Si kecil Alden yang sudah memasuki usia 10 bulan, kini tengah giat sekali belajar berjalan tak jarang membuat Rinjani kelimpungan sekali menjaga bayi yang tak mau diam ini
Rinjani memilih untuk mengajari Alden langsung cara berjalan yang benar tanpa alat bantu baby walker sehingga ia kelelahan sendiri, Sebagai orang tua baru, Rinjani juga mau yang terbaik untuk putra pertamanya termasuk soal pola asuh sejak bayi, seperti pagi ini saat sang suami libur kerja dan bergantian untuk menjaga Alden yang sangat aktif itu Rinjani protes ketika melihat sang suami meletakan putra mereka duduk diatas kepalanya
"Sayangg... Jangan ajari anaknya duduk di leher kamu begitu" Ucap Rinjani lembut
"Gapapa, kan ini saya pegangin" Kata Indra
"Bukan peganginnya, aku ga suka anak aku nanti belajar kurang ajar sama papanya turunin aja" Ucap Rinjani dituruti suaminya namun Alden mulai merengek keras kepala ingin di gendong tinggi dan di letakkan di belakang kepala papanya lagi
"Eh eh... Ga usah mulai drama ya bayik, Alden ga boleh begitu sama papa.. Harus sopan, mama gigit nih kakinya" Rinjani menasehati bayi kecil itu namun tidak di gubris, sifat Alden benar benar seperti dirinya begitu keras kepala dan susah di bantah
"Aku masih kecil mama.. Jangan keras keras" Ucap Indra memainkan tangan Alden yang masih merengek
"Harus keras, biar ga kebiasaan yangg" Rinjani kekeh membuat Indra tersenyum, ia menyerahkan pendidikan non formal Alden pada sang istri yang notabennya akan mengawasi dan mengajari putranya 24 jam
"Kasian anak saya ni, di didik keras banget sama istrinya kopasus" Ucap Indra menggoda Rinjani
"Jalan lagi aja sanaa... Belajar jalan lagi sama papa, biar papa sakit pinggang" Ucap Rinjani
"Kalau bikin papa sakit pinggang gapapa, tapi kalo duduk di kepala papa ga boleh ya nak itu ga sopan sayangkuu" Rinjani menciumi wajah tampan putranya
"Jangan terlalu keras sama anaknya yangg ah" Ucap Indra
"Anak kita boleh nakal kalau mau nakal, asal ga boleh kurang ajar sama orang tua apa lagi papanya, ga boleh banget" Rinjani ingin Alden tumbuh sebagai laki laki yang hebat seperti sang ayah
"Pokoknya kita harus kayak gini yangg, apapun yang terjadi nanti.. Kamu ga boleh marahin anak aku, ga boleh sama sekali biar aku aja yang ngamuk ngamuk, kamu harus jadi idola anak anak pokoknya jadi pahlawan ... anak anak biasanya lebih memaafkan kesalahan mamanya dari pada papanya, aku mau mereka menaruh hormat setinggi tingginya pada orang tua khususnya kamu" Ucap Rinjani lagi
"Kenapa begitu? Enggak lah, kamu juga.. Anak anak harus menghormati orang tua sama besarnya" Kata Indra
"Aku liat kamu berjuang sangat keras untuk kita" Ucap Rinjani
"Sudah tanggungjawab saya yangg, lagian ga ada apa apanya kalau di banding kamu berjuang buat Alden" Jawab Indra, ia benar benar merasa di cintai oleh wanita ini dan diapun begitu, entah bagaimana hidupnya andai yang ia peristri bukan Rinjani Chandra Dewi binti Alkam Wijaya
"Yaa berarti tanggungjawab aku juga ngajari anak anak kita, iya kan ndut" Ucap Rinjani menoel noel perut buncit Alden
"Mau berapa? " Tanya Indra membuat Rinjani mendongak
"Apa? " Tanyanya balik
"Anak, mau berapa anak?" Ide jahil mulai terlintas di pikiran Indra
"Anak masih kecil yangg, jangan ngomongin adeknya dulu dong, Istighfar yangg... pusing akuu" Ucap Rinjani bermain dengan tangan mungil itu
"Namanya juga rejeki yangg, gaboleh nolak" Kata Indra sambil mencolek lengan Rinjani dan mengedipkan sebelah matanya
*****
Pagi ini Indra bangun tidur dengan kondisi tubuh kurang fit, pasalnya selain kegiatan yang padat dan istirahat yang kurang akhir akhir ini napsu makannya menurun drastis
"Kamu yakin ga mau ijin aja yangg? " Tanya Rinjani khawatir pasalnya suaminya itu terlihat pucat dan sedikit demam
"Bapak hari ini banyak kegiatan, saya ga bisa ijin dadakan begini" Ucap Indra lirih
"Oke, tapi aku anter aja sampe tempat bapak ya? Nanti standby terus handphonenya ya? " Kata Rinjani sambil membantu sang suami memakai jaket tak lupa memberikannya masker sekali pakai
Setelah meletakkan Alden di car seat miliknya Rinjani segera bergegas mengantar Indra ke rumah dinas Presiden Indonesia terpilih 2024 tersebut,Saat memasuki pelataran rumah beberapa orang tampak memberikan hormat pada Indra dan Rinjani
"Kalau ada apa apa hubungi aku cepet cepet oke? Jangan makan pedes, jangan minum es, jangan banyak tingkah, jangan marah marah" Rinjani memberikan segudang petuah pada sang Indra seolah suaminya itu seorang remaja berusia belasan tahun
"Iya sayangg.. Udah ah, saya kayak Alden aja di omelin mulu" Ucap Indra
Setelah berpamitan Rinjani kembali ke rumah dan melanjutkan aktifitasnya seperti biasa
Suami 🐻
Yangg, aman??
11.46👍
11.49Sudah makan?
11.50Abis ini
11.54Setelah memastikan kondisi suaminya tidak seburuk saat meninggalkan rumah tadi pagi, Rinjani kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda yakni mencuci pakaian dengan bantuan mesin cuci tentunya
Di tengah kegiatannya memasukan pakaian satu persatu kedalam mesin cuci, kegiatan Rinjani itu kembali terhenti saat mulai mengingat ingat sesuatu yang sangat penting saat melihat tumpukan baju kotor itu, Rinjani menghembuskan nafas semoga saja hanya firasatnya saja
Dering telephone berbunyi nyaring membuat Rinjani kembali menunda memasukan tumpukan pakaian itu, keningnya mengkerut saat layar telephone pintar miliknya menampilkan ID Rizki Irmansyah
"Selamat siang bu, mohon ijin" Ucap Rizki
"Iya siang om Rizki, ada apa? " Tanya Rinjani penasaran karna jarang sekali bahkan hampir tidak pernah Rizki menelpon dirinya
"Amm kira kira bu Rinjani apa bisa datang ke rumah sakit cempaka ya bu?" Ucap Rizki lagi dengan suara khawatir
"Ada apa dulu? " Tanya Rinjani balik
"Ijin bu, Pak Indra kami larikan ke rumah sakit karna tapi tiba tiba pingsan di kediaman bapak, tapi ibu jangan khawatir beliau masih di periksa oleh dokter" Kata Rizki hati hati
Tanpa menunggu lama Rinjani langsung bersiap, melihat sang putra tengah tertidur pulas membuat Rinjani mau tak mau harus membangunkannya karna lebih tak mungkin bila Alden di tinggalkan di rumah sendirian
Setelah membangunkan Alden dan mengganti bajunya, Rinjani bergegas menuju rumah sakit yang di maksud.. Saat baru saja sampai di parkiran Rinjani di jemput oleh Deril
"Selamat siang ibu, sebelah sini saya antar.. " Ucap Deril sambil memberi hormat
"Siang om Deril, minta tolong gendong Alden om, lemes banget saya saking paniknya" Kata Rinjani sambil memberikan Alden pada Deril, ia benar benar tak memiliki tenaga karna khawatir, suaminya yang selalu baik baik saja selama ini tiba tiba di larikan ke rumah sakit karna pingsan tentu saja ia panik bukan main
Sementara bayi kecil itu seolah tau bahwa situasi ini sangat genting, ia sama sekali tidak rewel, se sampainya di UGD Rinjani melihat Rizki yang tengah menunggunya di depan ruangan
"Selamat siang bu" Ucap Rizki memberi hormat
"Siang om Rizki, gimana suami saya? " Tanya Rinjani tak sabar
"Mari bu saya antar ke ruang dokter" Ucap Rizki mengarahkan Rinjani pada ruangan dokter yang menangani suaminya
Bersambung....

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Negara S1 [SELESAI]
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Berikut adalah cerita FIKSI -Karna hanya kamu, yg mampu membuat saya berfikir akan pernikahan ( Indra W)