11. How Tempting He Is

5.2K 427 93
                                    

Bab sebelumnya...

Seakan dunia milik berdua, Feronio tidak menyadari bahwa seseorang telah masuk kekamarnya dan mengamati interaksi antara dia dan Brayyen. Hingga suaranya membuat kedua orang dengan gender yang berbeda itu sadar akan kehadirannya.

"Kau menggangunya lagi. lihat, dia sampai berkeringat pucat seperti itu."

...

JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN YA!!
KALO RAME LANJUT UP BAB 12

HAPPY READING^^

•••

"Kau menggangunya lagi. lihat, dia sampai berkeringat pucat seperti itu."

"Hm? Aku? Mana mungkin." Tegasnya menatap tak suka pada orang itu "Bukannya kamu ya yang mengganggu waktu romantis kami?" Lanjutnya lagi tidak lupa dengan senyuman meremehkannya

"Waktu romantis? Pfftt, bagaimana bisa kejahilanmu kau sebut romantis?"

"Apa kau bodoh?..." Ejeknya lagi dengan telunjuknya yang menunjuk ke kepalanya, menambahkan kesan yang menghina sekaligus merendahkan

orang itu benar-benar bernyali tinggi saat menghadapi Brayyen. Itu benar-benar mengalahkan Brayyen telak, tentu saja Alpha itu menatap tak suka orang dihadapannya itu hingga dia secara sengaja mengeluarkan feromone intimidasinya. "Si bangsat ini." Desisnya mengeluarkan aura permusuhan pada orang itu

Tidak mau kalah, orang itu juga melepaskan feromonenya tanpa menyadari bahwa ada omega yang baru saja melewati masa estrusnya. Feromone yang meledak itu tentu membuat Feronio kelimpungan.

Lagi, panas kembali menjalar keseluruh tubuhnya. Tanpa sengaja Feronio mengeluarkan feromonenya, mungkin akibat dirinya yang belum bisa mengendalikan feromonenya, itu membuat aromanya kembali meluap seakan-akan meledak saat itu juga.

"Huftt, huftt. Baunya..." Feronio sambil meremat kemejanya, dia benar-benar merasa tertekan sekaligus terancam saat ini.

Kedua alpha itu menutup mulutnya, seakan melupakan permasalahan yang terjadi. Mereka berfikir akan lebih bagus jika mereka memerhatikan Feronio kembali.

"Hey, kau keluarlah. Biar aku yang mengurus dia." Usir Brayyen pada orang itu, tentu mendapat tatapan tajam dari orang tersebut

"Kau, aku sudah cukup bersabar. Lebih baik kau saja yang keluar." Rahangnya mengeras, dia merasa kesal saat ini

"Aku tidak mau meski kau dulu lebih tinggi dariku, tapi disini sudah berbeda. Kau lupa?" Balas Brayyen yang tentu saja tak kalah menyeramkan dari orang yang dulu ia hormati itu.

Brak!!

Suara dobrakan pintu terdengar tentu dengan aura mengintimidasi yang dibawa orang itu, terlihat orang itu benar-benar berada dibatasnya. Dia seperti akan membunuh siapapun jika mengusik ketenangannya.

"Felix, Brayyen. Berhenti atau aku benar-benar mematahkan leher kalian berdua." Ancamnya dengan suara rendahnya, tentu membuat kedua alpha tadi bergidik ngeri.

"Harusnya kalian bisa mengendalikan diri kalian sendiri, taukah kalian jika saja saat itu tidak berhasil..."

"Aku benar-benar akan membunuh semua orang." Lanjutnya lagi

Disaat situasi sedang tegang dan penuh aura mengintimidasi, Feronio malah memeluk pinggang Brayyen dan mendusal dipunggung lebar alpha itu, membuat semua perhatian teralih padanya

"Hiks, panas... panas sekali. Kak Ayyen, aku- harus bagaimana?" Rengek Feronio, berharap Brayyen akan kembali mengurusnya dengan sayang.

"Berikan dia padaku."

FeronioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang