Jisung tidak bisa berpura-pura tidur karena Renjun membuka pintu kamarnya tiba-tiba, membuatnya terkejut. Dia dengan cepat menyembunyikan ponselnya yang tadi digunakan untuk bermain game.
Pemilik marga Park mengangkat kepalanya, matanya bertemu dengan Renjun yang berdiri di ambang pintu dengan ekspresi ragu. Meskipun malam sudah larut, cahaya lembut dari luar masih menyinari wajah Renjun, menyoroti kerutan kecil di dahinya
Jisung merasa aneh karena biasanya Renjun akan marah ketika Jisung kepergok belum tidur, tapi itu merupakan hal yang baik. Dia tidak akan tahan dengan omelan hyungnya di tengah malam. "Silahkan hyung," Jisung memberi isyarat untuk Renjun masuk ke dalam.
Renjun masuk dan duduk di samping tempat tidur Jisung, tatapannya melayang ke arah jendela yang menampilkan pemandangan kota yang hening di malam hari. Wajahnya tampak penuh dengan pemikiran yang dalam, seperti dia tenggelam dalam pikiran yang berputar-putar.
"Apa ada yang mengganggumu, hyung?" tanya Jisung dengan nada lembut, mencoba membuka percakapan.
Renjun menggelengkan kepala dengan pelan, masih terlihat terfokus pada jendela di depannya. "Tidak," jawabnya dengan suara rendah, "Em.. mungkin sedikit." Ujarnya lagi, kali ini dia menoleh untuk melirik Jisung sekilas.
Jisung memperhatikan ekspresi Renjun yang terlihat cemas, mencoba membaca pikirannya.
"Tidakkah menurutmu Haechan sedikit berubah akhir-akhir ini?" Renjun bertanya, ekspresinya mencerminkan kekhawatiran yang dalam.
Jisung berpikir sejenak sebelum menjawab, mempertimbangkan kata-katanya dengan hati-hati. "Hmm, aku tidak yakin. Dia masih sama jahilnya seperti biasanya..."
Renjun diam, dan Jisung melanjutkan dengan hati-hati. "Mungkin hanya kepadamu, hyung?"
"Iya kan? Kau juga menyadarinya ya? Dia seperti menghindariku." Renjun menggumamkan pikirannya dengan suara yang hampir terdengar rapuh.
"Kenapa dia seperti itu? Apa aku berbuat salah padanya?" Renjun bertanya dengan nada yang penuh kebingungan.
Jisung merasa tertekan oleh pertanyaan itu, merasa tanggung jawab untuk membantu Renjun dalam situasinya. "Aku tidak tahu, hyung. Cobalah untuk berbicara dengan Haechan hyung," sarannya terdengar sederhana tetapi tulus.
Renjun mengangguk, ekspresinya terlihat sedikit lebih ringan dengan harapan baru yang muncul dalam pikirannya. "Kau benar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossoms of Unrequited Love | HYUCKREN
FanfictionHaechan tidak memiliki perasaan terhadap Huang Renjun. Sungguh. Dia tidak tergila-gila dengan setiap gerakan dance Renjun, dia tidak jatuh cinta dengan cara Renjun membuat aegyo. Dia tidak, dan itu tidak akan terjadi, tidak peduli apa kata teman-tem...