Mobil Ferrari berwarna merah itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang padat.
Seorang pria sedang mengemudi dengan tenang nya di dalam kesendiriannya. Musik yang berasal dari radio mobil mewah itu, memutarkan musik musik klasik kesukaan pria itu.
Suasana yang sepi dan Tenang di dalam mobil, tak begitu mengganggu dirinya melajukan kendaraannya.
Tujuannya adalah kantor yang sempat ia tinggal tadi sore, walau dirinya yakin, banyak karyawan yang telah pulang ke rumah masing masing saat ini.
Tak membutuhkan waktu yang lama, mobil itu terparkir dengan mulusnya di parkiran yang telah di sediakan.
Kaki kaki jenjangnya melangkah tegas melewati lobby kantor. Beberapa karyawan yang bekum menyelesaikan pekerjaan dan harus lembur pun menyapa sang atasan yang baru saja kembali.
Seperti biasa, pria itu hanya mengangguk kecil dengan senyum tipis. Pria itu bukanlah pria yang dingin, hanya saja pria itu sangat tegas dan membuat semua karyawannya menjadi sangat menghormatinya.
Pria itu memasuki lift dan mulai menekan tombol lantai 7, lantai dimana ruangannya berada.
Pikirannya kembali melayang-layang memikirkan gadis muda yang tadi bekerja di restoran. Gadis muda yang dengan mudahnya membuat dirinya tertarik.
Ting
Pintu lift terbuka, dengan segera Daniel keluar dari lift dan berjalan menuju ruangannya.
Di dalam sana, Daniel duduk di kursi kebesarannya dan mulai mengotak Atik laptop yang berada di hadapannya.
Setelah mengotak Atik laptopnya sebentar, pria itu kembali keluar untuk pulang ke apartemen miliknya.
Dengan langkah yang pasti, kakinya kembali melangkah menuju lantai dasar dan kembali pergi dari kantor itu.
Lagi lagi, mobil mewah itu melaju membelah jalanan kota. Dan tanpa di duga duga, tiba tiba saja hujan deras menghantam bumi.
Di halte yang letaknya tak jauh dari restoran yang tadi sore dirinya kunjungi, Daniel dapat melihat seorang gadis muda tengah berteduh di sana dengan tas yang di letakkan di atas kepala mencoba menghindari dingin air hujan mengenai tubuhnya.
"Bukankah dia...?" Monolog Daniel bergumam sendirian.
Dengan perasaan yang pasti, pria itu mulai meminggirkan mobilnya ke halte bus itu, sudah dapat di pastikan bahwa gadis itu akan sulit mendapatkan kendaraan di saat hujan deras Seperti sekarang ini.
Tin
Daniel membunyikan klakson mobil mewah miliknya, kemudian membuka kaca pintu mobil, yang langsung menampakkan wajah tampan rupawan nya.
Gadis muda itu melihat daniel dengan tatapan bingung, tampaknya gadis itu sedang mengingat siapa Daniel sebenarnya.
Tanpa berkata apapun, Daniel keluar dengan membawa payung untuk meneduhkan badannya, dan mulai berjalan kearah gadis yang berada di halte bus itu.
"Apakah kamu mau pulang?" Tanya Daniel.
Gadis muda itu masih menatap wajah Daniel,
" Aahh, pak, bapak orang yang tadi sore kan?" Tanya gadis itu pada Daniel.
Daniel tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya pelan.
" Lalu mengapa bapak kemari?" Tanya gadis itu pada Daniel.
Tampak jika daniel sedang menghembuskan nafas beratnya, " kamu tidak dengar saya bilang apa tadi?" Tanya Daniel sembari menatap manik berwarna coklat terang milik gadis muda itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
sugar Daddy
Fanfictionjangan ragukan kekayaan seorang Daniel Radcliffe,diabahkan bisa memberikan 500 produk Louis Vuitton untukmu dengan cuma cuma.