investigate

58 11 2
                                        

Setelah mengantarkan pulang Dita ke kostan tempat tinggalnya, daniel dengan segera pulang ke apartemennya.

Pikirannya kembali melayang layang mengenai gadis muda itu, dirinya menjadi semakin penasaran dengan gadis muda yang mengaku bernama 'Anindita' itu.

'Dimana orang tuanya?'
' apakah gadis itu tidak sekolah?'
'mengapa dia tinggal di kostan kecil itu?'

Begitulah isi kepala Daniel setelah mengantarkan pulang gadis itu. Pikirannya melayang layang memikirkan kemungkinan yang paling masuk akal.

Sesampainya di apartemen miliknya, dengan segera dirinya menghadap komputer dan mulai mencari yau tentang data gadis itu.

Entah bagaimana caranya, tak membutuhkan waktu yang lama, pria itu sudah mendapatkan data lengkap dari gadis bernama Anindita itu.

" Gadis itu bernama Anindita anggita, orang tuanya sudah meninggal saat gadis itu berusia dua belas tahun" Mata Daniel membelalak terkejut, lalu bagaimana dengan kelangsungan hidupnya (?).

Daniel kembali menggulir layar komputernya perlahan, netranya kembali membaca data data yang tersedia di layar itu.

" Bersekolah di SD sinar terang, melanjutkan di indonesian middle school, Dan melanjutkan di Indonesian high school "

"Aahh, ternyata dia baru saja lulus" gumamnya pelan.

Layar komputer kembali tergulir kebawah, menampakkan semakin banyak fakta fakta yang sedikit membuat Daniel tercengang.

" Salah satu siswi berprestasi, tapi juga menjadi objek pembullyan teman seangkatannya." 

Tangan Daniel terkepal kuat, entah mengapa hanya dengan membaca hal seperti ini saja membuat dirinya menjadi emosi sendiri.

Layar kembali bergulir, menampilkan foto foto gadis itu semenjak kecil hingga menjadi remaja yang cantik seperti ini. Hal itu membuat kemarahan Daniel sedikit berkurang.

Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang menambah kesan ketampanannya.

Lagi lagi, layar kembali di gulirkan olehnya, dan fakta yang satu ini, semakin membuat dirinya bertambah emosi.

Bagaimana tidak, di dalam sana tertulis artikel, 'gadis itu bukanlah gadis dari keluarga menengah kebawah, bahkan bisa di bilang gadis itu berasal dari keluarga terpandang, namun setelah orang tuanya meninggal, kekayaan orang tuanya yang seharusnya menjadi miliknya malah di renggut paksa oleh paman dan bibinya.
Bahkan mereka tega mengusir Anindita di umur yang masih terbilang belia'.

Begitulah kira kira isi dari artikel terakhir yang tertulis jelas di layar komputer itu.

Tangan Daniel kembali terkepal, amarahnya memuncak. Entah mengapa dirinya seperti itu, apakah dirinya benar benar mencintai gadis yang baru saja di kenalnya?.

Daniel mematikan komputernya. . Saat ini, dirinya ingin berendam air hangat untuk menenangkan pikirannya.

Dengan rencana balas dendam tentunya.

Pria itu mulai menanggalkan pakaiannya, dan masuk ke dalam bathtub yang telah terisi dengan air hangat.

Kelopak matanya tertutup, terlihat tenang, padahal sedang merencanakan balas dendam yang cukup mengerikan.

Tiga puluh menit lamanya pria itu masih betah di dalam bathtub, menikmati hangatnya air yang sedang di gunakan nya untuk berendam.

Pria itu keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk yang menutupi bagian bawahnya saja.

Bayangkan saja, mwehehe

Dirinya berjalan menuju lemari yang berisi beberapa helai baju.
Diambilnya celana panjang hangat dengan kaos hitam yang terlihat pas di badan nya yang cukup atletik.

Dirinya duduk di atas kasur berukuran king size dengan tubuh yang di sandarkan pada kepala kasur.

Jari jarinya kembali mengotak atik laptop yang sekarang ini sedang berada di pangkuannya.

Kembali mengorek lebih jauh mengenai identitas, latar belakang dari gadis bernama Anindita itu.

Jari jarinya bergerak lincah menari nari diatas keyboard laptop. Salah satu tangannya mengetikkan sesuatu di layar ponsel pintarnya, dan mulai menghubungi seseorang di seberang sana.

" Awasi gadis bernama Anindita Anggita, tinggal di kostan mawar, jaga dia, jangan sampai sesuatu terjadi pada gadis itu" ujar Daniel memberi instruksi, sedangkan orang yang sedang di telepon hanya mengiyakan perintah dari sang atasan.

Ahh, sepertinya pria berumur dua puluh delapan itu memang benar-benar menyukai gadis itu.




Seorang gadis tengah duduk di atas kasur dengan sebuah buku tebal di tangannya. Jika kalian pikir itu adalah buku novel, kalian salah.

Itu adalah buku mengenai teori terbentuknya alam, sejarah uang, ekonomi dan sejarah lainnya.

Dirinya merasa bahwa dirinya masih sangat memerlukan wawasan yang lebih luas untuk lebih mengenal dunia ini.

Selain itu, dirinya sadar bahwa dirinya memang tidak bisa melanjutkan tingkat pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Kakinya bersila di atas kasur, dengan tubuh yang di sandarkan di dinding.

Walau matanya terlihat sedang fokus pada objek berupa buku tebal di depannya, percayalah, pikiran gadis itu melayang layang memikirkan tentang seorang pria yang mengantarkannya pulang tadi.

Entahlah, jika pria itu tidak mengantarkannya pulang, mungkin saja dirinya masih berada di halte bus itu sendirian. Mengingat hujan di luar sana semakin deras menghantam bumi.

Bugh

Buku tebal di dalam genggaman tangannya di tutup, matanya menatap langit langit kamar yang berwarna putih itu. Dirinya sedikit merasakan kelakar aneh di dalam hatinya.

Kedua sisi bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman yang semakin lama semakin lebar dan terlihat jelas.

Kedua telapak tangannya di gunakannya untuk menutup wajahnya yang mungkin saja sedikit memerah saat ini.

" Siapa namanya?, Daniel?, Kak Daniel?" Monolognya dengan sebuah senyuman yang masih terukir indah di bibir tebal berwarna merah alaminya.

Sesaat kemudian, dirinya menampar pipinya sendiri, mencoba untuk menyadarkan dirinya dari imajinasi nya yang semakin menjadi jadi.

" Ngga ngga ngga, Lo ga bisa jatuh cinta sama orang itu dit, dilihat dari kastanya saja Lo udah beda sama dia" monolognya berusaha menahan perasaannya.

Jujur saja, dita tidak ingin merasakan jatuh cinta yang pada akhirnya akan membawanya ke sebuah luka yang lebih dalam dari pada masa lalu hidupnya.

Dirinya cukup trauma untuk menjalin hubungan dengan siapapun, takut bahwa dirinya akan terluka lebih dalam.

Namun entahlah, yang namanya perasaan akan sulit untuk di lawan. Jatuh cinta datang dengan sendirinya, namun kali ini, dirinya akan mencoba untuk menahannya.








Haloo, aku up lagi nih yaaa.
Semoga kalian suka ok?
Terimakasih udah mampir dan baca cerita tidak jelas aku ini, hehe.
Jangan lupa buat tinggalin jejak!!

See you in the next chapter!!!
Byeee!

sugar Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang