38

8.6K 500 48
                                        




"Ijin bang, istri abang kalo lihat postingan begini ga marah bang? " Tanya Rizki saat hanya berdua dengan Indra di ruang kerjanya di Kertanegara

"Postingan apa" Ucap Indra acuh tak acuh sambil memeriksa beberapa berkas

"Iniii... Kemarin kalau saya ga salah nyimak ya bang, kata Bella ini musuh bebuyutannya istri abang jaman kuliah" Kata Rizki lagi belum mendapat perhatian Indra

Mendengar nama Rinjani di sebut sebut Indra ingat bahwa seharian ini ia sama sekali belum menghubungi istrinya, saat menemukan nama Rinjani dalam roomchatnya Indra baru menyadari 1 pesan dari Rinjani yang belum ia baca sejak kemarin menanyakan keberadaannya

Beberapa hari terakhir kegiatan Pak Prabowo memang sangat padat bahkan lebih padat dari pada saat kampanye beberapa waktu lalu membuat Indra harus benar benar ekstra konsentrasi pada setiap kegiatannya

Suami 🐻

Sayangg.. Maaf pesannya baru saya baca, kemarin belum sempat
16.43

Saya habis ini pulang, mau di bawakan apa?
16.43

Ga usah yangg
16.44

Indra menyadari kejanggalan, istrinya mendadak pendiam dalam 2 hari terakhir, dan membalas pesannya sangat singkat

"Coba saya liat Ki, siapa yang musuhnya Rinjani? " Tanya Indra mulai penasaran, Rizki menyerahkan handphonenya pada Indra

"Ini bukannya salah satu kader bapak? " Tanya Indra pada Rizki

"Memang.. Kata Bella mereka ga akur gitu sih bang" Jawab Rizki

"Oh trus ini saya lupa, Bella minta saya kasih tonik ke abang buat Rinjani katanya lagi ga enak badan ya? Bentar saya ambilkan di mobil bang" Ucap Rizki meninggalkan Indra sendiri

Istrinya mendadak diam, musuh Rinjani ternyata kader bapak yang sialnya saat berfoto mengambil posisi terlalu dekat dengan dirinya, lalu istrinya sakit? Semua hal itu berputar dalam pikiran Indra, Astaga.. Kemana Saja ia selama ini

Saat keluar ruang kerjanya Indra berpapasan dengan Rajif

"Ijin Pak Indra, ada tamu bapak belum buat janji.. Apa boleh beliau ketemu bapak? " Tanya Rajif

"Sebentar saya tanya bapak dulu" Ucap Indra mengurungkan niatnya untuk segera pulang

Sepanjang menemani bapak menjamu tamu yang tak kunjung selesai dengan urusannya ini Indra sangat gelisah

Suami 🐻

Sayangg... Maaf saya pulang terlambat
19.02

Iya
19.05


Indra benar benar tak tahan, ia tau Rinjani nya mungkin sedang tidak baik baik saja, Indra berinisiatif memesan bouquet mawar merah dengan ukuran cukup besar dan mengirimkannya ke rumah berharap saat ia pulang mood istrinya sudah membaik, tak lupa Indra meminta pada florist untuk menuliskan kata maaf pada note bunga itu

Pukul 10 malam Indra baru sampai di rumahnya di kejutkan dengan bouquet mawar yang ia pesan tergeletak di teras begitu saja, lampu teras dan ruang tamu yang padam serta suara tangis Alden yang menggema membuat Indra panik bukan main

Ia segera berlari masuk ke dalam rumah mendapati Istrinya menggigil di bawah selimut tebal dan Alden yang menangis di dalam box bayi, se sakit itu kah istrinya hingga tak mendengar jeritan Alden?

Ia menggendong bayi kecil itu berharap tangisnya tak mengganggu sang ibu yang kurang enak badan, setelah Alden tenang Indra mulai mendekati Rinjani.. Membuka selimut tebal itu dan melihat wajah pucat istrinya dengan mata terpejam dan keringat membasahi wajahnya

Tiba tiba kilasan ingatan saat Rinjani kritis di rumah sakit akibat mengkonsumsi kerang saat hamil menghantuinya, ia di serang rasa bersalah yang hebat

Ia bergegas pergi ke dapur untuk mengambil air untuk mengompres namun saat ia melewati meja makan lagi lagi Indra merutuki dirinya sendiri saat sarapan yang disiapkan untuk Rinjani masih utuh diatas meja sama sekali tak tersentuh

Apa yang ia lakukan selama ini, kenapa ia melewatkan banyak hal hingga ia tak tau tadi pagi hanya dirinya yang memakan sarapan paginya sedangkan mereka duduk bersebrangan

Rinjani bilang ia bisa tahan saat cemburu dengan seorang wanita tapi ia tidak bisa menahan diri saat cemburu dengan ponselnya dan parahnya tadi pagi Indra sudah di sibukkan dengan koordinasi dengan banyak orang sehingga tanpa sadar saat sarapan ia terus saja memainkan ponsel hingga melupakan keberadaan istrinya

Saat mulai bisa mengatasi perasaannya Indra kembali ke kamar membawa baskom berisi air dan handuk kecil untuk mengompres istrinya, bibir yang biasa menjahilinya itu sekarang membiru dan menggigil

Indra memegang erat tangan Rinjani dan menggumamkan maaf berkali kali hingga tanpa sadar air matanya mengalir

Pagi hari Indra menyiapkan sarapan bubur untuk Alden dan Rinjani

"Alden dengar.. Ini papa yang masak, mungkin ga seenak buatan mama tapi Alden coba dulu ya" Ucap Indra menyuapi putranya namun baru beberapa suapan Indra menyerah bagaimana tidak seolah mengerti kondisi mamanya sedang tidak baik Alden terus terusan merengek

Akhirnya Indra memutuskan untuk memberinya susu saja dan memandikannya, setelah itu ia kembali pada Rinjani.. Melihat dang istri yang sudah tidak se pucat kemarin membuatnya sedikit tenang

"Sayangg.. Bangun dulu, saya buatkan sarapan" Ucap Indra membelai pipi halus Rinjani,

Saat Rinjani membuka mata pertanyaan pertama yang ia lontarkan adalah " Kamu ga kerja? " Siapa yang masih memikirkan pekerjaan saat ia tau kondisi istrinya se buruk ini akibat ulahnya

Hati Indra merasa tercubit, apakah bagi Rinjani suaminya terlihat sangat gila kerja? Apakah menurut Rinjani dirinya bukan ada di salah satu prioritas suaminya?

Indra menggeleng "saya ijin sama bapak" Ucap Indra menahan suara seraknya, ia benar benar merasa bersalah pada wanita yang telah menjadikannya seorang ayah ini

Rinjani mengaduk aduk buburnya, "bukannya harusnya kita bicara? " Tanya Rinjani

"Nanti kita bicara kalau kamu sudah sembuh" Jawab Indra, Rinjani tersenyum

"Kamu selalu begitu... Selalu menghindari masalah" Ucap Rinjani

"Bukan begitu sayangg.. Kamu harus makan dulu, minum obat .... " Ucapan Indra terputus saat Rinjani meneruskan kalimatnya

"Aku tau semua pekerjaan kamu ga seharusnya aku tau... Tapi apa susah kalau aku cuman mau tau suamiku dimana? Apa Aku berlebihan? " Tanya Rinjani menatap mata Indra

Oh tidak, Indra mengutuk dirinya berkali kali... Mata indah itu menangis, ia menyakitinya

"Sayangg maaf saya... " Rinjani menunggu kelanjutan kalimatnya namun nihil, Indra terbata ia tak bisa menyelesaikan kalimatnya

Rinjani tersenyum menghapus air matanya "kalau begitu ga usah di jawab, aku ga suka suamiku berbohong jadi jangan cari alasan... Bisa kamu keluar dulu? Aku mau sendirian"

Dan hal terbodoh yang akan Indra sesali adalah menuruti Rinjani, ia benar benar keluar dari kamar itu











Bersambung....













Kamu dan Negara S1 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang