01

1.4K 135 31
                                    

HAPPY READING!
.
.
.
.
.

• • •

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Dipagi hari dengan embun yang masih menempel di dedaunan, dan udara yang masih sejuk. Terdapat Gempa yang duduk di kursinya sembari memerhatikan Dosen sekaligus dengan Ponsel pintarnya.

Kenapa Gempa merhatikan Ponselnya?, Karena Taufan, Duri dan Blaze tidak masuk ke kelas dikarenakan malas. Iya! Malas.

Gempa saja mulai cape mengurus 3 bayi itu, Tiba-tiba Dosen datang ke arah Gempa.

"Gempa!, Kenapa kamu tidak memerhatikan pelajaran dari tadi!. Apa yang kamu perhatikan diponselmu?" Ucap si Dosen.

Gempa terdiam dan nyinyir, Dosen itu merebut ponselnya, Tiba-tiba Taufan yang sedang memegang ponselnya terkaget ketika Dosen memanggilnya.

"Taufan? Kenapa kau tidak masuk sekolah hah!" Geram Dosen itu. Taufan pun dengan cekatan mengambil selimut dan handuk putih untuk ditempelkan di keningnya, Selimut untuk menutupi badannya.

"S-Saya sakit pak.. Agh" Tipunya. Dosen itu menggeleng tidak percaya. "Jangan Alasan Kamu!" Tegasnya.

"I-Iya pak! Uhuk, Kalau gapercaya tanya saja pada Blaze disamping saya ini." Ucap Taufan langsung memberikan Ponselnya kepada Blaze.

Blaze menaikan kedua alisnya tandanya penasaran. "Lah kok aku!?" Bisiknya. Taufan membalas bisiknya. "Udah Lakuin aja! nanti kita dua yang kena masalah!."

Dan bodohnya, Blaze malah mengikuti perintah Taufan.

Blaze geram. "A-Anu pak.. Taufan demam jadi gabisa datang" Tipunya. Dosen pun semakin geram. "KENAPA KAMU JUGA GA MASUK JUGA BLAZE?!" Teriak Dosen itu.

Blaze terdiam kaku. "A-Ahh, Saya menjaga Taufan pak.. Soalnya ga ada yang jaga." Tipunya.

Dosen itu hanya menghela nafas kasar. "Yasudah!, Jika kalian tidak masuk besok, Saya akan blacklist dari kelas. Jadinya kalian tidak boleh masuk sampai kalian lulus."

Taufan dan Blaze yang mendengar perkataan Dosen itu hanya mengangguk, dan segera menutup panggilan itu.

"Huft~ Hampir saja." Lega Taufan. Blaze memukul dahi anak itu. "Hampir saja hampir saja. WOI! KENAPA LO ALIHKAN PONSELNYA KE GUEE!" Teriak Blaze.

Taufan hanya menyengir 5 jari. "Hehe.. Maaf lah, Namanya reflek lazeee." Ucapnya. Blaze hanya mengangguk.

Pulang dari kuliah, Mereka semua balik ke kontrakan miliknya Boboiboy Elemental, Itulah sebutan untuk ke 7 kakak beradik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang dari kuliah, Mereka semua balik ke kontrakan miliknya Boboiboy Elemental, Itulah sebutan untuk ke 7 kakak beradik itu.

"Ayo berkunjung kekontrakan kami" Ajak Gempa. Yaya, Fang, Ying, dan Gopal menaikan alis mereka satu. "Tumben Gem, Ada apa?"

Gempa pun menggerakan bahunya ke atas yang tandanya tak tahu. "Tau tuh, Solar yang minta kalian semua datang ke kontrakan kami." Jelasnya.

Mereka semua mengangguk setuju. Sampai di kontrakan, Solar menyuruh mereka untuk berkumpul di ruang keluarga.

Solar datang dengan muka masamnya. Diapun membuka Bicara terlebih dahulu

"Ges!, Kita butuh uang lebih!, Bahkan uang dari video kita yang kemarin itu tidak cukup!" Ucap Lelaki bernama Solardan Rianno Alzahri.

"Nah aku ingin mengajak kalian untuk pergi ke suatu tempat horror, Hutan Mati. Huuu~ Viewers kita bakalan naik drastis gasii?!" Sambung Solar dengan Antusiasnya.

Lelaki bermata biru shappire yang bernama Taufan Raziel Alzahri pun mengedipkan matanya. "Lo gila? Itu Hutan terlarang anjir!, Mana bolehh di kunjungi oleh orang kaya kita ini" Ucapnya. "Gue tau!, Coba lo bayangkan, Kalau Viewers kita meledak gegara video kita ke Hutan Mati itu, Pasti cuan kita akan banyak!!"

Gempa menolak. "Tidak Solar, Kau tidak tahu betapa berbahayanya hutan itu?" Tolaknya. "Bahkan banyak orang yang sangat takut pergi kesana!, bahkan akses untuk pergi kesana hanya menggunakan perahu! di tengah-tengah sungat hutan itu Solar!" Jelas Gempa.

"Betul itu!, Kita tidak boleh masuk kekawasan orang asing secara seenaknya, Takut dikira kita pengganggu sama orang yang nempatin wilayah itu." Ini Taufan yang sambung.

Solar menghela nafas kasar. "Tapi ini untuk keuangan kita!, Jika kita tidak kesana, Uang kita akan menipis!" Jelasnya sekali lagi.

"Jika kalian tidak mau ikut, Maka biarlah aku pergi sendiri." Ucapnya. Gempa terbelalak kaget dengan pengucapan Solar.

"Tidak!, Yasudah kita ikut, Kalau ada apa-apa, Kamu yang salah! dan ingat, Harus Jaga Perilaku. Ngerti?" Kata Gempa menekan kan kata Jaga Perilaku. Solar mengangguk antusias.

"Okelah, Jika Gempa setuju, Ku harap kalian semua setuju yaa!" Tanyanya. "Sip!"

"Kita perginya besok pagi. Supaya enak aja gituu!" Sambungnya. Yang lain hanya mengangguk pasrah, Mereka tau betul bahwa Solar memang berani melakukan apa saja demi duit. Yang pasti tidak menjual badannya.

 Yang pasti tidak menjual badannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• • •

.
.
.
.
.

To Be Continued

.
.
.
.
.

• • •

ALAS PATI ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang