu.

Tapi, ini tidak terlalu penting. Yang penting saat ini adalah respon menggemaskan dari seorang Feronio Fransié. Oh, lihatlah telinga kecil itu merona, belum lagi tangan mungil itu mengusap-usap telinga memerahnya.

Betapa imutnya respon yang Felix dapatkan. Bisa-bisa dia kehilangan akalnya sesaat jika ini terus berlanjut.

"Kau- Tidak sopan!" Anak itu dengan mata bulatnya itu melotot lucu, dia terlihat seperti mencoba mengintimidasi Felix. Jadi Felix hanya bisa tertawa gemas dengan tingkah lucu itu

Gila, bisa gila.

Terbesit di otak Felix untuk melepas setidaknya sedikit dari Feromonenya untuk memberitahu seperti apa cara mengintimidasi seseorang. Haruskah dia memberi contoh sedikit? Tapi, percuma, toh dia bukan seorang omega.

Kalau gitu caranya sih, bukannya takut, yang ada malah memancing nafsu seseorang. Kalau saja Felix imannya tidak kuat, sudah dipastikan Feronio kini akan dilahap habis oleh dirinya.

"He-Hey! Kenapa tertawa? Emangnya ada yang membuat lelucon apa?!"

Felix tersadar dari lamunannya, lagi ia tersenyum simpul.

"Ekhm, siapa suruh bertingkah imut begitu..." Gumam Felix yang sudah pasti tidak terdengar jelas di telinganya Feronio, hal itulah yang membuat Feronio jadi mangut-mangut kesal.

'IMUT BANGET, SIAL!' Batin Felix berteriak geregetan ketika melihat bibir kecil dan berisi itu berkedut lucu. Gila, Felix bisa gila kalo gini terus!!

"Jika diperhatikan lagi...
Kau-  Felix ya."

Eh?- Tunggu...

Felix...,
Dia tak salah dengar kan?

FeronioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang