39

9.1K 497 57
                                        




Beberapa hari usai peristiwa penuh air mata itu Rinjani kembali menjalani aktifitas dan kewajibannya seperti biasa

"Sayang, nanti saya pulang cepat mau makan malam diluar ga?" Tawar Indra

"Boleh" Ucap Rinjani sambil mengantar lelakinya itu ke depan rumah

"Saya berangkat dulu" Ucap Indra mencium kening istrinya seperti biasa

"Hati hati" Rinjani tersenyum menatap ketampanan suaminya, ia rasa ia jatuh cinta setiap pagi pada suaminya

"Oh saya lupa,sebentar... sudah saya sharelock ya yangg" Semenjak keributan pagi itu Indra memang selalu membagikan lokasi terkininya selama 8 jam ia tak ingin istrinya selalu khawatir

Hal yang Indra tidak tau, Rinjani sama sekali tidak pernah membuka satupun lokasi yang suaminya maksud jika yang khawatir hanya dirinya maka dirinya sendiri yang harus bisa mengatasi itu. Rinjani tak lagi ingin tau hal hal yang seharusnya ia tak tau atau sesuatu yang lebih baik ia tak tau, bukan ia takut terluka.. Ia takut melukai suaminya, Rinjani akan lakukan apapun demi suaminya termasuk meredam seluruh ego dan rasa ingin taunya

"Kalau ada apa apa langsung kabari saya ya" Ucap Indra

"Iya cintakuuu... Udah sana berangkat, hati hati" Kata Rinjani melambaikan tangannya

Indra menyadari perubahan istrinya menjadi sedikit lebih pendiam dan tertutup, ia tak se bawel dulu Indra tau tapi terlalu takut untuk membicarakannya, kali ini ia akan berusaha sebaik mungkin ia akan menjaga semuanya pada tempatnya




*****


Suami 🐻

Sayangg, maaf bapak masih ada tamu belum pulang, saya pulang sedikit terlambat
17.02

Iya sayangg
17.05

Saya bawain sate ayam kesukaan kamu ya
17.05

Oke bos
17.06



Rinjani meletakan ponselnya, ia berjalan ke dapur mengambil sepiring nasi dan ayam goreng tepung dan mulai menyantapnya, demi Alden ia tak akan kembali egois hanya karna menunggu suaminya pulang ia menunda makannya tak ayal membuat asi yang ia hasilkan lebih sedikit

Ia harus lebih kuat untuk putranya, ia akan memberikan seluruh hidupnya untuk Alden kalau perlu. 19.30 Indra sampai di rumah, mendengar obrolan Rinjani dan Alden membuatnya sedikit tenang

"Jendral Alden, besok mama masakin ayam kecap aja ya? Mau ya? Mama yg lagi pengen sih" Ucap Rinjani di jawab celoteh oleh Alden

"Ya sudah kalau Alden ga mau, mama aja.. Alden ntar mama gorengin ikan asin aja ya" Ucap Rinjani lagi, bayi kecil itu justru tertawa kencang

"Assalamualaikum" Salam Indra memasuki rumah

"Waalaikumsalam" Jawab Rinjani mencium tangan suaminya

"Seru banget sih.. Ngobrolin apa sih? Papa ga diajak? " Tanya Indra pada Alden, bayi itu mengulurkan tangan minta untuk di gendong

"Ngomongin besok Alden makan pake ikan asin sama sambel pete papah" Jawab Rinjani menirukan suara anak anak

"Enak tuh.. Sebentar ya, papa bersih bersih sebentar ya, Alden tunggu situ" Ucapnya pada sang putra yang sudah mulai berteriak tak sabar meminta gendong

Rinjani memindahkan sate ayam yang suaminya bawa dan menyiapkan makan malam

"Kok cuman satu yangg? Kamu ga makan? " Tanya Indra

"Aku udah makan" Jawab Rinjani, Indra terdiam apakah begini rasanya saat ia memperlakukan Rinjani tidak baik kemarin

"Kalau gitu duduk sini dulu, temani saya makan yangg" Suara Indra lirih, ia takut salah memperlakukan Rinjani lagi, Istrinya bagai vas kaca ia akan memperlakukannya dengan sangat hati hati karna Rinjani terlalu berharga baginya

Baru saja Rinjani duduk di meja makan itu, bel rumah berbunyi Rinjani berjalan menuju pintu utama sambil menggendong Alden

"Ada perlu apa? " Tanya Rinjani tanpa basa basi, wanita si musuh bebuyutan Rinjani itu berani sekali menginjakan kakinya di sini

"Ohh lo kerja disini ya? Panggilin Pak Indra dong, gue mau ketemu bilang Yola nyariin" Ucap wanita yang di ketahui bernama Yolanda itu tak tau malu

"Oh nyari suami gue? Sorry kita ga ngasih sumbangan ke sembarang orang" Rinjani menekankan kata 'suami' dan langsung menutup pintu lalu menguncinya, Rinjani kembali ke meja makan

"Siapa yangg? " Tanya Indra

"Itu minta sumbangan yg pake amplop itu loh yangg" Ucap Rinjani acuh

"Kok saya denger kamu ngomong agak ngotot" Kata Indra

"Iya dia maksa yangg" Ucap Rinjani, tak lama berselang bel kembali berbunyi berkali kali di sertai gedoran pintu

"Siapa sih yangg" Indra mulai terganggu hendak beranjak dari kursinya, Rinjani menahan tangan suaminya

"Abisin makanannya dulu yangg, orang ga penting itu" Indra yg mencium gelagat aneh disini hanya menurut, Rinjani memberikan Alden pada Indra dan bergegas masuk kamar mengganti bajunya sementara Indra membuka pintu

"Eh mbak Yola ya ternyata, maaf ada apa ya mbak? " Ucap Indra sopan

"Eh pak Mayor, saya tadi lewat sini sekalian mampir lihat mobil bapak ada di rumah" Kata Yola

"Oh iya saya baru pulang" Saut Indra

"Ajakin masuk aja tamunya yangg" Kata Rinjani keluar dari kamar menggunakan gaun tidur tipis berbahan satin dengan rambut yang di urai hal itu tak lepas dari perhatian Yolanda

"Mau masuk dulu mbak? " Tawar Indra

"Oh ga usah kalau gitu, besok aja di tempat bapak ya Pak Indra" Ucap Bella, Indra yang hafal gerak gerik ini segera menanggapi

"Buat janji sama bapak dulu ya mbak, besok sampe 4 hari ke depan jadwal bapak sudah full" Indra juga tak ingin istrinya semakin jauh terseret pada kesalahpahaman ini

"Masuk dulu aja... Gue bikinin teh" Ucap Rinjani mengejek

"Oh kalian kenal? " Tanya Indra bass basi berpura pura tak tau

"Oh iya pak kebetulan Rinjani ini teman kuliah saya" Ucap Yola tersenyum genit

"Iya.. Dan sekarang kenalin aku istrinya, nyonya Indra Tirtana Wijaya" Rinjani tersenyum tak kalah manis sambil mengulurkan tangannya di balas seikhlasnya oleh Yola

"Udah sana pulang gih, ga sopan banget jam segini masih namu" Ucap Rinjani ketus

Sepulangnya Yolanda, Rinjani terus saja uring uringan

"Dia selalu genit gitu sama kamu yangg? " Tanya Rinjani, Indra menggeleng

"Saya baru ketemu dia sekali aja yangg, 2 kali sama ini tadi" Rinjani meneliti wajah tampan itu berharap menemukan kebohongan, Indra mendekat memeluk tubuh ramping Rinjani dan tidak mendapat penolakan dari wanita cantik itu

"Maaf ya... Akhir akhir ini saya banyak sekali salah sama kamu" Ucap Indra tulus, Rinjani menghela nafas berat

"Kamu boleh pukulin saya yangg, jangan di pendam lagi.. Jangan bikin kamu sakit kayak kemarin, saya ga rela kamu begitu gara gara saya" Rinjani menenggelamkan kepalanya di dada bidang itu

"Maaf ya yangg, aku kekanakan" Suara Rinjani mulai parau menahan tangisnya

"Anak siapa sih ini rese banget, buang aja yangg kasih ke ibunya sana" Ucap Rinjani saat merasakan Alden menepuk nepuk dan mulai menjambak rambutnya, membuat Indra tertawa

"Jangan... Alden ga boleh pukul pukul" Indra mulai memberi peringatan pada Alden, bukanya menurut ia malah semakin menjadi jadi









Bersambung....














Kamu dan Negara S1 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang