Puzzle Piece; Sunday Night

51 4 0
                                    

"Ya! Jadi kamu belum buka punyaku? Sedih sekali." Kata Gyuvin kepada Yujin. Pada hari itu, Yujin dan Gyuvin sedang melakukan video call bersama. Sebetulnya ada Gunwook, hanya saya Gunwook sedang sibuk. Sehingga dalam video call itu hanya ada Gyuvin dan Yujin.

"Belum. Aku saja tidak tahu hadiah mana yang dari hyung." Geleng Yujin. Ia bahkan belum membuka beberapa hadiah-hadiah berukuran besar yang lain, ia masih sibuk belajar. "Nanti saja aku cari, memangnya punya hyung yang mana?" "Kamu memangnya sudah buka semua kotak puzzle yang kemarin?" Tanya balik Gyuvin dan digelengi oleh Yujin.

"Benarkah? Padahal ini sudah lewat beberapa hari dari hari ulang tahun kamu. Masa iya kamu belum buka semua?" Bingung Gyuvin. "Belum, hyung. Bukankah kemarin hyung yang bilang untuk tidak langsung membukanya sekaligus?" Ujar Yujin kepada Gyuvin.

"Hm, ada betulnya juga." Angguk Gyuvin dengan nada pelan. "Tumben sekali kamu menuruti perkataanku. Biasanya kamu 'terobos' saja." "...memangnya kenapa kalau aku sedang patuh begini." Datar Yujin. Memang, ia selalu salah dimana Gyuvin.

Mereka berdua terus melakukan video call hingga Gyuvin memutuskan panggilan itu terlebih dahulu. Dan setelah itu berakhir, Yujin pun melanjutkan tidurnya. Hari itu sedang libur, Yujin sengaja menghabiskan waktunya dengan tidur-tiduran saja sebelum pergi berlatih sepak bola malam nanti.

 Hari itu sedang libur, Yujin sengaja menghabiskan waktunya dengan tidur-tiduran saja sebelum pergi berlatih sepak bola malam nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada keesokan malamnya, Yujin mulai membuka kembali kotak puzzle yang ketiga. Setelah belajar tadi, kepalanya menjadi pusing. Mungkin dengan memasang puzzle sambil mendengarkan musik kesukaannya bakal menenangkan pikirannya, batin Yujin dalam hati.

Pada potongan-potongan set puzzle ketiga itu, Yujin langsung tahu bahwa gambar yang ada di sana adalah gambar sebuah mobil. Meskipun begitu, untuk membenarkan dugaannya itu, Yujin tetap merangkai puzzle itu.

.
.
.

"Ya, Yujin-ie! Mau ikut denganku ke rumah Ricky?" Tanya Gyuvin sambil menepuk pundak adiknya itu. Yujin yang sedang asyik menonton acara televisi langsung menoleh dan menggeleng. Ia kebetulan sedang malas sekali untuk keluar pada sore itu. Selain cuaca panas, mood Yujin juga sedang tidak bagus.

"Cepatlah, temani aku. Sebentar saja kok, setelah itu kita bisa pergi ke toko dessert yang baru buka-" "Kajja!" Seru Yujin bersemangat sambil berlari ke kamarnya untuk mengambil jaket. Melihat hal itu, Gyuvin menjadi gemas bukan main.

Sesuai dengan ucapannya, Gyuvin benar-benar mengajak adik kesayangannya itu pergi ke sebuah toko dessert yang baru saja buka di dekat rumah mereka. Toko itu memang milik salah satu teman sekolahnya Gyuvin, dan ia juga memiliki janji dengan temannya itu untuk bertemu disana.

Dan kali ini, Gyuvin membawa mobilnya sendiri. Omong-omong, Gyuvin kini sudah mempunyai mobil sendiri. Itu merupakan hadiah dari kedua orang tua nya setelah Gyuvin mendapatkan nilai terbaik ketika ujian akhir semester di Universitasnya. Mobil yang didapatnya itu merupakan mobil sedan yang memiliki sunroof (awalnya tidak punya, namun Gyuvin sendiri yang meminta agar mobilnya dipasang sunroof).

Pada malamnya, dalam perjalanan pulang dari toko dessert itu, Gyuvin sengaja mematikan AC mobil nya dan membuka sunroof dan kaca jendelanya. Dengan segera Yujin pun naik ke atas, sehingga kepala nya sudah berada di luar sunroof itu. Sambil mendengarkan musik-musik yang mereka bersua sukai, Gyuvin dan Yujin menikmati malam itu dengan sangat menyenangkan.

.
.
.

Dan entah mengapa, Yujin tiba-tiba teringat sesuatu.

Dengan segera ia pun mulai mencari-cari barang yang ia curigai sebagai hadiah dari Gyuvin. Seingatnya, ketika ia sedang membuka hadiah-hadiah yang berukuran kecil, ia menemukan sebuah kotak yang berisi sebuah helmet sepeda dan ada semacam kertas kosong. Meskipun kosong, Yujin sebetulnya tahu bahwa kertas itu memiliki tulisan. Hanya saja, ada cara khusus agar tulisan itu muncul.

Caranya mudah, yang Yujin lakukan hanyalah mencoret-coret kertas itu dengan pensil dengan ringan sehingga tulisan-tulisan itu muncul. Bagi Yujin, hanya Gyuvin yang memiliki ide unik seperti ini.

"Teruntuk Kim Yujin,

Yo, Yujin! This is your favorable hyung. Gyuvin. I brought you this just because i suddenly was thankful for the bike ride together. Mungkin setelah aku pulang nanti, kita bisa pergi bersepeda lagi.

See you, anak bayi!"

Yujin pun tersenyum sembari terkekeh ringan setelah membaca surat itu. Siapa sangka bahwa hyung nya itu memberinya sebuah helmet sepeda? Kembali lagi Yujin teringat dengan salah satu kenangan bermain sepeda dengan kedua hyung nya.

.
.
.

"Yujin! Hati-hati." Seru Gunwook kepada Yujin. Dengan segera Yujin langsung membelokkan sepedanya untuk menghindari lubang kecil itu. Meskipun kecil, namun lubang itu cukup dalam. Bisa saja Yujin terjatuh nanti jika tetap melewati lubang itu.

Pada minggu sore hari yang begitu sejuk, mereka bertiga memutuskan untuk bermain sepeda bersama. Sebetulnya mereka pergi bersama Jiwoong dan Matthew, hanya saja kedua orang tua mereka memilih untuk jogging mengelilingi lapangan itu. Dan karena mereka bertiga membawa sepeda sendiri dari rumah, mereka pun bermain sepeda saja.

Sepeda mereka itu merupakan pemberian dari appa nya appa mereka (kakek), masing-masing juga berbeda warna. Merah untuk Gyuvin, putih untuk Gunwook, dan kuning untuk Yujin.

Mereka terus bermain sepeda hingga tidak terasa waktu sudah hampir malam. Dengan segera mereka bertiga kembali ke arah parkiran mobil, dimana Matthew dan Jiwoong sudah menunggu mereka sedari tadi.

.
.
.

Dengan segera Yujin pun langsung meletakkan helmet itu diatas lemari nya. Mungkin besok ia bakal mendekorasi helmet itu dengan stiker-stiker agar terlihat bagus, sama seperti sepedanya.

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang