"kabel listrik kalau gak bisa di sambungin lagi namanya apa?
Udah p̶u̶t̶u̶s̶ lulus, ya?"
Pintu kelas di sebelah kanan ruangan terbuka mempersilahkan seorang guru wanita masuk kedalam. " Guten morgen, Studenten, " sapa sangat guru.
" Guten Morgen, Lehrer. "
Guru itu memeriksa berkas di tangannya. "Sebentar lagi kalian lulus, ya?. Minggu lalu Ibu dan para guru telah menerima tawaran masuk universitas melalui jalur SNBP.
Dan untung nya sekolah kita mendapatkan banyak tawaran SNBP, " jelas guru tersebut.
Kamu tidak terlalu peduli dengan hal itu, namamu terdaftar syukur, jika pun tidak yasudah.
"Psst!-" kamu menoleh, ada apa?-arti raut wajahmu. Helena berbisik kembali. "Kamu tidak akan ikut jalur SNBP? "
"Untuk apa? "
Helena menatap mu heran. "Untuk apa? Untuk apa kau bilang-" dengan cepat kamu langsung menutup mulut Helena dan melotot galak ke arah nya.
"Pelan kan suara mu!.. " bisikmu, Helena menjauhkan tanganmu dari mulut nya sendiri.
Wanita dengan gelar guru yang sedang berdiri didepan kelas mulai menjelaskan serta menyebutkan satu persatu nama siswa yang terdaftar dalam SNBP. "Ada satu tawaran lagi, ada yang berminat? "
Hening.
Guru itu menghela nafas. "Kalian ini," guru itu mulai melirik ke arah mu. "Bagaimana jika (Your Name) saja? Nilai mu dari semester satu sampai semester dua lumayan bagus, lho. "
Kamu berkedip bingung. "Saya?.. " merasa bahwa ini adalah kesempatan emas bagimu, kamu pun mengangguk.
"Baiklah, saat jam istirahat pertama untuk nama-nama yang ibu sebutkan silahkan datang ke ruang guru. " perintah guru tersebut sedetik sebelum ia mengajarkan pelajaran.
***
Helena mulai melihat sekitar-mencari seseorang. "Monica! " panggil Helena.
Sang pemilik nama yang sedang duduk di tangga hanya menoleh. "Ayo ke kantin! " Monica mengangguk.
Mereka berdua berjalan menuju kantin sambil bercanda, mengobrol layaknya teman. "Dimana (Your Name) ? " tanya Monica yang kebingungan, karena tidak melihat sosok mu.
"Hm? Oh! Dia sedang ada di ruang guru, " jawab Helena. Monica menatap nya bingung. "Ke ruang guru? Sedang apa dia?" tanya Monica.
Monica, berada di kelas yang berbeda. Jadi ia tidak tau. "Di terdaftar ikut SNBP, " jawab Helena. "Sungguh? " Monica menatap kagum setelah mendengar hal tersebut.
"Sungguh! " Helena juga terlihat antusias saat menjelaskan nya.
Selang beberapa saat mereka berdua mulai duduk bersama di salah satu bangku kantin. "Monica, setelah lulus dari SMA ini kamu akan kemana? " mendengar pertanyaan dari Helena, Monica diam sejenak.
"Aku akan bekerja, " jawab Helena sambil tersenyum. "Kau sendiri? Kau akan kemana? " tanya Monica kepada Helena.
"Aku akan pergi ke Jepang untuk kuliah, " jawab Helena dengan ceria, Monica terkekeh.
Ya, nikmati saja masa-masa sekolah dahulu, karena pada akhirnya teman-teman mu akan pergi mengejar mimpi mereka masing-masing.
semua masa ada orang nya.
***
Kamu duduk di pinggir lapangan, mencatat serta mengamati skill para pemain. Dengan kedua telinga mu yang disumbat oleh earphones untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan untuk lulus melalui jalur SNBP.
"(Your Name)."
Kamu diam, tidak menggubris."(Your Name). " kamu masih tidak menggubris.
Kaiser—pemuda yang memanggilmu, ia menatap mu kesal lantas menarik salah satu earphones milikmu dan dipakai kan ke telinga kanan Kaiser. "Sebenarnya apa yang kamu dengarkan?
Oh? Kau pasti terdaftar SNBP, " Kaiser menyeringai ke arah mu, kamu menatap nya tajam. "Jangan menggangguku, " perintah mu.
Lelaki itu duduk di sampingmu. "Baiklah," jawab Kaiser dengan senyum jahil.
Lenggang sejenak.
"(Your Name). " kamu menoleh ke arah Kaiser. "Apa? " kamu menatap nya bingung.
Kaiser menaruh kepalanya di bahumu. "Wangi, " gumam Kaiser dengan nada pelan, wajahmu sedikit memerah. Kaiser melirik pipimu yang merona. "Aw, blushing? "
Jantung mu seperti ingin jatuh dari tempatnya. "Diam." kamu berusaha untuk tetap menyangkal fakta bahwa wajahmu merona, karena perlakuan Kaiser.
Ia terkekeh mengejek. "Tidak suka? " kamu bisa merasakan nafasnya terasa hangat di lehermu, bibir nya terus menempel di bahu mu yang tertutupi oleh jaket.
"Aku anggap diam itu sebagai jawaban iya. " sedetik kemudian kamu langsung terkejut tatkala merasakan sesuatu yang lembab mencium daun telinga mu. Kamu menutup telinga kanan mu. "A-apa yang kamu lakukan!? "
Kaiser menjilat bibir nya menggoda. "Aku hanya bercanda. " ia menyeringai geli ke arah mu. "Tidak lucu! " jawab mu ketus.
Pipi mu terasa panas, suhu ruangan seolah meningkat tak terkendali. Ada apa? Jangan bilang kamu mulai jatuh cinta?~
Kaiser terkekeh sambil membelai rambut pendek milikmu. "Prom night nanti, siapa yang pasangan mu? "
Kamu menggeleng
"Tidak ada? " Kaiser langsung tersenyum kemenangan. "Bagaimana jika kamu dengan ku saja? "
"Tidak."
"Yakin? " Kaiser mulai mendekat.
"Tentu saja aku yakin."
"Hm? Oh ya? " Kaiser melingkarkan lengannya di pinggang mu lantas menarik mu lebih dekat dengan nya. "Kau tau? Itu perintah. Kau tidak dapat memilih. "
"Ck, i hate you! " jawab mu ketus dalam pelukan nya. "Fine, keep hating me." Kaiser menyeringai lagi, ia mempererat cengkraman tangan nya di pinggang mu. "But remember.. "
"You are mine. "
KAMU SEDANG MEMBACA
✧The sky Path: ᴍɪᴄʜᴀᴇʟ ᴋᴀɪsᴇʀ
Ficção Adolescente𝐓𝐡𝐞 𝐬𝐤𝐲 𝐏𝐚𝐭𝐡 : 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 ∘₊✧──────✧₊∘ "sᴀɴᴅʏᴋᴀʟᴀ ᴍᴇᴍᴀɴɢ ᴛᴀᴋ sᴇᴄᴀɴᴛɪᴋ ʙɪᴀɴɢʟᴀʟᴀ,ᴛᴀᴘɪ sᴀɴᴅʏᴋᴀʟᴀ ʙᴇʀᴊᴀɴᴊɪ sᴀɴᴅʏᴋᴀʟᴀ ᴀᴋᴀɴ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ" ∘₊✧──────✧₊∘ 𝚠𝚊𝚛𝚗!, 𝚑𝚊𝚛𝚜𝚑𝚠𝚘𝚛𝚍, 𝚘𝚌, 𝚝𝚍𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚊𝚕𝚞𝚛 𝚊�...