Bab 3

118 8 0
                                    

BAB 3

Perasaan Aneh

Setelah mengurus administrasi, Doheepun kembali ke bilik dimana kini Guwon berada dan mendapati Guwon yang kini tengah duduk di atas ranjang dengan memandang aneh kepada dirinya.

"Ada apa?"

"Tidak, tidak apa-apa."

"Kita pulang.."

"Hmm, kajja."

Dalam perjalanan menuju Castile Demon, baik Guwon ataupun hanya diam seribu bahasa mereka berdua sibuk dengan urusan pikiran mereka masing-masing.

Sampai tanpa mereka sadari mereka telah tiba didepan gerbang menuju castile Demon yang sudah disihir oleh Guwon menjadi sebuah Galery SunWol

"Kita telah sampai Jeung Guwon ssi."

"Ah, hmm, Gumawo, karena telah mengantarku pulang."

"Nde..." ungkap Dohee kepada Guwon yang kini sudah melepaskan sabuk pengamannya, dan dia hendak membuka pintu mobil, sebelum Dohee kembali memanggilnya lagi.

"Hmm, Jeung Guwon ssi...selamat malam"

"Nde, kau juga hati-hati dijalan."

"Hmm."

Setelah mendengar jawaban dari Dohee, Guwonpun kemudian turun dari dalam mobil dan berjalan masuk meninggalkan Dohee yang masih berada didalam mobil.

Saat akan menyalakan mobil, Dohee tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan dari seseorang.

"Kau tidak lupa kan ada janji sesi konseling denganku?"

Isi pesan itu kepada Dohee.

"Oke, aku akan kesana." Balasnya pada seseorang

Kemudian diapun menyalakan mesin mobilnya dan pergi dari tempat tinggal Guwon.

Dalam castile, Guwonpun berjalan menuju ruang kerja miliknya dengan pandangan kosong, sampai seorang asistent pribadinya menyapanya saja tak dihiraukan oleh dirinya kini.

Sementara itu Dohee telah sampai di sebuah tempat dimana ia biasa berkonsultasi mengenai kesehatan mentalnya.

"Kau lama menungguku?"

"Tidak, ini memang jadwalmu untuk konsultasi malam denganku bukan?..." ungkap sang dokter dengan mengetuk-ngetuk kalender yang ada dihadapannya.

"Dohee ah, apa kau tidak bisa bekerja sewajarnya manusia pada umumnya?"

"Memangnya aku bekerja seperti apa menurutmu?"

"Ckh..., kau tau tidak, kau itu bekerja seperti berada di medan perang."

"Hmm, kau benar, aku akan mati jika aku kalah jadi, benar ini memang perang."

"Dohee ah, kau tidak akan mati, meski tidak menjadi eksekutif, kau memiliki segalanya, orang tuamu kaya, tanpa bisnis ini pun kau sudah memiliki segalanya."

"Tidak, justru jika aku berdiam diri saja dan lebih menurut kepada orang tuaku, aku akan mati, kau tau kan bagaimana orang tuaku dalam hal berbisnis?"

"Depresi, kecemasan, gangguan panic, bahkan insomnia, kau tidak punya hobi, bahkan kencanpun tidak, sekarang aku tanya sekali lagi, apa kesuksesan itu penting, sampai-sampai kau merelakan semua kebahagiaan hidupmu hanya untuk bekerja?"

"Bagiku begitu, tapi kau tenang saja itu aku yang dulu."

"Mwo maksudmu?"

"Aku baru saja bertemu dengan orang yang akan menjadi suamiku."

DEMON KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang