[4th MINIBOOK]
Gunwook tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Apakah ia memilih untuk terus bersama dengan Seungeon meskipun terus tersakiti? Atau memilih untuk meninggalkan Seungeon beserta 'sejuta' kenangan indah?
🌟 95% Baku
🌟 ZB1 things
🌟 Ini...
"Gunwook? Kamu baik-baik saja?" Tanya Matthew sembari menatap Gunwook dengan perasaan cemas. Sedari pagi, Gunwook terlihat seperti menahan kesakitan di perut bagian bawah nya.
"Tidak apa-apa, perutku sedikit sakit. Sepertinya karena memakan spicy dakbal bersama Gyuvin hyung kemarin." Ucap Gunwook. Memang, pada malam sebelumnya ia dan Gyuvin pergi berjalan-jalan sekaligus makan malam diluar.
"Masih sakit? Tunggu disini." Kata Matthew. Ia pun bersegera menuju ke dalam kamarnya untuk mencari obat untuk anaknya. Sementara itu, Gunwook tidak menjawab perkataan eomma nya. Ia hanya terduduk lemas diatas sofa sembari terus memegang perutnya yang masih kesakitan itu.
"Ini." Singkat Matthew sambil memberikan obat yang ia cari tadi. "Yang ini kamu minum sekarang, lalu yang ini kamu oleskan saja di perut kamu agar tidak sakit lagi." Lanjutnya sembari menjelaskan dua jenis obat yang ia berikan kepada Gunwook. "Kalau begitu, kamu pergi bersiap-siap. Kamu ikut ke rumah sakit saja dengan eomma-" "Aniya, eomma. Aku bisa dirumah sendiri-" "Dengan keadaan kamu seperti ini?" Potong Matthew. "Pergi bersiap-siap. Jangan membantah." "Ne." Singkat Gunwook lemah sembari berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kabar buruk. Kini Gunwook harus dirawat di rumah sakit. Sakit perut yang dialami oleh Gunwook rupanya bukan sakit perut biasa, melainkan penyakit usus buntu ringan. Ia pun langsung dirawat di rumah sakit tempat eomma nya bekerja.
"Jjinja-yo? Gunwook sekarang dirawat?" Kaget Gyuvin setelah ia mendapat kabar dari Matthew. "Eum. Kalau kamu pulang nanti, tolong bawa kan pakaian-pakaian Gunwook, oke?" Ujar Matthew. "Baiklah. Aku sudah dalam perjalanan pulang ke rumah. Apakah appa dan Yujin tahu?" "Sudah eomma bilang kepada appa. Nanti mereka juga kesini." Lanjut Matthew menjawab perkataan Gyuvin.
Setelah mematikan panggilan itu, Matthew pun kembali masuk ke dalam ruangan dimana Gunwook dirawat.
"Eomma. Apakah aku bakal baik-baik saja?" Tanya Gunwook sesaat setelah ia melihat Matthew masuk ke dalam ruangan dimana ia dirawat. "Tentu saja, Gunwook-ie. Untungnya kamu cepat dibawa ke rumah sakit sehingga perawatan yang kamu dapat tidak begitu parah." Jawab Matthew sembari tersenyum kearah anaknya. Jauh dari lubuk hati nya, Matthew tentunya merasa sangat sedih melihat kondisi anaknya kini.
"Kamu banyak-banyak istirahat, oke? Eomma belum bisa jaga kamu sekarang, masih ada beberapa pasien yang belum eomma tangani. Kamu gak apa-apa sendirian?" Ujar Matthew kepada Gunwook. Sebetulnya, Matthew tidak ingin meninggalkan Gunwook sendirian diruangan itu. Namun, ia masih memiliki pekerjaan yang tidak bisa Matthew tinggalkan begitu saja.
"Hm? Arraseo, eomma. Aku bisa sendiri kok." Angguk Gunwook. "Tapi nanti eomma kesini lagi 'kan?" "Tentu saja." Singkat Matthew sambil mengangguk. Setelahnya, Matthew pun bergegas pergi dari ruangan itu dan meninggalkan Gunwook sendirian.
Didalam ruangan itu, Gunwook hanya bisa berbaring lemah sembari menatap lurus ke depan, kearah TV yang sudah dihidupkan dan menyiarkan acara berita. Entah mengapa ia merasa sangat lemah setelah infus terpasang di tangannya. Apakah ia diberikan obat bius sehingga ia bisa selemah ini? Pikir Gunwook. Atau mungkin saja dikarenakan efek 'penyakit baru' nya.
Dan untungnya, tidak lama setelah itu Gyuvin pun datang. Ia tidak sendiri, ada Ricky yang ikut berjalan dibelakang Gyuvin.
"H-hyung." Ucap Gunwook sesaat setelah ia melihat Gyuvin dan Ricky masuk. Tanpa menjawab perkataannya, Gyuvin langsung berlari dan memeluknya.
"K-kau gak apa-apa?" Tanya Ricky terkejut setelah melihat kondisi Gunwook sekarang. Sementara itu, Gyuvin hanya diam saja sambil terus memeluk Gunwook yang tengah terbaring lemas. "Aku baik-baik saja. Hanya saja aku sedikit lemas." Jawab singkat Gunwook.
Meskipun ia sedikit sedih dikarenakan pujaan hatinya, Seungeon, tidak menjenguknya pada hari itu, Gunwook memaklumi hal tersebut. Mungkin saja ia sedang sibuk, pikirnya. Dan bisa saja Seungeon akan menjenguknya pada keesokan hari. Lagipula, sepertinya Gunwook akan berada di rumah sakit selama tiga hari saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu hari berlalu, dua hari berlalu, hingga tiba hari dimana Gunwook sudah dinyatakan sehat dan dapat pulang ke rumah nya, Seungeon tidak kunjung menjenguknya. Tidak ada yang tahu alasan mengapa Seungeon tiba-tiba menghilang begitu saja, termasuk Ricky (yang merupakan teman dekat nya Seungeon).
"Hyung, rasanya enak! Ini hyung buat sendiri?" Seru Gunwook senang sembari memakan milk pudding yang dibuat sendiri oleh Gyuvin. "Eum! Aku sengaja buat banyak agar kau bisa memakannya. Kau suka?" Tanya balik Gyuvin dan diangguki senang oleh Gunwook.
Diperjalanan pulang, mereka sempat pergi ke restoran Korea untuk makan siang disana. Hanya berdua saja, dikarenakan Matthew dan Jiwoong masih sibuk. Begitu juga dengan Yujin yang masih bersekolah.
"Hyung." Panggil Gunwook kepada Gyuvin. "Apa?" Tanya balik Gyuvin. "Apakah hyung ada melihat Seungeon hyung di Kampus?" Tanyanya. "Tidak, tidak. Ia juga sudah lama tidak berada di Kampus." Jawab Gyuvin. "Hm? Tidak masuk kelas?" Heran Gunwook. Aneh sekali, pikir Gunwook. Seungeon bukannya seseorang yang suka membolos kelas. Apakah ia sedang mengambil cuti? Atau jangan-jangan Seungeon juga sedang sakit parah sepertinya?
"Entahlah, aku tidak tahu." Geleng Gyuvin. "Makan lah, cepat. Biar kau bisa pulang dan beristirahat." "Ne, hyung." Ujar Gunwook pelan. Ia cukup khawatir mengenai keberadaan Seungeon hyung nya.