05. Forgotten Memories

6.6K 615 78
                                    


JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE & KOMEN YA!!

HAPPY READING^^

•••

Terlihat seorang pria mungil kini mulai menunjukkan pergerakan.

Matanya mengerjap pelan, mencoba menetralkan silau cahaya.

Sesaat setelah dia mulai sadar, kepala hingga telinganya kembali berdenging kuat, sangat kuat hingga membuatnya tanpa sadar menitikkan air mata nya lagi.

"Ergghh! Berhenti, berhenti, berhenti!!" Geramnya sambil menutup telinganya rapat dan sesekali memukul kepalanya hingga menjambak rambutnya kuat hanya untuk mengentikan dengingan yang terus menyerang kepala dan telingannya.

Perlahan...

Dengingan yang berkerumun di kepalanya mulai mereda.

Merasa sudah dalam kondisi yang stabil, pria kecil itu meraup wajahnya frustasi. Merasa ada hal aneh yang terjadi pada dirinya,

Seperti....

Dia bukanlah dirinya yang asli. Dia merasa, asing dengan dirinya sendiri.

Seakan dia melupakan sesuatu yang harusnya tidak ia lupakan.

Lagi, si kecil mencoba mengingat-ngingat memori-memori tersisa yang ada didalam otaknya, namun hasilnya nihil... seakan dia tengah memikirkan hal yang tak pernah ada dalam memorinya.

Merasa hal yang ia cari tidak membuahkan hasil, akhirnya dia memilih beranjak dari kasurnya dan pergi dari sana.

..

Brughh

Sesaat setelah dia akhirnya sampai ke asramanya, Feronio langsung membanting tubuh kecilnya itu kekasur empuk miliknya. Hari ini memang cukup sulit untuk dirinya terima, dia benar-benar masih kebingungan dengan apa yang terjadi hari ini.

"Feronio Fransié..." Gumamnya sambil memijit pelan pelipis kepalanya.

Sumpah demi apapun, Feronio benar-benar merasa asing dengan namanya sendiri. Setiap dia menggumamkan nama lengkapnya, Feronio merasa sangat asing dengan nama itu.

Seperti... dia bukanlah pemilik asli dari nama yang sedari tadi ia gumamkan itu. Seakan nama itu bukanlah miliknya, namun disisi lain Feronio juga merasakan nama itu memang untuk dirinya.

Ia jadi merasa lelah tanpa alasan. Tenaganya benar-benar terkuras.

Perlahan, matanya mulai memberat. Rasa kantuk kini melahap habis tubuh kecil itu, hingga akhirnya dia menutup matanya dan menyelam ke alam mimpi.

..

"HUKUM GANTUNG SAJA BAJINGAN KECIL ITU!! BIAR DIA TERSIKSA SEBELUM KEMATIAN MENGHAMPIRINYA!!!"

"MATI KAU BAJINGAN GILA!!"

"TIDAK TAU DIUNTUNG, PADAHAL CUMA ANAK SELIR! HUUU!!!"

"BUNUH AIB ITU!! DIA SUDAH MENCORENG NAMA BAIK KEKAISARAN!!"

Berbagai cacian terdengar begitu tajam, Pangeran kecil yang malang itu hanya menutup rapat telinganya. Ia tak mau mendengar kata-kata jahat itu.

Namun usahanya untuk membungkam pendengarannya sia-sia. Semakin iya mencoba menutup telinganya, semakin keras juga teriakan itu. Rasanya seperti mereka meneriakinya tepat ditelingannya

"Tidak!! Aku tidak bersalah, ini bukan salahku! Hiks, aku tidak tau apapun..." Feronio berteriak dengan jemarinya yang meremat kuat daun telinganya.

FeronioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang