13. Oh?

1.8K 203 28
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN

HAPPY READING^^

•••

"huee, huuuuaaaaaaangg" tangis feronio yang kencang didalam gendongan seorang pria yang tak lain tak bukan vincent sendiri.

apa yang terjadi hingga bayi ini menangis kencang seperti ini?

flashback

"hunggh, keluarkan! kamuuu berhentiii sialan!!" Feronio terus mencoba melepaskan penyatuan mereka. Namun, setiap dia mencoba keras untuk itu Vincent selalu mempunyai cara untuk mengunci pergerakannya.

trust
trust!

Hentakan kuat terus menembus anus Feronio, membuat pria kecil itu merengek lebih keras lagi, entah apa yang membuat keduanya terus melanjutkan kegiatan gila itu tanpa jeda hingga siang itu berganti malam.

Dengan hentakan keras, Vincent membenamkan dalam gumpalan daging miliknya menembus bagian terdalam Feronio "Arhh!" Geraman panjangan terdegar jelas dikala dirinya mengeluarkan muatan yang menyesakkan itu.

Dapat Vincent lihat bagaimana sexy-nya ekspresi Feronio yang masih kehilangan akalnya. Ahh, sungguh mempesona.

Kini sudut matanya menangkap pemandangan erotis lainnya. Vincent merasa begitu senang sebab bangga akan dirinya yang benar-benar melampaui apa yang dia pikirkan.

Ditekannya lembut perut Feronio yang terlihat menyembul "Hey, sayang. Apa kau merasakan bagaimana penisku memenuhimu seperti ini hm?" tanya Vincent yang tidak memperdulikan bagaimana Feronio yang kembali menangis dibuatnya.

"Ugh jangan ditekan brengsek, orang gila, sialan, bangsat!" Feronio benar ingin melawan lebih banyak, tapi staminanya benar-benar terkuras habis.

"Yaa~ Ya~ baiklah sayangku"

Dengan perlahan akhirnya Vincent mengeluarkan kebanggaannya dari lubang kesayangannya, yah meski berat hati.

flashback off

"SEKARANG CEPAT KAMU TURUNKAN AKU, DASAR BRENGSEK GILAA!" pekik Feronio tepat ditelinga Vincent

Yahh, apa yang dapat Vincent lakukan selain tersenyum akan perlakuan kesayangannya ini?

"Iya, iyaa. Saya turunin saat kita sampai dikamar." Bujuk Vincent pada Feronio

"BAJINGAN GILA INI, TURUNIN AKU, AKU BISA PERGI DENGAN KAKIKU SENDIRI SIALAN, AKU GAK PERLU KAKI JELEK KAMU!" Tegas Feronio, tentu dengan teriakan seraknya

Namun Vincent hanya berpura-pura tuli saja.

Yahh.. Bagaimana bisa pria kecil ini dapat pergi dengan kakinya sendiri disaat kondisi tubuhnya saat ini yang bahkan satu jari-pun tak dapat dia gerakkan? Entahlah Vincent hanya akan mematuhi sesuai dengan logika yang ada saja.

..

Sudah 2 hari Feronio terus berdiam diri dikamarnya, kini dia sudah bertekad untuk pergi sekolah. Gila aja buat terus membolos begini?

Jadi disaat pagi-pagi buta, Feronio sudah melarikan diri dari kamar sibrengsek gila itu. Kini dia telah bersiap untuk kembali masuk kekelas

Namun, siapa yang menyangka Feronio akan berpapasan dengan si "putri" sekolah? Yahh~ terserah sih, toh memang "putri" sekolah itu setiap pagi pasti datang ke asrama menjemput "pangeran" sekolah, jadi semua orang memakluminya.

Namun, ada yang berbeda dari biasanya. Gadis itu...

Dia mencegatku.

"Hei bisu, kau seorang beta bukan?" Pertanyaan itu dilontarkan nya sembil meneliti setiap sudut tubuh Feronio, membuat Feronio menjadi merinding dan tak dapat berkata-kata. Jadi, Feronio memutuskan untuk mengangguk cepat.

Tak disangka, gadis itu...
Dia mendekat!

Deg
Deg
Deg!

Jantung Feronio berpacu kuat tak kala hidungnya mencium bau anggur pekat dari tubuh gadis itu. Gila, hanya dengan mencium aromanya sudah membuat Feronio pusing bukan main. Aroma gadis itu memang dasyat. Feronio bahkan jadi kelimpungan dibuatnya.

"Hei sialan, apa kau tau tubuh mu kini dipenuhi Feromone? Dan baunya sangat kacau." Katanya tepat ditelinga Feronio, tentu hal itu membuat Feronio bergidik ngeri. "Menjijikan"

Kata-kata terakhir itu membuat Feronio membeku.

Menjijikkan? Aku?

Lalu gadis itu menjauh dengan pesona cerahnya dan menyapa orang yang ia tunggu itu.

Sial, gadis itu benar-benar menjengkelkan.

Feronio menjadi kesal, jadi dia hanya berjalan lurus tanpa mau mendengar orang-orang gila itu terus memanggil namanya. Sial suasana hatinya jadi buruk sekarang.

..

"Gadis tolol, orang gila. tidak ada yang waras disini kecuali aku. Kalo terus begini, bisa jadi aku juga ikutan gila. Sial, aku berharap cepat keluar dari sekolah bodoh ini." Feronio terus menggerutu dalam hatinya, lalu ia merasa lelah. Namun tetap saja dia tidak terima dikatai menjijikan dari seorang gadis cantik.

"WAHHH SIALANNN!!!!!" tiba-tiba saja ditempat sepi itu Feronio berteriak seperti orang kesetanan. "Gadis tolol itu, gak tau aja dia aku udah ngambil malam pertama laki-laki yang setiap hari dia jemput. Dasar gadis bodoh, bisa-bisa nya dia menyebutku menjijikan? Sial, ini menyebalkan. MENYEBALKAN!!"

Untung saja dikoridor ini tidak ada siapa-siapa, akan sangat memalukan jika seseorang melihatnya tantrum seperti ini.

Merasa dirinya sudah cukup melampiaskan emosi yang tersulut, kini kakinya berhenti disebuah ruang yang tak lain tak bukan ruangan kelasnya sendiri.

Setelah lebih dari 7 hari dia membolos, Feronio merasa canggung tanpa alasan. Hah~ untunglah Feronio datang lebih awal dari biasanya, sekolah pun masih terlihat sepi, jadi pasti tidak ada siapa-siapa didalam kelas. Jadi Feronio dengan senyuman andalannya, dia membuka pintu kelas dengan percaya diri.

Cklek...

JENG.. JENG... JENG....

Betapa kagetnya Feronio ketika dia membuka pintu kelasnya, seseorang dengan tinggi tak manusiawi itu berada tepat dihadapannya. GILA, hampir saja jantung Feronio copot.

"Uh.. umm, per-permisi?" Ucap Feronio kaku, Lidahnya menjadi keluh tanpa alasan.

"Kamu, anak kelas ini?" Suara bariton itu melayang diudara, apa mungkin karena sekolah sepi, makanya suaranya jadi terdengar horror?

"I-iya..." Sial sekujur tubuh Feronio gemetar, aura laki-laki ini bukan main. Sama persis dengan Alpha yang mengambil malam pertamanya.

Kenapa dia tidak berbicara lagi? Kenapa dia diam seperti ini? Juga, Feronio dapat merasakan tatapan tajam itu terus menusuk dirinya. Ini benar-benar situasi yang menakutkan.

"Pfft, kenapa kau terlihat seperti bayi rusa?" Pria itu tertawa dengan puasnya. Jadi Feronio terdiam dan bertanya-tanya.

Apa yang lucu? kenapa dia tertawa?

"Oh?"

Feronio benar-benar dalam kondisi hilang pikiran. Sebenarnya dia sama sekali tidak dapat mengerti situasi ini. Dia kebingungan sekaligus merasa aneh.

Saat itu juga sekumpulan orang tertawa, dan saat ini juga.

Dan yang paling penting adalah. Apa alasan mereka tertawa?

Memangnya ada hal lucu yang terjadi?

Jikapun iya, apanya yang lucu? Feronio bahkan kesulitan untuk berbicara sebab merasa terintimidasi, sedangkan mereka tertawa?

Sial, kenapa orang-orang gila ini selalu tertawa tanpa alasan?

TO BE CONTINUED

FeronioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang