Seorang gadis sudah terbangun dari tidur nyenyak nya. Jam di dinding masih menunjukkan jam setengah lima pagi, dengan segera gadis itu beranjak dari tempat tidur dan mulai merapikan tempat tidur itu.Tangannya dengan lihainya menguncir rambutnya menjadi satu, yang membuat rambutnya saat ini bergaya pony tail.
Setelah selesai merapikan tempat tidurnya, gadis itu berjalan ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan menggosok gigi. Mandi?, Nanti aja pas mau berangkat kerja.
Wajahnya tampak lebih segar setelah mencuci muka, gadis itu berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Melihat bahan di dapur, gadis itu tersenyum kecut, kala menyadari persediaan bahan makanannya telah habis.
" Pake habis segala, terus gue gimana nih?" Gumamnya sembari berpikir.
" Iya kali gue ke mini market depan kan?"
" Ngga ngga, nanti uang gue habis lagi, nanti beli bubur depan gang aja deh"Nahh, begitulah kira kira isi otak seorang Anindita, banyak pro dan kontra nya, sedikit ribet memang, tapi pada akhirnya mengambil yang simple juga.
Gadis itu mengambil sapu dan mulai acara bersih bersihnya. Sebenarnya dalam konstan yang di tinggali oleh Dita memang sudah sangat bersih, namun gadis itu tetap saja membersihkannya.
Pintu depan di buka oleh gadis itu, tampak di luar masih sedikit gelap. Entah ha ya perasan Dita saja atau apa, saat dirinya sedang menyapu halamannya, dirinya seperti melihat laki laki yang mengenakan pakaian serba hitam sedang mengintai dirinya.
Takut?, Tentu saja. Dengan cepat dirinya menyelesaikan acara menyapu halaman dan kembali ke dalam, tak lupa menutup pintu depan rapat rapat.
Hatinya merasa gelisah saat ini, dirinya takut. Dirinya takut jika orang berpakaian serba hitam tadi memang sedang mengawasinya.
' bagaimana jika itu adalah pembunuh bayaran?'
' untuk apa pria berpakaian serba hitam itu ngikutin gue?'Pikiran nya telah membuat skenario skenario menakutkan yang buruk. Entah mengapa gadis itu memang saat mudah untuk ber-negatif thinking, atau mungkin karena traumanya? .
Gadis itu memilih memasuki kamarnya setelah sempat mengintip dari balik jendela, saat dita sedang mengintip tadi, pria berpakaian serba hitam itu seperti tengah menghubungi sesorang, yang berkemungkinan adalah bos nya.
Melihatnya, perasaan Dita semakin kalut, perasaan takut telah mendominasi dan hampir mengambil alih kendali atas dirinya saat ini.
Namun, gadis itu berusaha sebisa mungkin untuk bersikap tenang, karena jika perasaan takut tegah medomiasi, otak secara tidak sengaja membuat hayalan hayakannmenakutkan yang mungkin saja tidak akan pernah terjadi, tapi mungkin.
•
•
•Sedangkan seseorang di lain tempat namun di waktu yang sama, tengah duduk menghadap komputer di depannya.
Baru saja dirinya menerima laporan dari seseorang yang merupakan bawahannya. Pria itu tersenyum tipis.
" Kau tidak perlu khawatir dan takut, sayang. Aku akan melindungi mu" ucapnya jelas dengan menatap video yang sedang di Utar di dalam layar komputer itu.
Lama duduk di bangku putar dan berhadapan dengan cahaya biru komuter, pria itu memilih berhenti sejenak. Dirinya juga harus bekerja bukan?, Yaa walaupun dirinya tidak akan jatuh miskin walau hanya tidak berangkat satu hari.
Pria itu mulai bersiap siap, dimulai dari mandi, mengganti pakaian, dan menyiapkan hak lainnya yang sebenarnya tidak terlalu saya mengerti.
Setelah siap, pria itu mengambil kunci mobil yang tergeletak begitu saja di nakas samping tempat tidur.
Mobil Ferrari merah itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang padat akan orang orang yang akan pergi bekerja maupun merangkat sekolah.
Pria itu tidak emosi dan merasa keberatan jika harus berhadapan dengan banyak lampu merah, tidak seperti pengendara lain yang dengan tidak sabar nya meng-klakson kendaraan di depannya, padahal ampu lalu lintas masih menunjukkan warna kuning.
Daniel,pria itu masih merasa tenang kala beberapa pengendara lainnyayan berada di belakangnya mulai membunyikan klakson mereka sehingga terdengar sahut menyahut.
Tak lama kemudian, lampu lalu lintas telah berganti warna menjadi hijau, tanda bahwa pengendara sudah dapat melakukan kendaraannya kembali.
Daniel, pria itu masih mempertahankan cara mengemudinya yang tenang seperti biasanya.
Tak membutuhkan waktu yang lama, mobil Ferrari merah itu sudah dapat terparkir rapi di tempat parkir Radcliffe's crop_kantor Daniel.
Kaki jenjang pria itu, melangkah tegas memasuki kantor, langkahnya memperlihatkan betapa tegas dan disiplinnya pria itu.
Para karyawan yang sedang bersiap untuk melakukan pekerjaan mereka pun, berdiri dan menyapa atasan mereka.
Dan seperti biasa, Daniel hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya kecil, sebagai bentuk balasannya.
Jari telunjuknya menekan tombol lift, dan seketika pintu lift terbuka dengan lebarnya, kemudian pria itu menekan tombol ke lantai 7, dimana ruangannya berada.
Di dalam lift, pria itu gunakan untuk kembali mengotak atik ponsel pintar mewahnya. Entah apa yang sedang pria itu lakukan pada ponsel seharga mobil tersebut.
Tingg
Suara denting berbunyi, Pintu lift juga mulai terbuka. Dengan kaki panjangnya yang melangkah tegas di dalam koridor kantor lantai tujuh.
Pria itu membuka pintu dengan tulisan 'CEO's Room'. Ruangan itu cukup luas, ahh atau bahkan sangat luas untuk sekedar ruangan kerja.
Tapi siapa sangka, di dalam ruangan iru, juga ada dua ruangan lainnya, yang tak lain tak bukan adalah kamar mandi dan juga sebuah kamar yang cukup luas dengan kasur ukuran king size yang berada di dalamnya.
Pria itu duduk di bangku kebesarannya di dalam ruangan yang di dominasi warna abu abu dan putih, yang memandikan ruangan itu terlihat mewah.
Tapi emang mewah deh,mwehehe
Pria itu masih sedikit merasa mengantuk, dan itu sangat tidak baik untuk tingkat kefokusannya.
Karena jika seseorang sedang mengantuk, maka dirinya akan menjadi sedikit kesulitan untuk fokus pada sesuatu yang sedang di kerjakan nya.
Haii, aku balik lagi sama kelanjutan kisah Daniel sama dita. Makasih buat yang udah baca dan aku harap kalian suka.
See you in the next chapter!!
Byeee!!

KAMU SEDANG MEMBACA
sugar Daddy
Fanfictionjangan ragukan kekayaan seorang Daniel Radcliffe,diabahkan bisa memberikan 500 produk Louis Vuitton untukmu dengan cuma cuma.