Haechan berada di kamar mandi, terbatuk-batuk dan terengah-engah, dua kelopak bunga berwarna merah muda keluar dari mulutnya dan jatuh ke wastafel. Saat itulah Haechan tahu bahwa dia berada dalam masalah besar.
Pemuda itu menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Setiap kelopak yang terlepas dari bibirnya menyisakan rasa sakit yang mendalam di hatinya.
Sebenarnya, dia telah merasa sesak di dadanya sejak dua minggu yang lalu. Selain itu, napasnya sering tersendat, dan ia tidak pernah menduga bahwa semuanya disebabkan oleh paru-parunya yang menumbuhkan kebun bunga.
Haechan mencintai seseorang yang tidak pernah menyadarinya lebih dari sekadar teman. Setiap hari, dia berjuang dengan perasaan cintanya yang tidak terbalas, namun ia tak bisa membantah bahwa rasa itu semakin menguat dengan setiap detik yang berlalu. Namun di sisi lain, ada ketakutan yang merajalela di dalam dirinya. Ketakutan akan penyakit yang melanda tubuhnya, memunculkan bunga-bunga merah muda yang semakin hari semakin mengancam keselamatan hidupnya.
Haechan menutup matanya rapat-rapat, berusaha menahan air mata yang ingin meleleh. Bagaimana mungkin dia harus memilih antara hidup dengan rasa sakit yang tak tertahankan atau meninggalkan dunia ini dengan perasaan cinta yang tidak terucapkan? Setiap napasnya terasa seperti pilihan yang tak terhindarkan, dan ia merasa semakin terjebak dalam keputusan yang tak ada yang bisa diambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossoms of Unrequited Love | HYUCKREN
FanfictionHaechan tidak memiliki perasaan terhadap Huang Renjun. Sungguh. Dia tidak tergila-gila dengan setiap gerakan dance Renjun, dia tidak jatuh cinta dengan cara Renjun membuat aegyo. Dia tidak, dan itu tidak akan terjadi, tidak peduli apa kata teman-tem...