Birthday

2.7K 165 122
                                    


Yuhuuu... akhirnya debut cerita baru👏👏

Sekarang kita pakai bahasa baku ya seng,
Berhubung bahasa baku itu gampang-gampang susah, jadi maklumi aja kalau kosa katanya masih kurang.

Selamat reading....




/\●●/\





Pukul 05.25 KST

Mentari yang terbangun dari istirahatnya mulai menyinari kota Seoul dan berusaha menerobos setiap celah rumah penduduk. Terlihat satu rumah sederhana yang lumayan kecil dan di tumbuhi oleh beberapa jenis bunga di halaman depannya. Tampak tetesan embun pagi yang selalu setia menyapa setiap tanaman yang dirawat dengan baik oleh pemilik rumah.

Seorang gadis berusia 15 tahun yang baru saja membuka matanya, sedang mencoba beradaptasi dengan cahaya matahari yang mulai menembus kaca jendela kamarnya. Beberapa kali dia membuka tutup matanya, menguap dan meregangkan seluruh tubuhnya untuk melenturkan otot-otot yang terasa kaku.

Lalu ia segera bergegas ke dapur mempersiapkan kejutan untuk sang adik yang telah ia rencanakan sejak semalam. Dia membuka lemari es dan meraih birthday cake dari dalam sana, tidak lupa dengan lilin angka 1 dan 4 yang ia taruh di atas kulkas.

Kemudian dia membawa cake tersebut ke meja makan kecil yang ada di sebelahnya, memasang lilin di atas cake dengan ekspresi bangga. Bersyukur karena ia masih memiliki adiknya sebagai anggota keluarga satu-satunya.

Dia berjalan menuju kamar sang adik dengan membawa cake yang telah ia siapkan. Perlahan tangannya membuka pintu kamar dan mendapati adik tersayangnya masih setia terbungkus selimut.

Senyum yang tak pernah luntur setiap kali sang adik ada di hadapannya, lalu ia duduk di tepi ranjang sang adik dan mengusap surai hitam gadis kecil itu dengan lembut. Di kecupnya kening sang adik dengan durasi beberapa detik sambil merapalkan doa dalam hati.

Merasakan sentuhan lembut di keningnya, gadis kecil itu membuka matanya dan menemukan wajah sang kakak yang tersenyum indah di hadapannya. Senyum yang ia harap tak pernah hilang dari wajah sang kakak, lalu ia membalas dengan senyum yang tak kalah manis, kemudian ia merubah posisinya menjadi duduk.

"Good morning onnie" mencium pipi orang yang ia panggil onnie

"Morning adik onnie" mengangkat cake di tangannya

"Wahh.... kapan onnie mempersiapkannya?" Sangat antusias

"Ada deh" mulai menyalakan lilin

"Sebelum tiup lilinnya berdoa dulu" menghadapkan cake tepat di depan sang adik

Gadis kecil itu menuruti perkataan sang kakak dan mulai menutup mata lalu menyatukan ruas jemarinya. Selesai dengan permintaannya pada Tuhan, ia membuka matanya.

"Sekarang tiup lilin" mengarahkan sang adik

Tiup lilin segera dilakukan dan cake tersebut di simpan di atas nakas kecil yang ada di samping ranjang.

"Happy birthday Canny, adik tersayang onnie" menciumi seluruh bagian wajah sang adik dan terakhir memeluknya

"Makasih Rora onnie" membalas pelukan kakak

"Apa yang kau inginkan sebagai kado, hm?"

"Tidak ada onnie"

Rora melepaskan pelukannya menatap netra hitam Canny.

"Kau yakin? Kau paling anti jika di ulang tahunmu tidak ada kado" menatap ragu

Memang benar, sejak dulu Canny paling anti jika orang-orang tersayangnya tak memberinya kado. Rora sebagai kakak jadi sering menjahilinya dengan mengatakan tidak punya kado, yang membuat Canny berguling-guling di lantai. Padahal Rora selalu mempersiapkan kado dari jauh hari dan menyembunyikannya di kamar Canny. Dia akan memberitahu letak kadonya dimana setelah puas menjahili adik kecilnya itu.

WARM WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang