"Kita mau kemana, hyung?" Heran Gunwook. Pada siang itu, ia tiba-tiba diajak oleh Gyuvin ke suatu tempat. Gyuvin tidak menyebutkan secara spesifik dimana 'tempat' itu, ia hanya harus mengantar adiknya itu dengan cepat.
"Kau bakal tahu nanti." Singkat Gyuvin dingin. Sembari melajukan mobil nya, pikirannya kini berkecamuk. Ia berharap semoga setelah ini, urusan antara adiknya dan Seungeon berakhir. Baik atau buruk, Gyuvin sudah tidak peduli. Yang ia inginkan hanyalah penjelasan atas hubungan mereka berdua.
Sesampainya di gedung apartement milik Ricky, ia dan Gunwook turun dari mobil dan langsung naik ke lantai atas, dimana Ricky tinggal.
"Oi, Ricky hyung! Sudah lama sekali tidak bertemu denganmu." Ujar Gunwook senang setelah bertemu dengan Ricky. "Oh, Gunwook. Kulihat akhir-akhir ini kau sangat sibuk dengan perkuliahan mu." Jawab Ricky sambil tersenyum dan membalas pelukan dari Gunwook. Memang, mereka dulu sering bertemu meskipun hanya pergi berjalan-jalan biasa.
"Omong-omong, mengapa kita ada disini hyung?" Tanya Gunwook heran setelah mereka bertiga duduk di sofa ruang depan. Baik Ricky dan Gyuvin sama-sama diam dan saling bertukar tatapan.
"Uhm, Gunwook. Ikuti aku." Singkat Ricky sambil berdiri dan mengajak Gunwook menuju ke kamar nya. Gunwook yang masih kebingungan hanya mengangguk dan mengikuti Ricky dari belakang.
Setelah membuka pintu kamar milik Ricky. Gunwook menjadi terkejut bukan main. Ia melihat Seungeon, kekasihnya yang sudah lama ia rindukan, sedang duduk diatas kasur menunggu dirinya.
"H-hyung!" Ucap Gunwook senang sambil tersenyum riang setelah melihat Seungeon. "Gunwook..." Gumam lemah Seungeon sambil menatap Gunwook tidak percaya. Ia tidak mengira bahwa ia bakal berbicara dengan Gunwook di kamar Ricky.
Memang, setelah Seungeon setuju bahwa dirinya bakal berbicara langsung kepada Gunwook, Ricky dan Gyuvin segera membuat rencana untuk memastikan bahwa mereka berdua benar-benar bertemu secara langsung. Oleh karena itu lah, mereka menyepakati bahwa 'mediasi' itu akan dilakukan dirumah Ricky dan menyuruh Seungeon untuk datang lebih cepat. Mereka mengelabui Seungeon bahwa mereka bakal bertemu di sebuah coffee shop, namun sebelum itu Ricky dan Seungeon bakal menunggu Gyuvin untuk berangkat bersama, padahal pada saat yang sama, Gyuvin membawa Gunwook ke rumah Ricky.
Dan setelah itu, Ricky, yang berperan sebagai 'penengah' diantara mereka berdua, memulai proses 'mediasi' tersebut. Gyuvin sayangnya harus kembali ke kampus nya, dikarenakan jadwal perkuliahannya yang begitu padat. Sehingga pada saat itu hanya ada mereka bertiga.
"Kau semakin terlihat sehat akhir-akhir ini." Ucap Gyuvin sambil tersenyum ketika melihat adiknya itu tengah lahap memakan sushi. Pada hari-hari selanjutnya, mereka berdua pergi makan siang bersama di sebuah restoran Jepang.
"Ne? Ahahahah, benarkah? Biasanya 'kan aku seperti ini." Jawab Gunwook senang sekaligus bingung. Memangnya, 'sehat' yang dimaksud oleh hyung nya itu apa?
"Lanjutlah makan, aku pergi keluar sebentar." Kata Gyuvin sambil menatap ponselnya lalu langsung keluar dari restoran itu. Tadi itu, Ricky tiba-tiba mengirimnya pesan untuk menelponnya segera.
"Halo?" "Ya. Kau dimana?" Ucap Ricky langsung. "Aku dengan Gunwook di-" "Gunwook? Kau ada didekatnya?" Potong kembali Ricky. "Enggak, aku sudah diluar. Ada apa? Cepatlah, aku lapar." Lanjut Gyuvin.
Sementara hyung nya sedang sibuk di luar, Gunwook tetap melanjutkan makan siangnya itu. Untungnya hari itu Gyuvin yang membayarkan makan siang mereka, sehingga Gunwook bisa makan sushi sepuasnya.
Setelah 'mediasi' yang ia lakukan bersama dengan Ricky dan Seungeon, ia dan Seungeon sepakat untuk berpisah. Gunwook yang sudah mengetahui bahwa mantan kekasihnya itu kini sudah menjalin hubungan dengan sepupu nya itu hanya bisa menerima dan tidak mempermasalahkan nya. Lagipula, selagi ia dan Seungeon tetap berteman dan masih bisa bertemu, Gunwook tidak masalah.
"Hyung." Panggil Gunwook sesaat setelah melihat Gyuvin masuk. "Woah! Kau makan banyak sekali." Seru Gyuvin sambil melihat jumlah piring sushi yang tersusun rapi di atas meja. Ia bahkan belum makan namun adiknya sudah makan sebanyak itu, pikirnya.
"M-mianhae. Aku-" "Gapapa, lanjutkan saja. Aku justru senang melihatmu makan sebanyak ini." Jawab Gyuvin kepada Gunwook. "Cepatlah, kau nanti ada kelas lagi 'kan?" "Ne!" Angguk Gunwook.
Mungkin ia tidak jadi makan saja setelah melihat piring sushi yang adiknya makan itu. Ia sudah kenyang melihat adiknya makan dengan begitu lahapnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.THE END?
KAMU SEDANG MEMBACA
"C'est La Vie!"
Fanfiction[4th MINIBOOK] Gunwook tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Apakah ia memilih untuk terus bersama dengan Seungeon meskipun terus tersakiti? Atau memilih untuk meninggalkan Seungeon beserta 'sejuta' kenangan indah? 🌟 95% Baku 🌟 ZB1 things 🌟 Ini...